Minggu, 31 Januari 2010

Puisi: P a s r a h

Puisi: P a s r a h
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 31 Januari 2010


Bunga Mawar merah ini telah tumbuh di hati yang merindu
yang mengepak sayap terbang ke langit yang membiru
menerobos lapisan atmosfir yang menyapa ramah
melayang dalam rengkuhan sang dewi malam yang tersipu

Kupersembahkan bunga ini untuk dirimu yang ada di sana
di kejauhan diri sepanjang mata memandang
membelah perjalanan sang waktu yang tertunduk malu
membelai rasa indah bunga Melati yang tersenyum merekah

Dedaunan hijau dan kuning berkumpul untuk saling mengasihi
menebar pesona pada sang ranting yang mengangguk ...setuju
menepuk bahu sang dahan yang diam termangu-mangu
merangkul serumpun padang ilalang yang terhampar di kaki bukit
agar semuanya menyukai dirimu....mengasihi dirimu yang tertegun luruh

Burung merpati dan sang Murai Jalak telah lama mengetahui isi hati ini
sehingga tidak lah salah kalau mereka pun bersenandung riang
menyambut sang Mentari yang bangkit dari rasa terlelapnya
melepas bayang mimpi yang tak kan pernah tersampirkan di pundaknya

Ikan tuna dan sang lumba-lumba sudah mengerti akan kerinduanku
yang ku bisikkan dalam bayang semilirnya sang bayu yang menantimu
yang kan ku bawa terbang melayang dalam angan dan khayalku
agar mimpi ku bisa ku sampaikan dengan segenap ketulusan hati ku
yang ku tujukan buatmu seorang...yang sedang menunggumu dengan sabar

Semuanya telah ku beritahukan pada sang pengarang cerita
pada sang pujangga yang menarikan tarian penanya di atas tuts komputer
agar curahan isi hatiku bisa ku ungkapkan dalam relung hatimu
yang memandang mu dengan terpana dalam putaran arus asa ku
agar kerinduanku ...menyatu ...berpadu dengan kerinduanmu yang berkobar
dalam satu wadah ...di relung kerinduan lilin yang menyala temaram

Apakah kau bisa mengerti suara hati ini
yang lama menanti mu dalam keheningan yang bergelora
dalam kesendirian yang menggebu
yang merindukan dirimu ...meski hanya dalam batas wacana kosakata saja...
tanpa lebih dari itu...

Kerinduan ini nampaknya akan semakin pupus
jikalau dirimu masih belum mengerti akan gemericiknya suara air yang mengalir
akan rintiknya sang hujan yang turun semalam
akan desirnya angin yang melangkah perlahan ke peluk hangatmu

akan sia-sia saja penantian ini...jikalau dirimu masih seperti yang dulu...
yang masih memandangku dengan sebelah hati saja...
yang masih menatapku dengan rona mata yang tanpa ekspresi jiwa...
tanpa mau merubah .....untuk mencintaiku...
aku hanya bisa pasrah...tak berdaya lagi...

Sabtu, 30 Januari 2010

Puisi: Kedamaian nuansa alam

Puisi: Kedamaian nuansa alam
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Pagi telah terbit di pelataran rinduku
menepuk bahuku untuk tempat bersandar
menemani sang Surya yang mulai memancarkan sinarnya
menghangatkan tanah liat yang tertidur kedinginan

Mentari pagi menyuburkan dedaunan yang tersentuh ranting lunak
mentertawai dahan yang merangkul sang pohon yang terlena ...sepi
merengkuh cahaya sang mentari yang membias seribu sinar
dalam kabut pagi yang mulai menggeliat dari lelapnya yang terdiam

Senandung burung nuri dan burung perkutut meramaikan suasana alam raya
saling bernyanyi dalam nada keceriaan yang terangkai indah
saling menyapa dan bercanda tawa untuk terbang bersama
mencari makan untuk keluarganya yang masih kecil dan membutuhkannya

bunyi tupai yang meloncat di antara pepohonan telah membuat geli dahannya
terasa dingin dan menghentak nadi ranting yang tertawa ceria
memanggil sang bayu agar meniupkan desahannya yang lembut dan halus
agar udara bisa kembali bersih dan sejuk...dalam kedamaian yang abadi

Tarian dedaunan terus bergoyang mengikuti semilirnya angin yang bertiup
meruntuhkan dedauan kering yang menguning untuk diganti dengan yang baru
yang lebih segar dan menghijau ...
menjadikan daunnya rimbun untuk saling mengenal lebih dekat....

Alam terasa sangat bersahabat dengan sang bayu
yang saling bertegur sapa
yang saling berjabat tangan
untuk saling menjaga kesejukan alam yang terus bernyanyi dengan riangnya....
mewujudkan kedamaian nuansa alam yang indah dan abadi....

Puisi: A n g a n k u

Puisi: A n g a n k u
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Anganku melambung tinggi ke langit nun jauh di sana
membumbung tinggi...tak terlihat lagi
terbang melayang menembus angkasa
mencari kemandirian yang tak kan pernah kenal lelah

Anganku terus berlari mendahului bayang-bayangku
melesat pergi bagai anak panah yang terlepas dari busurnya
mencari sebutir berlian di dalam gemuruhnya ombak laut yang bergelora
'tuk sang primadona di hatiku yang tersungging senyum indahnya

Anganku terus berkelana ...mengembara...
melewati padang rerumputan hijau dan bukit yang terjal
mendaki bukit dan pegunungan yang tinggi
menuruni lembah ngarai yang terbentang luas

menyusuri anak sungai yang berliku
melayang terbang di samudra biru yang terhampar
melambai pada sang pucuk pinus yang tertawa senang
menebar senyum pada dedauann nyiur yang berdansa riang

Anganku terus berlari kencang
melewati waktu yang berjalan lamban
menerobos sang bayu yang bertiup sepoi basah
menegur sang hujan yang turun rintik ke bumi

Anganku terus melangkah maju bersama bayang mimpiku
mengejar impian yang berada di peraduan sang Mentari pagi
yang tergantung di diinding sang Bintang di langit
yang kan kugapai dalam rasa cita-citaku yang melambung tinggi

Kemilau sang Pelangi yang memancarkan sejuta warna
tersenyum bersama sang Awan yang bergayut ceria di hati ini
menyongsong masa depan yang terhampar di permadani asaku
'tuk kuraih dalam ketekunanku yang tersemai indah....

Anganku ...mimpi indahku...
yang hanya ada dalam permainan kata bijak
yang tersusun indah dalam kosakata nada
yang kan teraih dalam usaha nyata....
bersama doa dan semangat kemauan yang tinggi
yang kan tergapai dalam tekad yang membaja....

Puisi: Saat indah menyentuh hatiku

Puisi: Saat indah menyentuh hatiku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Aku hanya berdiam diri saat kau menatapku lembut
aku hanya berdiam diri saat kau tersenyum padaku
aku hanya terdiam saat kau sebut namamu di hatiku
saat kau jabat erat tanganku yang terjulur kearahmu...

Saat yang indah telah menyentuh relung hatiku
saat kau buka diriku untuk menerima rasa indahmu
saat kau bimbing diriku untuk berani memandang sang Mentari pagi
saat kau beri daku rasa kepercayaan diri yang melambung

Entahlah ....
aku tak mengerti semua itu....jikalau kau tidak hadir di hatiku
aku tak tahu apa yang disebut dengan rasa rindu tanpa adanya dirimu
semuanya aku tak kan tahu...jikalau kau tidak tersenyum padaku

Kini ...rasa itu telah membuka rasa dinginnya hatiku yang membeku
yang lama tak pernah berpijar dan berpendar lagi
sejak sang waktu telah meninggalkan diriku ...
pergi entah kemana....aku tak tahu...

Keikhlasan dan kesabaranmu menanti hati indahku
telah mencairkan semua angan dan khayalku pada sang Rembulan malam
yang dulu tak pernah kusentuh dalam bayang mimpiku
yang tak kupedulikan dalam nuansa kesibukanku ...yang kaku dan lugas....

Kini...senyummu telah meluluhlantakkan rasa egoku
rasa yang selalu kupuja dan kudamba dalam diri ini
namun...kini ...semua itu telah kucampakkan
dan kugantikan dengan rasa indahnya senyummu yang manis
yang telah menggoda dan menyentuh relung hatiku yang terdalam

Buatlah daku merasa lebih hidup dengan dirimu
buatlah daku merasa memiliki lagi pegangan hidupku
yang dulu pernah pupus ...karena rasa egoku yang tinggi
yang kini tak lagi ku perhatikan ...dalam sudut mataku yang berbinar...

Biarlah sang awan terus menatap rindu padaku
biarlah sang bintang terus berkejap mata pada diriku
namun hatiku hanyalah untuk dirimu seorang...
yang kini hadir di relung hatiku yang terindah...

tak kan kubiarkan kau pergi meninggalkan diriku...
tak kan kubiarkan kau bersedih...
tak kan kubiarkan kau terluka...
kan ku buat dirimu merasa sejuk dan bahagia bersamaku

Dulu...
daku pernah luluh karena cinta...oleh sang waktu...

Kini...
daku bangkit dari rasa itu...karena cintamu padaku...
yang kan kurawat dan kupelihara ...selamanya...
hanya untukmu..., kasihku...

Puisi: Saat itu

Puisi: Saat itu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Saat itu...mentari pagi telah beranjak pergi
perlahan dan terus melangkah pergi
menjauh ...dan akhirnya menghilang
dalam kabut awan yang mulai berganti musim

Saat itu...kau genggam jemari tanganku dalam nada sendu
kau urai gejolak rindumu yang tak pernah kau ungkap padaku
dalam nada bisik mesra yang menggetarkan nadiku
dalam rasa indah yang terus membayang di kening halusku

Kau ungkapkan rasa inginmu memiliki hati emasku
kau utarakan rasa gelisahmu saat ku tiada di sisimu

daku hanya mendengarkan semua desah nafasmu
tanpa rasa indah di hati elokku

Daku hanya tersentuh akan sikap santunmu
namun ...hatiku bukan lah untukmu ...seorang...

Di seberang sana...
ada hati lain yang lebih memerlukan diriku
ada rindu lain yang lebih indah dari rasa inginmu
ada kesejukan jiwa saat ku rindu padanya...

Kuharap kau mengerti akan jalan setapak ini
yang kutempuh untuk mewujudkan impianku
meraih asa yang pernah kugadaikan padanya
saat ku tinggalkan dirinya di pulau seberang...

Kuiingin kau memahami rasa ini di hatimu
rasa yang tak kan dapat mengubah keputusanku
untuk tetap bersahabat baik denganmu
untuk tetap menjadikanmu sebagai sahabat terbaik ku

kuharap kau mengerti dan memahami diriku...., Sahabatku...

Puisi: Kucoba belajar lagi

Puisi: Kucoba belajar lagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Kucoba belajar lagi
kucoba membaca lagi
kucoba mengulang pelajaran yang telah lalu
kucoba memahami dan mengerti tentang dirimu

Daku mulai tersentuh untuk belajar lagi
saat kulihat di dinding fotomu ada dirimu
yang tersenyum menawan hati
yang berlatar belakang lemari buku perpustakaan pribadimu

Kau wanita terindah yang pernah ada di hatiku
yang mau belajar lagi meski dedauan mulai menguning
meski rasa ini sudah enggan untuk beranjak pergi
kau tetap menekuni buku-bukumu yang menumpuk di meja

Kucoba bangkit dari rasa jenuhku
kucoba berdiri tegak menatap seyum indahmu
yang melambai dalam kesibukan kuliahmu
untuk meraih asa yang tergerai pada sang bintang di angkasa

di depanmu ....daku merasa tersanjung
di depanmu ....aku merasa menjadi orang baru
yang ingin mempunyai rasa ...belajar lagi
meski dedauan dan ranting membatasi anganku

Denganmu aku merasa ada kesejukkan jiwa
saat kau sentuhkan rasa kecerdasanmu yang membuai
saat kau ajari daku untuk merangkai kata indah
dalam peluk hangat kesantunanmu yang kudamba

Kini...kau selalu hadir dalam bayang mimpiku
mengajakku untuk memulai lagi ....untuk belajar lagi
belajar mengasah ilmu dan kecerdasan
agar daku kuat dalam menatap sang mentari pagi yang bijak
yang ingin memacuku untuk terus belajar hingga hayat di kandung badan....

Puisi: Jalan masih panjang

Puisi: Jalan masih panjang
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Jalan masih panjang yang harus kulalui
masih banyak tanya yang belum terjawab
masih ada kata yang mengganjal di jiwa
mengapa harus aku yang kau pilih di hatimu

Jalan setapak di hati masih terpampang lebar
menanti uluran tangan yang menggapai asa
merengkuh dalam keheningang yang menggayut
dalam diri yang duduk termenung...menanti kehadiranmu...

Daku menanti pancaran sinar mentarimu
yang bening meski kadang membias
terasa hangat dalam sanubariku
terasa sejuk dalam kedamaian yang kau percikkan

Setetes embun pagi telah mulai menggeliat
dalam desah nafas yang terus memburu
menepis kegalauan jiwa yang tercenung diri
menatap sang waktu yang berjalan perlahan

Pagi telah menyingsing ...
menerpa kegalauan jiwa yang tersendat
menghapus kenangan lama yang terabaikan
membuka lembaran baru yang lebih indah

Dedaunan segar ini mulai menyukai tetesan rintik hujan
yang menempel erat dalam dinding hati kerinduan
menatap sayu dalam genggam jemari lentikmu
yang kau peruntukkan buatku seorang....

Kucium mesra jemari lentikmu
saat kau menjabat erat rasa rindu ini
saat kau menatap lembut sinar mata hangat ku ini
menggodaku untuk terseyum indah padamu...

Selamat datang bidadari hatiku yang kudamba...
selamat datang keceriaan di hatiku
selamat tinggal kegalauan di hati...

kubuka lembaran album baru di halaman hatiku
yang hanya kuperuntukkan buatmu ...seorang...
hanya ...dirimu...

Jumat, 29 Januari 2010

Puisi: W a k t u

Puisi: W a k t u
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Waktu terus merangkak perlahan namun pasti
melangkah ke depan dengan rasa optimis
tak ada penghalang untuk menghentikannya
meski sang bayu berteriak untuk berhenti sementara waktu

Waktu adalah perputaran hati
yang selalu ingin berubah dan terus berubah
tanpa rasa statis lagi
tanpa rasa lelah dan letih lagi...

Waktu terus berlarian saling mengejar
menggapai asa yang tak pernah pupus dalam angan
merengkuh rasa bahagia dalam nuansa keinginan
yang selalu ada di hati indahku ini

Waktu terus tersenyum padaku
untuk menyambut kehadiranmu di hatiku
yang selaku kusediakan di sisi relung hatiku
yang menantimu dengan penuh keceriaan...

Waktu memanggil lembut namaku
saat ku terlena dalam bayang indah mimpiku
saat ku bersamamu dalam rasa bahagia
yang bersenandung kerinduan dalam nada optimisku

Waktu akhirnya akan terhenti sendiri
saat ku merasa tiada lagi dirimu
saat ku merasa tiada lagi rasa sakit di hati
saat ku merasa melayang pergi ...entah kemana
tanpamu di sisiku...

Puisi: Saat ku jauh dari dirimu

Puisi: Saat ku jauh dari dirimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Saat ku jauh dari dirimu
bayang indamu selalu membelai dan mempesonaku
mereguk kasih dalam keheningan
merayu sukma dalam rasa indahmu yang tertinggal

Saat ku pergi darimu untuk sementara waktu
terasa air matamu menetes di pipimu
saat kusentuh lembut pipimu
kuusap air mata itu ...agar kau tegar menghadapinya

Diriku pergi hanya sementara waktu saja...
untuk sekejap mata saja
mengadu nasib untuk masa depan kita
agar kita hidup bahagia selamanya

Saat ku peluk hangat dirimu
terasa dada ini bergemuruh tak ingin melepaskanmu
tak ingin perpisahan sementara ini ada
meski hati ini terasa berat ....tapi kuharus tetap pergi jua....
demi masa depan yang lebih baik lagi...

Daku pergi untuk mencari sebutir berlian yang ada di pelupuk mataku
yang ada di negeri seberang
yang melambai dan menanti kedatanganku
agar ku kelola dengan baik ...juga buatmu seorang...

Biarkanlah daku pergi dengan hati indahmu
lepaskanlah kepergianku ini dengan senyum indahmu
agar kudapat meraih angan dan impian kita bersama
mengarungi samudra yang indah ...bersama bayangan kebahagiaan kita
yang menanti untuk di sentuh...
selamanya...

Puisi: Daku ingin

Puisi: Daku ingin
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Terkadang aku merasa bahagia
terkadang aku merasa terbebani
terkadang aku merasa ketakutan
saat kau ada di sisiku

Mengapa rasa ini membebani diriku
karena aku tak ingin kau pergi dariku
tak ingin dirimu meninggalkan daku
saat ku ingin bersamamu ....di sampingmu

Jauh hari ...aku berpikir tentangmu
mengapa kau dan aku bisa bersatu
padahal aku merasa diri ini jauh dari bayang indahmu
tapi ...itulah ...takdir yang membuatku bahagia...

Kau memilihku menjadi pasangan bahagiamu
aku juga tak tahu mengapa demikian
aku hanyalah insan yang biasa dan pemalu
merasa kalah bersaing dengan kumbang yang lainnya
namun...kau tetap memilih diriku

Anugerah ini merupakan kebahagiaanku tersendiri
aku tak ingin meninggalkanmu
aku tak ingin jauh dari dirimu
kapan pun...aku tak ingin berpisah denganmu...
selamanya...

Meski bayang mimpi ini jauh dari angan
meski bayang mimpi ini jauh dari khayalku
aku tak ingin bermimpi ...
kalau kau ingin meninggalkan diriku...

karena....
daku ingin ...kau selalu bersamaku...
hingga akhir waktu...

Kamis, 28 Januari 2010

Puisi: Menanti

Puisi: Menanti
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Langkah tegak ku terus merayap perlahan
pelan tapi pasti
menyusuri langkah-langkah bayangmu
yang pernah terlukis dalam ukiran rinduku

Waktu terus berputar tak kenal lelah
berpendar dalam ruas yang melingkar
semakin lama semakin menjauh
menghilang ...dan tak nampak lagi...

Perjalanan langkah ini semakin cepat
mengikuti detik-detik yang telah berlalu
menerawang kehidupan yang akan datang
yang muncul tanpa kepastian yang nyata

Kegelisahan terus merajut dengan pasti
mencari celah dalam kehampaan yang terukir
yang berputar dalam bayang semu
menggapai asa yang terus melangkah pergi

Keheningan semakin mendalam menerpa
merenung diri dalam kesunyian jiwa
mengetuk hati tanpa rasa ingin membuka
mendiamkan diri mengejar bayang tak pasti

kesunyian waktu terus saling mendekat
memecah kesenyapan yang mulai pudar
perlahan mulai membuka tabir kerinduan
terlihat bayang indahmu yang melambai

Senyum indahmu terlihat nyata
indah dan membuat getar dalam sukma
melepas kerinduan tanpa keheningan malam
selalu membayang dalam tatapan binar matamu

Kabut malam mulai menghilang pergi
perlahan namun pasti
membuka wajah indahmu yang tertawa renyah
memanggil namaku dalam rasa ingin yang menggebu

bisik sang angin terus mencubit lenganku
agar aku terus memandang dirimu yang sendiri
dalam rasa ingin yang menggayut semu
menanti penantian yang tak berujung tepi

Menanti adalah jawaban indahmu
saat ku pergi dari sisi hidupmu
melangkah perlahan dalam kegelisahan yang terisi
pergi untuk kembali lagi ...kepadamu yang menanti....

Rabu, 27 Januari 2010

Puisi: Persahabatan yang terangkai

Puisi: Persahabatan yang terangkai
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Sahabat....
lihatlah di rerumputan yang mulai kering dan menguning itu
betapa usianya sudah lanjut dan kan tumbuh rumput baru yang lebih segar
menghijau terkena embun pagi yang turun menggapai sang bumi
demikian juga rasa indahku ini pada kasihku di seberang
yang setiap hari tumbuh dan berkembang mengkristal kerinduan ini padanya...

Sahabat....
bila kau mau memahami arti kerinduan ini
kau akan melihat betapa sang Merpati kan mencari sesuap pakan untuk keluarganya
agar anak-anaknya dapat tumbuh besar dan kuat
seperti diriku ini...yang mencari mekarnya bunga melati untuk semangatku yang terpancar

Sahabat....
bilakah kau kan tetap menemaniku di sini bersamaku
atau kau kan meninggalkanku dalam kesendirian....
itu adalah hakmu untuk memilih bersamaku atau meninggalkanku
meski aku tahu....kau tak akan pergi...karena kau adalah sahabatku yang terbaik

Sahabat...
lihatlah bunga mawar yang merah dan menawan itu
kuntum bunganya bermekaran dan saling berebut menampakkan diri
agar terlihat oleh sang kumbang yang terbang melintasinya
sehingga tersentuh hatinya untuk sejenak berkenalan dengan bunga mawar itu

Demikian pula dengan diriku
aku mengenalmu karena kau selalu memperhatikanku
mempedulikan diriku ...membuat diriku kembali bergetar saat memandangmu
meski kau tahu....aku dan dirimu sudah tak sendiri lagi...

Sahabat....
perjalanan kita ini terus terajut dengan indahnya
bergandengan tangan dengan sang waktu yang tersentuh
saat dimana kau menyapa diriku dengan canda tawamu atau rasa sedihmu
membuat hidupku terasa indah bersamamu....
meski kita tak mungkin bersatu....dalam keabadian...
namun ...ini tak menggoyahkan persahabatan kita yang terangkai dengan indah....

Puisi: Tak bisa kupungkiri

Puisi: Tak bisa kupungkiri
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Sahabat....
rasa ini tak bisa kupungkiri bila daku tanpa mu
daku merasa bosan dan jenuh
merasa ada yang hilang dari hati ini
bagaikan tanpa sinar mentari pagi yang menghangatkan

Sahabat....
betapa dirimu telah memberiku warna baru dalam hidupku
telah memberi ku kecerahan pandangan
yang memberi ku kekuatan sikap pada jiwaku yang ragu
yang lama terasa dingin dan membeku.....

Sahabat....
mungkin dirimu adalah suratan takdir-Nya untuk ku
yang akan selalu menemani diriku di saat seperti ini
di saat ku sepi dan hening dalam kerutinan diri
yang terus menggayut diri bersandar di relung hatiku

Sahabat...
kuucapkan terima kasih atas partisipasimu
dalam mengelola hati yang rapuh ini
yang kini semakin tegar dengan kehadiranmu
bagaikan sang Rembulan yang menyentuh lembut sisi dinding hatiku

Sahabat...
aku tak menyangka kau mampu membuatku kembali bangkit
dari rasa tertutup dan tak peduli yang menyelimuti kalbuku
yang dulu kurasa biasa saja ....tanpa kata tapi
kini ...dirimu ....membuatku semakin merindukan kehadiranmu ....
meski dalam batas kesopanan dan kehormatan yang santun

Sahabat....
teruslah menemaniku meski pernah ada luka di dada ini
namun ...rasa itu telah hilang dan telah sembuh dari lukanya
karena belai hangatmu yang melenakan dirku
yang membuatku semakin ingin terus bersahabat denganmu
sebagai sahabat terbaik yang pernah kumiliki ...selamanya....

Puisi: Perjalanan waktu

Puisi: Perjalanan waktu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Sahabat....
sudah lama kita saling bersua bersama
saling bersahabat dengan baik
tanpa ada luka maupun kekecewaan
yang menggayut di pikiran kita berdua
semuanya biasa-biasa saja....

Sahabat....
perjalanan persahabatan ini telah lama kita tempuh
membuat sang waktu hampir terkantuk-kantuk memandangnya
melepaskan lelah yang terus menerpanya
dalam semilirnya sang bayu yang terkawa cekikikan....

Sahabat...
apakah kau mengerti...mengapa aku menyukai persahabatan ini
karena kau dapat mengerti dan memahami diriku
apa adanya...tanpa kata tapi...
membuat diriku menikmati tali persahabatan yang melingkar di pinggangku
yang semakin mengikat erat dalam rasa yang berbeda...

Sahabat....
Mengapa akhir-akhir ini aku merasakan rasa yang lain dengan dirimu
rasa yang tak bisa kuungkapkan dalam nada bisik ku
rasa yang tak mungkin kuutarakan padamu
rasa yang terasa makin menguat dan mengkristal....

Sahabat...
rasa ini harus kupendam erat-erat di relung hatiku
karena rasa ini ....rasa yang tak boleh ada di hatiku
rasa yang seharusnya tidak hadir di hatiku
rasa yang melebihi dari rasa persabahatan...

Sahabat....
aku tak mungkin bisa bersamamu selamanya
karena kau dan aku sudah berdua dalam bayang indah
yang tak kan mungkin tergadaikan oleh sang waktu yang menanti
ditemani temaramnya lilin kecil yang berpijar dengan redup
yang bisa menggoyahkan rasa indah yang dulu pernah ada di persahabatan kita....
aku tak ingin persahabatan kita terputus...
aku ingin menjadikanmu sahabat terbaikku
selamanya....

Selasa, 26 Januari 2010

Puisi: Entah Mengapa

Puisi : Entah mengapa
Oleh : Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Entah mengapa hati ini selalu berdebar jika menyebut namamu
entah mengapa senyum ini terus bergulir saat ku sebut namamu
entah mengapa jiwaku terasa bergetar jika ku bisik namamu
entah mengapa kerinduan ini menggayut saat ku ingat namamu

Entah mengapa...dan entah mengapa
selalu ada dirimu di setiap langkah bayangku
selalu ada keinginan hati untuk menemuimu
selalu ada rasa kangen yang ingin ...untuk menyapamu
selalu ada rasa itu di setiap bayang indahmu

Rona wajahmu terlukis indah di pelupuk mataku
senyum manismu menyelimuti binar mataku
rambutmu yang hitam legam dan tergerai indah di bahumu
menambah cantiknya dirimu yang santun dan terhormat

Langkah ringanmu ke arahku
membuat daku tergetar menatapmu

memandang wajah dan senyummu yang tersimpul
membuat diriku tak kan melepaskan pandanganku kepadamu

Apakah benar...kau merindukan diriku
apakah benar...kau kangen padaku
apakah benar....kau jujur padaku
apakah benar....apa yang kau bisikkan lembut kepadaku
bahwa kau cinta padaku.....

Aku hanya bisa tertegun ....terpana kepadamu
tak bisa kupungkiri ...jika diri ini juga rindu padamu
tak bisa kuhindari rasa ini kepadamu
mengapa daku amat merindukan belai kasihmu...

Apakah rasa ini bisa abadi dalam rangkaian bunga melati di tanganku
apakah rasa ini tak kan padam selamanya
apakah rasa ini selalu menyertai kita berdua
aku berharap...rasa ini selalu ada selamanya ...untukmu dan untukku....

Puisi: Selamanya

Puisi: Selamanya
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Kasih....
Apakah diriku tak memperhatikanmu
apakah diriku selalu menjauh darimu
apakah diriku tak peduli padamu
daku merasa.....semuanya telah aku perhatikan untukmu

Kasih....
Janganlah kau merajuk ...ngambek...begitu
janganlah hati ini menjadi terbelah karenamu
biarkanlah hati indah ini ....semerbak mewangi
untuk meraih hatimu yang kadang ragu terhadap diriku

Kasih....
bukalah pintu hatimu yang terindah untuk ku
yang ingin mengisi relung dinding-dinding tamanmu
yang kan kusirami dengan kesejukan rinduku
yang selalu ada untukmu...hanya untukmu

Kasih....
terimalah setangkai bunga melati mewangi ini ..untukmu
agar dikau selalu mengingat diriku...
dalam jiwamu ....dalam semangatmu....
dalam mimpi indahmu ...untuk ku....

Kasih....
percayalah kepadaku
kemana pun daku melangkah...
bayang indah mu selalu mengisi relung hatiku
melekat erat di kalbu keinginanku
yang selalu menggapai hati indahmu...untuk ku...

Kasih....
tataplah bola mataku yang indah ini
kan kau temukan rasa indah itu didirimu
kan terukir namamu dalam redupnya mata ini
kan terukir hati indahmu di binar mataku yang memandangmu....

Kasih...
raihlah gejolak jiwaku
simpanlah debur hati yang bergemuruh ini di dadamu
jangan padamkan lilin kecil ini
meski nyalanya redup...namun ..dia kan selalu menyala untuk mu...
selamanya....hingga akhir bayang indahmu

Puisi: Semoga kau mengerti

Puisi: Semoga kau mengerti
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangi-pelangiku.blogspot.com/

Mengapa harus kukatakan kepadamu
jikalau akhirnya kau kecewa kepadaku
padahal aku sudah berpesan kepadamu
untuk tidak kecewa kepadaku

Ya...hati ini bukan untukmu
hati ini untuk seseorang yang ada di sana
yang jauh di seberang pulau
yang sedang menanti diriku dalam redupnya lilin kecil

Aku tak bisa berkata lain kecuali rasa itu kepadamu
aku tak bisa membohongi hati indahku ....kepadamu
kau telah menjadi bagian dari langkahku hidupku
yang tak mungkin ku elakkan rasa ini padamu

Tak mungkin aku merindukan dua bunga dalam hidupku
tak mungkin aku memiliki dua hati yang saling merindukan diriku
tak mungkin hatiku untuk dua bunga yang indah di tamanku
salah satu harus mengalah atau tidak sama sekali....

Sahabat....
kendalikan perasaanmu ....kepadaku
kita tetap menjadi sahabat yang terbaik
yang tak kan mungkin saling melukai satu sama lain
kalau kau kecewa...aku yang terluka
oleh karena itu...
lebih baik kita jadi sahabat terbaik yang saling menjaga taman hati kita
jangan ada luka di hati kita masing-masing....

Sahabat....
kuharap kau mengerti dengan perasaan ku saat ini
tak mungkin daku merengkuh hatimu
di saat yang lain ....aku harus menjaga lilin redup yang ada di sana
yang tak kan mungkin kupadamkan ...
karena dia .....adalah belahan hatiku
curahan hatiku ....yang terindah ...untuk ku....

Semoga kau mengerti....

Puisi: Keluhan jiwaku

Puisi: Keluhan jiwaku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Sahabat....
diriku lemah karena terlalu banyak mengenalmu
diriku bersemangat karena terlalu lama memandangmu
diriku terpesona karena terlalu lama mendengarmu bercerita
diriku rindu padamu karena kau terlalu perhatian padaku....

Sahabat....
apa yang harus kuperbuat dengan diriku ini
apa yang harus kulakukan untuk mengatasi hati ini
apa yang harus kujawab untuk pertanyaan di bibirku ini
bila semuanya ingin mengenal lebih dekat dengan mu

Sahabat...
bila malam telah tiba
rasa ini terasa sepi
rasa ini makin bergejolak ingin bertemu dengan mu
rasa ini selalu menunjuk ke arahmu ....dirimu

Sahabat....
apakah ini yang dinamakan kerinduan kepadamu
apakah ini juga kau rasakan tentangku
apakah kau juga rindu padaku yang ada di sini....

Sahabat....
bilakah kau bertemu dengan ku di sini
dalam sudut rasa sepi yang menggayut rinduku
dalam temaramnya lilin yang redup di hatiku
apakah dirimu masih ada di sini....

Sahabat....
apakah jalan yang kutempuh untuk menuju kepadamu sudah benar...
apakah cara ku menyapamu sudah tepat
apakah kerinduan hati ini pantas kau terima
apakah dirimu juga menginginkan kerinduan ini harus kukemukakan kepadamu....
apakah rinduku ini kau terima dalam rindumu ...terangkai menjadi satu....

Sahabat....
apakah kau juga merasakan getar nada rinduku di hatimu
yang lama terlenakan di dalam diri ini ...
dalam rasa indahku padamu....
dalam rasa inginku meraih hatimu yang cantik dan santun....

Sahabat.....
semoga kau dengarkan keluhan jiwaku ....kepadamu..., Sahabatku....

Cerpen: Penjual jasa tenaga

Cerpen: Penjual jasa tenaga
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Setelah berhasil mengamen dan mendapatkan satu dua rupiah, aku kembali ke rumah kost dengan jalan kaki lagi..., meski jauh, kutempuh jua, daripada bermalam di jalan yang aku tak tahu dimana aku berada.
Sesampainya di tempat kostku, kubaringkan diriku dalam sepi, hening, menerawang membayangkan dirimu yang kini tiada lagi kutahu tempatmu berada, Yanti, gadis idamanku di desa.
"Aku ingin kau ada disisiku, wahai bungaku, yang harum semerbak....,"aku bergumam sendiri ditemani temaramnya lampu kamar yang terisi 5 watt, listriknya memang harus dihemat, karena mbayarnya murah. Aku tak mampu kost di tempat yang lebih baik dari ini, dikarenakan tiadanya dana yang mencukupi untuk itu.
Aku masih bersyukur, dapat tempat seperti ini, dan kupikir ini sudah mewah dibanding kamarku di desa, kampung halamanku.
Aku segera bergegas tidur, setelah sebelumnya aku sholat Isya terlebih dahulu. Malam semakin larut, senandung serangga malam mulai berdansa menari bersama pasangannya mencari tempat untuk bercengkerama, membisikan kata mesra pada pasangannya ditemani sang bayu yang terus hilir mudik meniupkan aroma bunga melati pada pasangan yang dilanda kasmaran.
Aku terlelap pulas dalam tidurku. Di tengah hamparan rerumputan yang menghijua, aku bertemu dengan Yanti, gadis pujaanku, yang telah merentang kan kedua lengannya untuk kupeluk dalam kehangatan yang berkecamuk di dada. Dia tersenyum memandangku, aku pun juga demikian.
Tiba-tiba rintik hujan membasahi badanku. Aku terbangun dari tidurku. Tersadar. Ternyata aku bermimpi.
Ternyata air hujan beneran membasahi kamarku, gentengnya bocor. Aku bergegas mencari penutup kepala, dan dengan tergopoh-gopoh, aku naik ke atas genting yang memang cukup rendah, untuk memperbaikinya.
Setelah selesai, eh... hujannya juga langsung berhenti. Aku sudah basah kuyup lagi. Yach. namanya juga kost 2 an murah.
Kulihat di lantai semen tempat ku tidur yang beralaskan koran, telah basah digenangi air hujan. Segera kuambil lap di dapur umum, dan sapu lidi. segera kubersihkan dan kulap hingga kering.
Dingin terasa dibadanku. Aku tak ingin masuk angin, lalu aku bergegas ke kamar mandi dan kuambil air sumur setelah terlebih dahulu kutimba berkali-kali, hingga bak mandinya penuh. Mandi dengan keramas, membuatku segar kembali. Menyejukkan badan. Aku tak bisa tidur lagi.
Malam semakin dingin, semilir angin terus bertiup mendendangkan suara-suara yang mendengungkan telinga.
Merayap perlahan sang dewi malam membuka tabir kegelapan malam, berganti nuansa dinaungi sang bintang yang berkelap kelip di angkasa, menampakan kecantikannya yang mempesona.
Aku terus bergegas keluar kamar dan berdoa pada sang Khalik, di malam itu, agar aku diberi kesehatan dan keselamatan, dan bisa segera menemukan gadis pujaanku, Yanti, yang kurasa masih ada di kota ini. Selesai berdoa di malam gelap, aku segera mengambil air wudhu, dan sholat malam.
Aku kembali tidur, sejam kemudian, dan kupaksakan diriku tidur, meski dengan lantai yang masih basah, terasa dingin membeku di badan. Namun, aku hangatkan diriku dengan alas koran dan sarungku yang kering.
Tengah malam, aku terbangun sendiri, segera diriku bergegas mengambil air wudhu lagi, dan sholat tahajud serta sholat malam. Mohon pengampunan dan keselematan pada-Nya, Yang Maha Kuasa, sang Khalik.
Setelah itu, sholat subuh dan segera bergegas olah raga sebentar, lalu istirahat sejenak, dan selanjutnya ke kamar mandi. Selesai mandi, badan terasa ringan dan menyegarkan.

Pagi ini, aku punya rencana cari kerja lagi, tapi tidak ngamen. cari pekerjaan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat mengenyangkan perutku alias mencari nafkah untuk dua tiga hari ke depan.
Di tengah perjalanan, aku bertemu dengan seorang ibu-ibu yang baru belanja barang yang banyak. Dia seperti menunggu seseorang.Lalu kudekati dia. "Maaf bu, ada yang bisa saya bantu?" tanyaku sedikit ragu. "Oh nak, bisa bantu ibu tidak, membawakan barang-barang ibu ke tempat para abang tukang becak yang ada di sana itu."kata ibu itu sambil menunjuk sekelompok abang tukang becak. Aku menoleh ke arah yang ditunjuk si ibu. Memang benar. ada sekelompok abang tukang becak yang sedang mangkal.
"Baik bu. Biar saya panggilkan abang becak itu, biar kemari, lalu akan saya bantu angkatkan barang-barang ibu ke atas becak. Mau berapa becak bu...?"tanyaku lagi. "Mungkin untuk dua becak aja. satu untuk membawa barang-barangku, dan yang satunya lagi untuk membawa ibu...", kata ibu itu menerangkan padaku. Aku hanya mengangguk setuju.
Lalu aku berlari-lari kecil menjumpai abang becak dan setelah berbasa-basi sejenak, aku bawa dua abang tukang becak beserta becaknya ke tempat si ibu itu menunggu bersama barangnya. Setelah terjadi tawar menawar yang cukup rumit dan njlimet, akhirnya si abang tukang becak mengalah dengan kesepakatan si ibu itu.
Akhirnya barang-barang ibu itu kunaikkan ke salah satu becak yang dikendarai oleh seorang pemuda, sedangkan si ibu menumpang becak yang dikendarai oleh bapak tua, yang masih ada sisa-sisa kegagahannya sewaktu muda.
Aku mendapatkan upah dari si ibu, yang lumayan banyak, bisa untuk makan satu dua hari. Ternyata pekerjaan ini menjadikan diriku punya ide, ternyata di situ dekat pasar besar dan toko-toko yang menjual kebutuhan rumah tangga. Maka berbekal pengalaman tadi, aku tawarkan tenagaku untuk menjadi penjual jasa tenaga.
Akhirnya dari pagi hingga sore hari, aku berhasil mengumpulkan lumayan banyak rupiah, yang bisa kupakai untuk berhemat selamat satu minggu, sambil terus berharap dapat bertemu dengan si Yanti, gadis pujaanku di kota ini.

Yach...udah, capek lagi...lain hari disambung lagi.... (bersambung)

Cerpen: Ngamen

Cerpen: Ngamen
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Aku duduk termenung, memikirkan suratmu yang baru datang di kamarku, yang disampaikan oleh pak Pos, siang tadi. Setelah kubaca berulang kali, baru kumengerti, bahwa dirimu ingin meninggalkan diriku sendirian di sini, di tanah rantau yang masih asing bagiku.
Aku yang menunggumu sejak lama, hanya bisa terduduk lesu memandang surat mu, yang kemudian kulipat dengan perlahan dan rapi, seperti semula. Aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu yang saat ini amat janggal, aku datang, malah kau pergi dariku, entah dimana kini dirimu berada.
Aku datang ke tempatmu, hanya ingin menengokmu, setelah sekian lama aku menanti dirimu untuk kembali ke kampung halamanku, karena kau sebagai sahabatku, tenaga dan pikiranmu amat kuperlukan, untuk memecahkan permasalahan di hatiku yang lama memendam rasa rindu padamu.
Kini, usahaku sia-sia belaka, setelah aku bersusah payah mencarimu, setelah ketemu, malah kau pergi dariku. Apa yang harus kuperbuat sekarang?
Pulang ke kampung halaman kembali tanpamu? aku malu, karena orang kampung memasrahkan padaku, persoalan kembalinya dirimu. Namun, kalau aku tak segera kembali ke kampung halaman, uang sakuku, mulai menipis. Aku harus bagaimana?
Aku mulai berpikir serius. Aku harus mencari pekerjaan di kota ini, bagaimana pun adanya. Disamping mencari pekerjaan, diriku juga akan nekad mencarimu di kota ini, siapa tahu, dirimu masih berada di kota ini, sesuai dengan alamat posmu yang tertera tanda kota ini. "Hmm..., aku harus mencarimu. Bagaimana pun adanya diriku kini..., aku harus mendapatkan dirimu,"gumamku dalam hati.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, setelah aku pamit pada ibu kostku yang baru seminggu kutempati, aku bergegas pergi ke arah kota, untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku, karena aku lulusan SMA, jadi aku tak berharap terlalu banyak dengan mata pekerjaan yang kan kudapatkan nanti. Yang penting dapat mengisi perut dan mengisi hari-hariku yang terasa sepi di kota ini. Lama berjalan, dari satu tempat ke tempat yang lain, badan mulai terasa capek dan letih, perut mulai keroncongan, tanda suara musik perut mulai bernyanyi merdu, tanda diriku lapar mulai merasuki kegelisahanku, sedangkan di sisi lain, uangku hanya tinggal untuk beberapa hari bertahan. Aku harus segera mendapatkan pekerjaan. Tekadku sudah bulat. "Harus dapat pekerjaan, harus...!" teriakku dalam hati di tengah kecemasanku untuk tetap bertahan hidup. Aku harus mempunyai semangat untuk bertahan, agar aku tetap kuat dengan tekadku mencari dirimu di kota ini. Kaulah gadis yang kuidamkan di hati ini.
Di tengah jalan, aku berpapasan dengan seorang nenek yang hendak menyeberang jalan, namun lalu lintas terlihat masih ramai dengan arus kendaraan yang hilir mudik menutup sisi-sisi jalan. Tampaknya, si nenek kerepotan untuk menyeberang. Segera aku bergegas menghampirinya, lalu kutanya "Nenek mau menyebarang ke seberang jalan di sana itu ya Nek?", tanyaku padanya. "Betul, nak. Dapatkah anak membantu nenek menyeberang jalan ini. Nenek takut, nak....", aku bergegas menganggukkan kepala. Lalu dengan sigap, aku seberangkan nenek tersebut ke seberang, setelah banyak memberi tanda pada arus kendaraan yang saling berlomba untuk saling mendahului, bahkan ada yang tidak mau mengalah. Aku biarkan saja, yang penting aku dan si nenek selamat sampai ke seberang. Akhirnya, sampai juga di seberang jalan, dan si nenek mengucapkan terima kasih padaku. "Terima kasih ya nak, semoga Tuhan membalas kebaikan si anak,"kata si Nenek dengan tersenyum, lalu segera berbalik sambil terhuyung-huyung, karena saking tuanya. Aku hanya tersenyum dan segera berlari ke arah lain, untuk segera mencari pekerjaan.
Di kota ini, banyak pengamen jalanan. Kebetulan, aku bisa sedikit bermain alat musik gitar, maka dengan antusias, kudekati anak jalanan yang membawa sebuah gitar, dan segera kuperkenalkan diriku padanya, si pemilik gitar yang ternyata bernama Anto.
Lama berbincang-bincang, akhirnya disepakati, aku bisa meminjam gitarnya untuk mencari nafkah sementara waktu. Akhirnya, dengan rasa percaya diri, aku pun ngamen di jalanan, sedangkan hasil ngamennya kubagi dua dengan si Anto. Dia senang sekali, karena hanya duduk-duduk di emperan toko, dia mendapatkan hasil separo dariku.
Hari itu, aku pulang dengan membawa uang yang lumayan banyak untuk bisa bertahan dua atau tiga hari lagi, karena didapat dari hasil kebaikan Anto, si pengamen jalanan.

Waduh..., udah capek nich..., dilanjut lain hari lagi ah.. (bersambung....)

Senin, 25 Januari 2010

Puisi: Rasa ini masih ada di kalbuku

Puisi: Rasa ini masih ada di kalbuku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Rasa ini masih ada di kalbuku
yang kurajut dan kurawat dengan bijak
agar rasa ini tetap memiliki kehormatan di dadaku
yang tak kan mungkin kulupakan...dari dirimu yang jauh di sana....

Rasa ini telah memberiku kekuatan untuk tetap tabah dan tegar
menghadapi berbagai bunga yang harum mewangi...
yang menerpa dan menggayut mesra di pundakku
yang terus memohon kepadaku untuk mengambil bunga indah ini darimu

Aku tak pedulikan semua bunga indah itu dariku
aku tak merasakan sentuhan lembut seperti saat bersamamu
yang selalu membelai mesra padaku
di saat daku merasa rindu dan kangen padamu...

Rasa ini tetap kujaga erat di hati terdalamku
yang tak kan tersentuh oleh dedauan dan ranting bunga yang elok
yang mencoba mengubah semilirnya angin di rerumputan yang hijau
agar daku tersampirkan dalam nada irama yang membias
yang tak kan kulakukan...karena dirimu adalah bunga terindah di hatiku

Kan kusimpan rasa indah ini pada jiwaku yang tulus
yang terus kupupuk dan kusirami dengan air mata kebahagiaan
rasa memiliki dan rasa tanggung jawabku telah kuukir mesra di dadaku
untuk mu ....seseorang yang ada di sana.....dalam penantian yang menggayut...

daku merasakan rasa ini saat ku terpuruk
saat daku memiliki semangat yang tinggi
saat daku merasakan canda tawa mu yang bahagia...
dan di saat daku berlari kencang mengejar asa yang terpampang di pelupuk mataku

kaulah rasa itu di hatiku
rasa yang tak kan pernah pudar dari sanubariku
rasa yang selalu kurasakan hingga kini...
rasa yang membuatku bahagia bersamamu....hingga akhir mimpi...

Puisi: Cinta berawan kelabu

Puisi: Cinta berawan kelabu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Kasih...
apapun alasanmu...aku tak peduli
apapun keinginanmu ...aku tak rasakan
namun...
apabila kau mencintaiku setulus hati...aku menerimamu...

Telah lama kata mesra itu kau dengungkan di bisik lirihmu padaku ...dulu
namun ...kini ...suara itu telah mulai pudar dari rasa indahku untukmu
kau telah pergi dan tak pernah kembali lagi
aku kecewa dan terluka karenanya....

Mengapa ada pertemuan yang membuatku terlena padamu
mengapa ada dirimu di antara teman-temanku yang mendambaku
mengapa kau begitu tega tinggalkan daku dalam kejenuhan yang membekas
yang membuatku selalu teringat pada dirimu yang pernah ada di hatiku

aku tak menyalahkan dirimu yang pergi dari diriku
aku tak mempersoalkan ...mengapa kau pergi tanpa pesan untuk ku...
namun yang kusesalkan ....
mengapa kau tak kembali lagi padaku....yang menantimu hingga kini....

Kupikir dirimu pergi untuk sementara waktu saja...
setelah terjadi perbedaan pendapat antara dirimu dan diriku
setelah aku tak mau mengalah dan kau juga tetap pada pendirianmu
namun....aku tak menyangka separah itu ....luka di hatimu...
aku yang salah...aku yang salah.... aku meminta maaf padamu....

Kasih....
kembalilah padaku kembali...
janganlah cinta ini terus terpendam di dasar samudra yang luas
yang tak kan tersinari oleh mentari pgi yang menghangatkanku
jangan biarkan Cinta Berawan Kelabu ini terus bergelayut di relung kalbuku
kumohon padamu.....bukalah pintu hati maafmu padaku.....
karena ....aku tak kan bisa melupakanmu....

Meski debur ombak terus menerpa palung jiwaku
meski rintik hujan di sisi hatiku terus menapak turun ke bumi
namun...daku tetap ingin bersamamu lagi...
jangan biarkan awan kelabu ini terus menyelimuti cintaku padamu...selamanya...
daku memohon padamu..., Kasih...

Puisi: Kemuning di Puncak Bukit

Puisi: Kemuning di Puncak Bukit
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Telah berlalu rasa pedih itu
telah usai sudah rasa lara itu
kini hanya tinggal sisa-sisa asa saja
yang menemaniku dalam kesunyian jiwa...

Kau telah pergi meninggalkanku seorang diri
dalam kesedihan yang membuatku terpana
yang membuatku tak percaya diri
yang membuat diriku terhenyak tak bergeming....

Kau pergi tanpa bayang rindumu padaku
kau tinggalkan rasa duka ini dalam hatiku
yang lama tak terobati meski aku berusaha melupakanmu
melupakan segala kenangan indah bersamamu

Bunga kemuning yang kau berikan kepada diriku....adalah sebagai perlambang untukku
lambang ketulusan cinta yang pernah kita rengkuh bersama....
lambang kasih yang selalu abadi sepanjang masa....yang tak kan pudar oleh sang waktu...
yang hingga kini ....masih tersimpan erat di relung dadaku yang menggayut mesra...
yang menantimu dalam kesepian yang membias....
bunga warna putih mewangi ....yang memberikan daku kekuatan untuk tetap tegar...

Sejuta alasan pernah kau kemukakan kepadaku
mengapa dikau pergi dariku...
namun sepuluh juta angan telah tergapaikan oleh rasa cintaku padamu
yang tak kan pupus oleh kikisan air yang merindu pada telaga sunyi yang menopangku

Dimanakah dirimu kini berada...
apakah masih ada rasa indah itu padaku yang mendambamu
yang terus bergayut mesra pada sekuntum bunga kemuning yang ada di kalbuku
yang menanti terangnya sinar mentari pagi yang kan menghangatkan jiwaku ....
agar daku kuat menerima penantian ini
agar daku tetap tegar melangkah ke depan tanpa bisik lembut mesramu lagi...

Kini ...
bunga Kemuning di puncak bukit penantian terus mengisi hari-hari indahku
hingga tak terasa waktu terus berlari mengejar bayangmu
yang tak kan pernah berhenti menyentuh perasaan cintaku padamu
hingga daku merasa...hanya dirimulah belahan jiwaku yang terindah...
yang kini tinggalkan daku dalam kesunyian diri yang menerpa...

Puisi: Rasa bahagia di hati

Puisi: Rasa bahagia di hati
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Saat kau berada tepat di depanku....
hatiku terasa berdebar....bergemuruh...
melebihi debur ombak yang bergulung
melebihi debar hatiku saat kumelihat nilai ujianku di papan pengumuman

Kau tersenyum manis kepadaku...
kau memintaku untuk membuatkan puisi bagi adikmu
yang 'kan berulang tahun
yang 'kan kau serahkan padanya sebagai hadiah ultah tambahan untuknya

Aku hanya bisa mengiyakan saja dan tetap memandangmu dengan gelisah
terpana dan terpaku....tak bisa berdiri tegak lagi...
aku menatapmu hingga kau kembali tersenyum padaku ....
segera ...aku tersadar...bahwa ini hanyalah sebuah mimpi di siang hari....aku tersipu...

Kuingat ...esok hari kau 'kan berulang tahun
aku bergegas membuka facebook ku dan menuliskan ucapan selamat ulang tahun buatmu
dan tak lupa kuselipkan sebait puisi ulang tahun untukmu
semoga kau tetap ceria dan banyak rejeki serta sehat selalu....

Engkau menerima ucapan ultahmu dari ku dengan rasa senang seperti hatiku yang ada di sini
yang hanya bisa memandang tulisanmu di facebook ku
bahwa tulisanku amat berkenan di hatimu ....aku puas dan lega....

Semoga kau yang ada di sana tetap mengenangku
mengengang saat kita pernah bersama dalam kelompok belajar
pernah saling berjalan bersama
dan hemm...pernah makan bakso bersama teman-teman
kau senang...dan ...aku pun juga senang menatapmu berbinar...

Ini hanyalah sekedar puisi kenangan untukmu
dimana kita pernah saling bercanda tawa bersama
pernah berkumpul bersama teman-teman kita
meski hanya sekejap... namun...memberi rasa bahagia di hatiku....selamanya...

Puisi: Kuminta kejujuranmu

Puisi: Kuminta kejujuranmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Baru kutahu kini
kalau kau juga mempunyai Pelangi yang lain
yang menjadikan dirimu lupa pada diriku...
yang selalu menyirami bunga melati di hati indahmu

Ini kutahu setelah daku melihat sendiri dirimu bersamanya
berjalan dan bergandengan bersama
tanpa kau kenalkan sama diriku
yang terpana melihatmu bahagia dan ceria bersamanya....

Aku tak ingin kau membohongi diriku yang jauh disini
aku tak ingin memisahkan rasa bahagiamu padanya
namun...aku hanya ingin meminta kejujuranmu
siapakah Pelangi lain yang ada di hatimu kini....

Kalau kau tetap pada pendirianmu yang seperti ini
bahwa dia bukanlah Pelangi hatimu
pilihlah diantara aku dan dirinya
siapakah yang pantas untuk mendampingi bunga melati indah di hatimu

Aku tak akan terluka kalau kau bahagia bersamanya
meski ...di lubuk hatiku...hanya dirimulah melati pujaanku
namun...aku juga mengerti ...kalau kau berhak memilih diantara kami
aku atau dia ....yang sehati denganmu....

Biarlah semua makin jelas disini...
daripada kita saling bertengkar dan terluka hati
lebih baik kita akhiri ini dengan kedamaian persahabatan
yang mungkin tak kan seindah dulu lagi
saat kau dan aku bersama merangkai bunga melati menjadi kalung untukmu...

Puisi: Aku berjanji

Puisi: Aku berjanji
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Cinta ini telah membuat diriku resah
cinta ini telah membuat diriku serba ragu
cinta ini telah membuat diriku serba salah
karena kau tak pernah merasakan rasa ini di hatimu

aku telah mencoba mengungkapkannya rasa rinduku padamu
daku telah berusaha mengutarakannya rasa ini padamu
namun....kau hanya biasa saja.... tak peduli padaku
malah menghindar dan berlari saat ku coba menyapamu

apakah ada yang salah pada perkataanku kemarin
apakah aku tak pantas untuk mengutarakan isi hatiku padamu
walau pun kau menolak atau tak peduli padaku...
berilah jawaban padaku....meski hanya sekedar geleng kepala ....
aku tak kan kecewa atau menyesalinya....

Aku menyadari bahwa untuk meraihmu adalah suatu kemustahilan
karena kau dan diriku adalah jauh berbedanya....
kau bagai sang langit...sedangkan daku bagi sang bumi
yang tak pantas untuk berdiri sama tinggi dengan dirimu

Namun... aku berusaha nekad mendekatimu
karena hatiku tak bisa kuajak kompromi denganku
meski aku tahu....aku bakal terluka karenanya...
namun ...yang pasti aku telah berani mengungkapkan isi hatiku padamu....

janganlah menjauh dariku...sahabat...
tak jadi denganmu pun...kau tetap lah sahabat terbaik ku
dimana kita pernah bersama ....belajar dan bercanda tawa ..
dan itu kulakukan semuanya untuk kehormatan dirimu

Daku mengerti dan memahamimu
bahwa kau tidak mungkin menyukai diriku
namun...aku berusaha meraih hatimu
seandainya masih ada sisa di sisi relung hatimu untuk ku
akan kunikmati keceriaan ini bersamamu...
dan akan kubuat dirimu bahagia...selamanya...
aku berjanji....

Minggu, 24 Januari 2010

Puisi: Entahlah...

Puisi: Entahlah...
Oleh: Andin Adyaksantoro
anadinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Kucoba untuk mengerti dirimu
kucoba untuk memahami arti indahnya hidupmu
kucoba untuk memandangmu dari sisi hati terdalamku
apakah kau memang pilihan hidupku

Sudah lama rasa ini kupendam dalam-dalam
rasa yang tersimpan erat-erat di relung hatiku yang terselimuti wangi melati
yang kan ku buka di saat kau dalam kesendirian
di saat keceriaan mewarnai rona wajahmu yang lembut dan ayu

Kini waktu itu telah tiba
hatiku bergetar saat memandang binar bola matamu
yang menatapku dengan pandangan yang bahagia
penuh dengan keceriaan yang menggapai

Terasa kelu lidah ini saat hendak kumulai kata indah itu kepadamu
namun...aku paksakan untuk mengutarakannya
aku mengerti ....kalau kau menerimanya....aku bahagia...
namun...jikalau kau menolakku...aku merasa dunia tak seindah bayanganku...

Akhirnya ...kunyatakan juga rasa indah itu kepadamu
yang terasa lega saat kuakhiri kata terakhirku...
kau memandangku tak percaya
aku juga tak percaya diri...takut kau menolakku...

Angin berbisik lembut kepadaku....
biarkanlah hatinya mencernanya
biarkanlah relung hatinya membuka untukmu
jangan kau paksakan hati indahnya menangis ...karenamu...
hari esok kan masih panjang....

Aku sudah jujur kepadamu
tak ada lagi yang kututupi di hati indah ini
aku sudah pasrah kepadamu
namun...apakah dirimu mengerti tentang ini....
aku tak tahu.... entahlah...

Puisi: Semilirnya angin yang melambai bahagia

Puisi: Semilirnya angin yang melambai bahagia
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Tersipu aku menerima ucapan selamat ulang tahun darimu
bahagia dan juga bangga
karena kau adalah pujaan hatiku
yang selama ini kudamba
namun...aku tak berani mengungkapkannya....

Terharu aku menerima hadiah ulang tahun darimu
yang kau sajikan dalam sebuah kado mungil
yang terasa amat berharga di hari ultahku
yang saat ini bertambah satu tahun lagi usiaku ....

Kau menatapku dengan senyum ceria
seakan diri mu pun bahagia di hari ultahku ini
kau berdandan amat sederhana...
tanpa rasa keindahan ...namun itulah dirimu

Kau memang gadis yang ayu dan santun
tanpa berdandan pun...dirimu sudah cantik dan jelita
karena hatimu amat baik dan cantik untuk ukuran diriku...
hingga aku merasa ...bahwa dirimulah piiihan hidupku kelak

Saat kau jabat erat tanganku....yang bergetar
terasa ada yang indah di hati terdalamku
kau remas jemariku dengan lembut dan halus
aku pun ganti meremas jemarimu dengan mesra...kau tersenyum berbinar...

Kau nampak bahagia dengan hari ultahku ini
sehingga nampak kegugupan mu sewaktu aku berbincang padamu...
dalam bisik lembut sang Pelangi yang tertawan hatinya...

dirimu pun nampak gelisah dan sering mencuri - curi pandang padaku
menatapku ....saat aku berbincang dengan temanku yang lainnya....

Tenanglah ...sang Rembulan tetaplah rembulan di hatiku
jangan gelisah dan gundah...
daku tetap memilihmu sebagai pendamping hatiku
namun ...aku tak bisa mengungkapkannya sekarang...
saat kini ...aku merasa ... aku belum berani untuk mengutarakan nya padamu...

Mungkin esok lusa...aku kan membisikannya padamu ...
meski aku tak tahu...apakah dirimu pun juga begitu padaku...
kita susun bersama hati kita dengan irama yang indah
agar nada simponi kita harmonis terdengar di semilirnya angin yang melambai bahagia....

Puisi: Jika kau memang mencintainya

Puisi: Jika kau memang mencintainya
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Sahabat....
jika kau memang menyukai dirinya...
raihlah...gapailah....
jangan kau pedulikan diriku
karena cinta tak kan menunggu waktu yang tepat....

Sahabat....
jika kau memang mencintainya
bisikkan lah kata lembut padanya
beri lah dia tanda....bahwa kau mencintainya
jangan sampai dia berlalu dari dirimu

Sahabat....
tinggalkan diriku yang memang bukan pilihan hatimu
kita tetap bersahabat
meski ada luka di hati terdalamku
namun ....aku senang...kau bisa bahagia bersamanya...

Sahabat....
jangan menangis karena perpisahan ini
kita tidak berpisah...hanya tiada kecocokan untuk saling sehati
kau mencintainya....sedangkan aku mencintaimu...
namun...kau memandangku sebagai sahabat terbaik...
tidak ada yang perlu dipermasalahkan....

Sahabat....
jika kau tidak segera meraihnya sekarang....
kapan lagi kau kan bisa bersamanya
yang dia sendiri saat ini juga mengharapkanmu
mendambakanmu....
itulah pilihan hidupmu yang terbaik....

Sahabat....
biarkanlah daku sendiri di sini
dalam nuansa hanya bisa memandangmu ...bahagia
dalam gelora jiwaku yang terkucilkan dalam pasung
yang tak kan dapat lagi meraih hatimu yang terindah untuk ku...

Sahabat...
air di sini terasa segar menyejukkan...
seperti air mataku yang turun menetes
meski terasa pahit di hati
namun...daku puas dan lega...kau telah memilih pilihan hidupmu
meskii itu bukan diriku ....
yang selalu mendambamu...
selamanya....

Selamat berbahagia untukmu....

Puisi: Daku mencoba menyelami isi hatimu

Puisi: Daku mencoba menyelami isi hatimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Daku berusaha menyelami isi hatimu yang bergetar
yang penuh dengan bebatuan yang tajam dan berkarat....
yang harus kulalui dengan hati yang tulus
agar daku sampai ke taman bunga indahmu yang terdalam

Daku setulus hati berupaya menggapai bunga melati indahmu
hingga daku rela berkorban untukmu
meski hati ini terasa lelah dan letih
namun....daku berusaha membangkitkan rasa indah ini ....untuk mu

Daku berusaha melewati bunga-bunga indah lainnya
yang berusaha menjangkau dan meraih hatiku
namun...daku tak peduli dengan semuanya itu
daku hanya peduli pada dirimu...hanya padamu...seorang saja...

Meski wangi bunga lain lebih terasa di hati ini
namun...bunga melatimu lebih jelita dan lebih anggun
penuh kehormatan dan kesantunan
serta rasa rendah hatimu yang menggelisahkan diriku

kau bunga melati yang polos dan sederhana
namun pintar dan cerdas.... hingga daku kagum padamu
tak heran bila daku amat merindukan dirimu
meski kau jauh di sana...daku tetap menantimu dengan penuh asa

Dirimu bagaikan intan berlian yang berkilau
menebarkan pesona bagi kerang mutiara yang terpendam di dasar laut
yang tak kan mudah teraih oleh sang Mentari pagi yang berpijar
yang tak kan dapat terlihat oleh sang Pelangi yang berpendar
namun ....hanya dapat disentuh oleh sang Telaga sunyi yang merindukanmu....

Raih dan rengkuhlah hati indah ini untukmu....
yang hanya kupersembahkan buatmu seorang
yang ada di sini... di taman hati ku
yang ada di dada ini.... di relung hati ku...yang terindah....untukmu...

Puisi: Sepi dan Hening

Puisi: Sepi dan hening
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Malam semakin larut menutup keheningan membeku
serangga malam mulai mencari keasyikannya sendiri
burung hantu mulai menunjukkan senandung kicaunya
sepi mencekam mendinginkan hati yang tergores asa

Dewi Purnama menampakkan senyumnya yang mempesona
berwarna kuning jingga dalam kegelapan malam yang pekat
diterangi sang bintang yang berkelap kelip di angkasa
menebarkan mewangian sang melati yang tersentuh lirih

terdengar senandung tangis dari seorang gadis yang jelita
yang meratap ditinggalkan sang kekasih di perantaun
guna mencari nafkah bagi kelangsungan kerinduannya
yang tergolekkan dalam sepi dan lara

pelan dan perlahan...sang dewi malam kembali ke singgasananya
melepas lelah dalam buaian sang mimpi yang menyelimutinya
digantikan perlahan oleh sang Mentari yang bersinar ceria
dibantu oleh sang awan yang mulai membuka tabir keindahannya...

alam pun kembali bersorak kegirangan
menyambut sang embun pagi yang bergegas turun ke bumi
menyiram rerumputan yang mulai jinak-jinak merpati
dalam pembaringan yang melenakan tidurnya di padang ilalang....

Hati beku mulai mencair seiring gemuruhnya ombak di laut
yang bergulung menerpa sang batu karang yang kokoh
menanti datangnya sang putri duyung dari laut lepas
yang kan menyanyikan senandung rindu pada sang ikan lumba-lumba....

Sang mentari mulai beranjak perlahan dari tempatnya berpijar
berkeliling menjenguk sahabatnya sang bumi di belahan sang waktu
yang menyisir lengan sang Gatotkaca yang terbang melayang tinggi
memandang sang burung Elang yang mencari sang ikan mas di telaga sunyi

Pucuk Pinus mulai bersahabat dengan sang nyiur yang melambai
berjalan setapak dengan sang gunung dan lembah ngarai yang tertegun
menatap sang awan putih yang berarak bagai sebongkah kapas yang indah
melayang bersama semilirnya sang bayu yang keletihan karena berjalan jauh...
menjelajahi dunia maya yang terabaikan oleh sang waktu yang terus berlari kencang...

Alam merasakan kebahagiaan bersama sang Pelangi
yang terlelap dalam tidurnya
bermimpi dalam bayang indahmu
yang tak tergapaikan oleh rasa rindu yang bergejolak.... sepi...dan ..hening...

Puisi : Masih adakah dirimu di hatiku

uisi: Masih adakah dirimu di hatiku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Masih adakah dirimu di hatiku
masih adakah rasa ini pada diriku
yang dulu pernah kupuja
yang dulu pernah kuidamkan...

sang waktu terus berjalan berjingkrak...
melompat dan kadang berjalan perlahan
menyembunyikan rasa yang tertahan
dalam kerinduan yang terus bergayut sendu

Burung Merpati terus beranjak pergi
terbang dan melayang tinggi
menggapai sang awan yang tersenyum
dalam keheningan mentari pagi yang terpana

Hati ini telah lama membeku
dalam kesendirian yang tak tertumpahkan
merayap perlahan ....namun terus berlalu ...
berlari ...bagai sang kuda sembrani yang kegirangan....

Inikah yang dinamakan rasa kerinduan
yang lama tak tergapaikan oleh semangatku yang luruh
yang lama tak terobati oleh rasa sakit di relung hatiku
karena kau tinggal pergi tanpa kata darimu yang pernah ada di hati ini...

Biarlah sang Katak terus menyanyikan lagu rintik hujannya
biarlah sang burung terus berkicau merdu
asalkan dirimu bahagia bersamanya
daku rela dan ikhlas menerimanya....apa pun itu...

inilah kehidupan...
kadang air pasang ...kadang air surut .....terus saling bergantian
daku dapat memahami ....arti kata perpisahanmu padaku
daku dapat mengerti....mengapa kau pergi dariku...meski tanpa pesan merdu kepadaku...

Biarlah ...kenangan ini terus bergayut dalam album kesendirianku
dalam rasa indahku padamu
yang dulu pernah bersemai dengan diriku...
yang dulu pernah kuremas jemarimu dalam rasa rindu ku....
yang hingga kini tak pernah kupingkiri keberadaanmu di hati indahku....

Alam pun akan terus bernyanyi dan bersenandung riang kepadaku
agar daku melupakan dirimu yang jauh di sini
yang tak kan lagi dapat kubisikkan kata mesra kepadamu
meski hanya sepatah kata pun .....dariku untuk mu...seorang....

Selamat tinggal, Kasih....Selamat berbahagia untukmu....yang ada di sini....

Sabtu, 23 Januari 2010

Puisi: Aku Ragu

Puisi: Aku Ragu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Sahabat....
Kebaikanmu telah membuatku luluh
keramahanmu telah membuat hatiku terbuka
keriangan canda tawamu telah membuatku terhibur
kuisi hari-hari indahku mendengarkan cerita humormu yang menyentuhku...

Sahabat...
dalam hari-hari sepiku...kau datang dan mengajakku tersenyum
dalam hari-hari heningku...kau hadir merengkuh jiwaku untuk terbang melayang
dalam hari-hari ceriaku...kau tiba dengan langkah gemulaimu yang mempesonaku
hari-hari yang indah tanpamu ....serasa sepi di relung hatiku....

Sahabat....
mengapa kita baru berjumpa di saat daku sudah luruh
mengapa kita baru bersua di saat daku sudah layu
apakah ada hari-hari indahku semasa remaja dulu bersamamu
aku sudah lupa...dan tak ingat lagi....

Sahabat....
masih adakah foto kenanganku bersama mu...dulu...
masih adakah hati indahku saat kuberjumpa denganmu ....dulu...
dan masih adakah hati indahku untuk mu ...kini...
aku tak tahu lagi... entahlah...

Sahabat....
waktu terus melangkah perlahan dan .....sangat perlahan
namu terasa cepat dalam rasa kepenatanku kini...
yang sudah melupakan masa remaja ku ....dulu
yang sudah melupakan keindahan semasa daku muda ...dulu....
yang kini ....hanya tinggal kenangan indah saja...yang menatapku sayu...

Sahabat....
masih adakah hari esok yang 'kan lebih baik lagi...
lebih ceria bersamamu...
yang 'kan dapat mengulang masa-masa remaja kita dulu
saat kau dan aku bertemu ...meski hanya dalam sekejap mata...saja...
aku tak tahu....entahlah... aku ragu...

Sahabat...
masih adakah kelanjutan cerita kita ini...
masih adakah jalan tengah yang 'kan menuju ke hatimu
yang pernah singgah di hati indahku
saat kau dan aku tersenyum ceria bersama....

aku ragu....

Puisi: Semangatku kembali berkobar

Puisi: Semangatku kembali berkobar
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Semangatku kembali berkobar
saat kau beri daku sekuntum bunga Melati
yang kau genggamkan pada jemari tanganku
erat dan kuat ...agar tak terlepas lagi....

Kau memandangku dengan tatapan serius
berharap aku tak kan meninggalkanmu lagi
ku juga berharap ....kau tak kan lagi menjauhi diriku
kita sama-sama saling membutuhkan...satu sama lainnya...

Tidak ada sesuatu nada irama lembut yang kumiliki ...selain dirimu...
pada dirimu....kuberharap ...kau selalu mengerti dan memahami daku...
kita adalah sahabat yang saling berharap
untuk selalu bersama ...dalam batas kesantunan...

Sewaktu kau putuskan pergi dari diriku...
dan sewaktu daku juga memadamkan lilin redup ini ...
kau dan aku...saling terluka ...
aku dan kau akhirnya menyadari...kesalahan kita...
akhirnya... kita saling memahami...
bahwa kita ....tak kan lagi saling menyakiti ...

Waktu terus berjalan dan ....melangkah pergi
perlahan tapi ...pasti...
mengejar bayang-bayang fatamorgana
yang terlukis dalam kisah kenangan hati kita...
yang telah lalu ....dan ...tak kan terulang lagi...

Kini...sang Pelangi telah berpendar lagi
melambungkan kemilau sejuta warna
dalam setiap sisi relung hatimu
dengan harapan...
agar dikau tak terlepas lagi ...bunga melati indah....di hatiku...

Puisi: Pagi yang cerah

Puisi: Pagi yang cerah
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Pagi yang cerah
sinar mentari tersenyum mempesona padang ilalang
tak ada rintik hujan di tangkai pucuk Pinus
melambai sang Nyiur pada batu karang di laut lepas

Senandung burung Camar menawarkan jasa
untuk sang ikan yang mencari kerinduan asa
kura-kura berenang bergembira ria
menapak penantian di pantai yang berpasir putih....

Siput pantai berlarian saling berkejaran
berebut air dalam tepian pantai
mereguk dahaga membalut luka
menepis rasa keriduan pada sang Purnama

Angin semilir bertiup melenakan sang Bangau
yang mencari katak dalam genggaman paruhnya
merajut nada-nada rindu dalam gemericiknya air
yang mengalir membasahi parit yang tergapai kekeringan

Ruas jalan setapak terus menatap ceria
saat sang roda pedati bergerak perlahan
memutarkan rodanya ke atas dan ke bawah
menapak harapan di langit yang membiru
menggapai asa untuk sang rerumputan hijau yang berdiri terpaku

Siang beranjak malam....menatap sang dewi malam
yang bersolek untuk sang pujangga di langit yang berkelip
yang bertaburan bintang di angkasa raya...
ditemani senandung sang Kelelawar yang asyik bersendau gurau

Perlahan tapi pasti....
sang dewi malam berdansa dan menari
bersama serangga malam yang melagukan berkidung cinta
pada sang Lebah yang dilanda kasmaran pada bunga melati yang mewangi...

Keheningan malam terpulaskan oleh mimpi indah bayangmu
yang merajut rangkaian nada dalam irama cinta
diiringi kerlap kerlipnya sang bintang yang melambai
mengajak sang burung Hantu untuk saling berbagi hati...

Indahnya malam tergantikan oleh terbitnya sang mentari pagi
yang menghempaskan nada kelamnya sang serangga malam
menjemput keceriaan dalam dinginnya tetesan embun pagi
yang meresap dalam jemari bunga Melati di taman hati indahku
'tuk mengucapkan salam .....Selamat Pagi ....pada hati ceriaku...

Puisi: Mengapa hati ini selalu terbayang padamu

Puisi: Mengapa hati ini selalu terbayang padamu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Mengapa hati ini selalu terbayang padamu
mengapa hati ini tak mau kuajak kompromi
melupakan dirimu ...
dan melupakan kenangan indah bersamamu...dulu

masih kudengar sayup canda dan tawamu di dinding hati ini
saat kau bercerita tentang kuliahmu yang menggemaskan
tentang dosen-dosenmu yang ganteng dan cantik
tentang mata kuliah yang nyaris dapat nilai A semuanya...

Kau memang gadis yang cerdas dan berani
rambutmu yang tergerai indah di bahumu
berkibar saat sang bayu mempermainkanmu
membuatmu semakin cantik dan mempesona diriku

Kuliahmu di Pasca Sarjana telah menggetarkan jiwaku
saat kita kuliah bersama...kau tampak bersemangat
menjawab dan beradu argumentasi dengan dosen kita
kau nampak meyakinkan dengan dasar-dasar pendapat ahli yang berbobot
membuat seisi kelas jadi terpana padamu...juga diriku...

kini kau telah pergi jauh dari ku
di saat ku ingin mendampingimu
di saat ku ingin mereguk kebahagiaan bersamamu
di saat daku dalam pencarian jati diri...

Entah dimana kini kau berada
apakah kau ada di sini
ataukah di sana...
di tempat yang sejuk dan indah untukmu...
aku tak tahu...entahlah...

semoga kau selalu mengingat kenangan kita bersama...dulu...

Puisi: Tak mengapa dikau pergi

Puisi: Tak mengapa dikau pergi
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Tak mengapa dikau pergi jauh dari ku
menghindar dariku takkala ku coba merengkuh hatimu
berpaling saat ku coba menggapai rinduku
berlari saat ku dekati dirimu

Apakah aku tak berhak mencintai dirimu
apakah aku tak berhak untuk merindukan dirimu
apakah aku harus selalu sendiri dalam sepi
selalu hening ....menyelimuti kabut diri ini

Mengapa daku selalu kau jauhi
mengapa kau selalu berpaling dari ku yang mendambamu
apakah aku memang bukan untuk mu yang sendu
apakah aku memang ditakdirkan bukan untuk bunga Melati hatimu...

Memang diri ini jauh dari rasa indah di hatimu
memang diri ini terlalu jauh dari angan dan khayal pribadimu
terlalu jauh burung dari sangkarnya...yang indah
terlalu berani aku untuk meraih hatimu yang selembut sutera

Biarlah daku yang kan mundur dari langkah maju ku
biarlah daku berhenti untuk berjalan ke arahmu lagi
semua telah kusadari ....
bahwa aku tak mungkin dapat meraih bunga melati di hatimu
yang amat kurindu dan kuangankan selama ini...

Mengapa angin terus berbisik lirih untuk terus mengejarmu
mengapa sang mentari terus memberiku semangat dengan sinarnya yang hangat
mengapa sang rintik hujan terus membasahi relung hatiku untuk dirimu
tetapi mengapa daku tak beranjak jua untuk menggapai sang Purnama hatimu
karena daku...takut untuk menyentuh rasa terlukamu yang tersembunyi...

daku tak menyesal kalau kau tidak menjadi milik ku
daku tak kan kecewa jikalau dirimu menolak kerinduanku
karena daku mengerti ...siapa diri ini ...
yang tak kan dapat mendampingi dirimu ...selamanya...
meski aku mengejar dan memohonmu.... kau tak kan berpaling ke padaku....
meski sesaat jua...

Puisi: Senandung Rindu

Puisi: Senandung Rindu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Senandung rindu dinginnya malam telah tergores di batu karang
yang memecah kesunyian hati tanpa rasa indah lagi
bergemuruh suara ombak yang bergulung
menerpa sisi-sisi dinding ikan yang mencari rumput laut

Senandung rindu terus menggema dalam kabut malam
menerawang keindahan alam yang terbisikkan kata mesra
meredup lirih dalam sepinya jalan setapak
yang kau ukir indah dalam jejak langkah bayang ceria mu

Kau kini berada di sampingku
kupeluk hangat dirimu dalam redupnya sang Purnama
kunikmati pemandangan laut malam yang bergelora di dada
yang berhembus tak tersampirkan di relung hati ini....

Kubelai rambut mu yang panjang bergelombang
tergerai indah dalam temaramnya sinar rembulan malam
tersenyum bersama dalam rasa kerinduan yang terindah
bermain mata dengan sang Kelelawar yang terbang merendah...

Kuingin kau terus disampingku dalam rasa kangenku
jangan pergi tinggalkan daku yang mendambamu
biarlah angin sepoi membasahi relung jiwaku
asalkan kau tetap memeluk hangat daku yang kedinginan rasa

Bisakah kita saling terbuka dalam wacana kerinduan ini
bisakah kita saling membagi rasa indah di hati kita
bisakah kita tidak saling melukai hati

daku percaya...kau memahami arti kata-kata indahku itu..
aku dan dirimu ...saling membutuhkan ....rasa indah itu...

apakah mungkin kita dapat bersama
dalam rengkuhan sang dewi malam
yang menanti keindahan diri kita
dalam nuansa kehangatan sang Purnama yang tersemaikan...

Puisi: Sebutir cinta untuk Melati

Puisi: Sebutir cinta untuk melati
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Pernah daku bertanya kepadamu...
bunga apakah yang engkau paling suka
engkau menjawab... bunga Melati...
aku mengangguk ...perlahan...

Pernah pula ku bertanya kepadamu...
siapakah yang kau cintai...
kau menjawab...Pelangiku...
aku hanya tertunduk... luruh...

aku tak bisa mengelak rasa hati yang pedih
yang terluka karena tak bisa kau cintai
karena aku bukan Pelangimu yang kau cintai
aku hanyalah sahabat terbaikmu belaka....

Daku hanya bisa terpekur memandang dirimu
memandang fotomu yang tersenyum manis padaku...

daku hanya bisa melamunkan bayang indahmu
hanya bisa berbisik lirih pada sang bayu yang melambai
bahwa di dinding hati ku terukir nama indahmu...melatiku

Aku tak bisa membohongi diri ku sendiri
bahwa kau lah melati pujaan hatiku
yang dulu pernah singgah di hati kecilku
yang kini telah terdiam di sisi relung pelangimu

Sebutir cinta untuk melati telah kupersembahkan buatmu
hanya ada sebutir saja...untukmu
tiada yang lain di sisiku
hanya dirimu seorang...sebutir cinta untuk melati ku....

Jumat, 22 Januari 2010

Puisi: Rasa itu ada...

Puisi: Rasa itu ada...
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Kau adalah teman sman 1 Teladan Yogyakarta ku yang lucu...
penuh humor dan menghibur hatiku
sehingga aku senang melihat tatapanmu yang berbinar
kan kusimpan di hati terdalamku hingga kini...

kau sering menatapku lembut namun pasti
kau sering membuat gelak tawaku bergema di kelas
meski kau gadis yang ceria dan ayu...
namun di hatimu bergelora rasa itu padaku...
yang hanya bisa menatapmu dalam sepi di bangku belakang...

Kau sering menggoda tatapan mataku...
kupalingkan pandanganku ke kiri...kau bergerak ke kiri...
kupalingkan tatapan mataku ke kanan...kau bergeser ke kanan..
seolah-olah dirimu ada di mana-mana di hatiku...

kadang saat aku berjalan di belakangmu...
kau jatuhkan sapu tanganmu ke lantai kelas...
kau berharap aku memungut sapu tangan indahmu...
namun...aku takut dan tak tahu apa yang harus kuperbuat padamu...
aku hanya melewatinya saja.... berlalu....

Saat aku asyik mendengarkan cerita dari temanku...
kau datang bergabung dengan kami...
kau terus memandangku....
aku berusaha menghindar tatapanmu...
namun kau lalu memegang buku pelajaranku
yang terpaksa aku ..harus memintamu untuk mengembalikan padaku...

kau suka menggoda hatiku...
kadang kau mencoba mentraktir diriku di warung sekolahan...
namun...aku menolaknya dengan halus...meski uangku tipis di kantong
tapi aku tetap jajan dengan segelas air teh tawar dan sepotong ubi saja...
itu sudah membahagiakan diriku yang lagi pas-pas an...

kau merasa bisa merangkul hatiku...
namun entah mengapa rasa itu ...dulu tidak ada di hatiku...

kini...setelah lama kita berpisah...
rasa itu mulai tumbuh dalam rerumputan hijau yang tersiram embun pagi
aku ingin bertemu dengan dirimu....namun ...aku tak tahu dimana dirimu kini...
ada rasa indah saat mengenangmu ....di saat seperti sekarang ini...
saat hatiku merindukan sahabat untuk berbagi rasa denganku...

Puisi: Rasa bahagia kini

Puisi: Rasa bahagia kini
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Rasa bahagia kini mengisi setiap lekuk sendi hatiku
merayap perlahan dalam keheningan yang menepi
menempel erat dalam setiap langkahku
mendampingimu berjalan bersama sang waktu yang menanti

Telah lama kumemandangmu
dari kejauhan hingga ke mari
tak berubah ....tetaplah sama
kau lah gadis ayu yang menambatkan kapal hatiku di sisimu

Hati ini telah kupasrahkan kepadamu untuk kau semaikan
rindu ini telah kupersembahkan untukmu seorang
jaga dan rawatlah dengan pupuk cintamu
agar terus bersenandung riang di relung kalbumu

Senyum indahmu di pagi nan ceria
telah membangunkan ku untuk selalu tersenyum ceria padamu
memandangmu dalam bisik lembut mesraku
aku merindukanmu...., kasih...

kau tertawa renyah dan mencubitku
merasakan keindahan bergelayut mesra di sorot matamu
yang memandangku dengan manja dan lama....
membuatku merasakan arti indahnya hidup ini
yang lama tersemaikan embun pagi yang turun ke bumi

Hujan rintik di hati telah membasahi rongga dadaku
yang ingin selalu bersamamu ...di mana pun kau berada
merangkul dan memelukmu dengan hangat

ku tak ingin ...
kita terpisahkan dalam alam nyata maupun dalam mimpi
terpisahkan jauh dari hati indahmu yang menyentuhku...


ku ingin...
menjadi satu dalam kebahagian bersama...dengan dirimu
yang kusayang dan kupuja ....selamanya...

Puisi: Kau tebarkan pesona

Puisi: Kau tebarkan pesona
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Kau tebarkan pesona keindahanmu
kau tebarkan wangi bunga mu yang putih bersih
dengan dedaunan menghijau yang segar dan kemilau
kaulah bunga Melati...pujaan insan romantis

Wangimu telah mengharumkan ruang dinding hatiku
canda tawamu telah membangkitkan kembali rasa egoku
rasa tersentuhku akan kerinduan yang lama menghilang
dari jiwaku yang lama berlari di gurun yang tandus dan gersang

Binar bola matamu yang menatapku dengan pandangan yang ceria
senyumanmu yang menggurat di lesung pipietmu
telah merubah segalanya ....yang ada pada diriku
yang lama tak terisi oleh rintik hujan yang menyejukkan relung hatiku

Embun pagi telah lama menghilang dari rerumputan kering ini
sinar mentari telah lama pergi dari sorot mata yang sayu
yang mengharapkan datangnya ombak laut yang bergulung
yang kan membawa sang kapal berlayar ke tengah samudra...

Jaring-jaring cinta telah lama pudar dari tambatannya
luluh dan tak bersenandung riang lagi
mengisi hari-hari yang terus menapak jejak diri
membuat rona Awan sendu menghiasi setiap kenangan....

Tak pernah kah rasa ini tersentuhkan di kerinduanmu
yang lama ingin menggapai asaku yang terabaikan
yang kini makin terasa sepi mencekam diri
menanti hari-hari yang terus bergayut semu ...luruh

Kehadiranmu telah menerbangkan awan hitam di kening hati
melepas lembut kabut sutera perak yang membayang di diri ini
mengganti dengan sutera melati yang berdaun emas di peluk ku
menebar pesona rindu kepadamu yang kunanti dalam kesendirian...

Inikah rasa rindu yang telah lama kuidamkan di diri mu
yang kunanti dengan sepenuh hati
seperti suara gemericik air yang mengalir lembut di pematang hatiku
menyusuri kesegaran rongga jiwa yang membentang harapan indah bersamamu...
bahagia selalu....hingga akhir waktu ....

Puisi: Esok hari

Puisi: Esok hari
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Esok hari ...
adalah hari harapanku yang terbaik
hari aku kan meminangmu
hari yang akan menjadikanku semakin bijak

Esok hari ...
adalah hari yang akan terjadi
bukan hari ini
juga bukan hari kemarin
yang aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku

Esok hari...
adalah langkah ku ke depan
cita dan asaku untuk memandangmu
untuk meraih kebahagiaan bersamamu
yang lama kuidamkan sejak hari kemarin dan hari ini....

Esok hari...
adalah hari yang perlu perencanaan
hari yang perlu persiapan matang
hari yang kan menentukan langkah hidup kita
berdua dan selamanya....

Esok hari...
kan turun sang Pelangi dari peraduannya
berwarna warni kemilaunya
yang kan meraih dan mengangkat dirimu
dalam rasa sentuhan yang terindah
yang akan berusaha membahagiakanmu
selamanya...hingga akhir waktu....

Esok hari...
ditentukan hari ini....
hari antara dirimu dan diriku
dalam merangkai cita dan cinta
dalam kebersamaan yang berpadu
'tuk menuju kebahagiaan yang abadi...

Puisi: Hari ini

Puisi: Hari ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Hari ini...
kau tersenyum padaku
manis dan sangat manis sekali
seperti gula dalam roti tawar
yang terseduh teh manis

hari ini ...
kau ukir namaku di relung hatimu
yang tertutup erat di dindingmu
yang hangat dan lembut
tersentuh rasa kebahagian diri

hari ini...
bukanlah hari kemarin
hari yang penuh kenangan indah
hari yang sekarang sedang berjalan

hari ini...
kau berikan daku sekuntum melati putih
tanda kerinduanmu padaku
yang sekian lama kau sampirkan dalam sisi kalbumu

hari ini...
semak ilalang berubah menjadi rerumputan yang menghijau
menyegarkan mata
dan menyejukkan jiwa
seperti kemilaunya pelangi yang berpendar....

hari ini...
hatiku bahagia bersamamu
saat kau sentuhkan jemarimu di keningku
saat kau usap lembut jemariku
saat kau sebut aku pria yang tersayang di hatimu...

hari ini...
seperti hari kemarin juga
kau tetap merindukan diriku
dalam sepi ....
maupun saat keceriaan menerpa diriku....

Puisi: Kemarin

Puisi: Kemarin
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Kemarin....
saat kau sendiri dalam diam
ku datangi dirimu
ku sapa dan kuperkenalkan diri
kau menyambutku dengan dingin

Kemarin....
kau masih juga di ujung jalan itu
sepi dalam diam...
terpekur
memandang ke rerumputan hijau
tanpa sapa darimu

Kemarin...
ku sapa dirimu
dalam temaramnya sang Purnama
tetap diam membisu
hening tanpa kata sendu

Kemarin...
kudengar kau telah menggapai cintamu
merangkai kata membuai asa
kau raih sang Pelangi hatimu
yang membahagiakan hatimu

Kemarin....
aku mendapatimu dalam rasa bahagia
kau telah mendapatkan buah hatimu
yang cantik dan seindah dirimu
melatiku yang berbunga putih dan indah...
harum mewangi seindah mutiara permata hati...

Kemarin...
kau memanggil namaku
dalam nada ceria dan santun
tidak seperti kemarin dulu
yang sepi dan hampa...

Kemarin...
hari terindah buatku
kau berikan setangkai bunga melati
di tanganku yang terhampar sepi
dalam nuansa keindahan hatimu....

Kamis, 21 Januari 2010

Puisi: Saat kusapa lembut dirimu dalam kesendirian

Puisi: Saat kusapa lembut dirimu dalam kesendirian
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Saat kusapa lembut dirimu dalam kesendirian...
kau terpana dan memandangku dengan ceria
menatapku dalam pandang yang bersemangat
penuh optimistis mengajakku untuk bersahabat

kau raih jabat tangan eratku yang santun
kusebutkan namaku...kau pun begitu
saat itu... aku tertarik pada binar bola matamu yang cantik
juga pribadimu ....yang lincah dan pintar

Saat di kampus biru yang lalu
saat di teras Balairung...kau tampak sendirian membaca buku
aku pun demikian ...asyik membaca buku untuk ujian semesteran
kau dan aku saling berpandang mata tanpa jawab
terdiam dalam heningnya sang bayu yang sedang berlalu....

Kini ...waktu itu telah lama berlalu
aku berusaha mencari dirimu hingga kini
namun...kau tiada jawab juga
dimana kah kini ...kau berada...?

Waktu terus berlalu melayang pergi
berkejaran dengan sang Surya yang menyinari hatiku
mengharapmu untuk meraih asa yang pernah terbit
bersama sang Pelangi yang tersenyum indah padamu

Mengapa kita pernah berjumpa di saat yang sekejap
namun ...membawa kidung yang menyejukkan kalbu
senandung ombak di laut Parangtritis masih jelas kudengar
saat kau memanggil namaku dalam tawa candamu yang ceria

Mentari pantai Parangtriris .....telah terbenam saat kupeluk mesra bahumu
saat kusandarkan angan dan khayalku di lembut jemarimu
untuk kita bisa bersama dalam suka dan duka
untuk kita bangun bersama rasa bahagia yang ada di hati melatimu

Namun...rencana telah usai berlari
setelah kita wisuda bersama...kau tak lagi nampak di pelupuk hatiku
kau pergi tanpa setahu sang Pelangi yang tertunduk luruh
bercanda dengan hati melatimu yang tersentuh lirih

Mengapa kau pergi tanpa kata dalam kerinduanku
mengapa kau tinggalkan diriku tanpa bisa menjawabmu
aku tak tahu...
apa yang kau cari dari diriku .....yang mendambamu....

hatiku telah kau buai sehingga terlena dalam pasung
jiwaku telah kau gadaikan dalam angan dan khayal yang tak bertepi
bayang mimpimu terus menggoda perjalanan hidupku
kemana ku harus melangkah lagi tanpa dirimu di sisiku....

Kusadar...
kau bukanlah bunga melati harapanku
bunga yang harum dan semerbak mewangi untuk ku
namun...dirimu ada ....untuk sang Pelangi lain yang lebih tegar dari ku...
yang lebih mengerti dan memahami dirimu yang dilanda kasmaran padanya
tanpa pesan jawab dariku yang tersampirkan...hingga kini...

Sudah...sudahlah ...
hati ini kini telah kembali pulang ke langit yang membiru
memancarkan kembali kemilau sang Pelangi sejuta warna
yang akan terus menampakkan kemilaunya di antara awan dan angin yang berhembus...

menyegarkan rerumputan hijau yang mengharap rintik hujan segera mengguyur dirinya....
yang lama terabaikan dalam kesejukan nuansa alam ....
bersenandung riang kembali bersama sebait puisi di pagi nan ceria
di bawah lambaian kemilau sang Pelangi yang tersenyum indah kembali....

Puisi: Kau adalah teman di SMA ku dulu

Puisi: Kau adalah teman di SMA ku dulu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Kau adalah teman di SMA ku dulu
yang sering memasuki kelas ku ....di IPS 1
di SMAN I Yogyakarta yang tercinta
yang memberikan daku ilmu pengetahuan yang teramat indah

Saat kau melihatku...dan aku memandangmu...
kau tersipu... kau menghindar dari tatapanku yang sendu
engkau adalah anak IPA yang aku kagumi
kau cantik dan menarik relung hatiku yang dirundung rasa sepi ...

Setelah melihatku....
kau sering memasuki kelasku di saat jam istirahat
sering bincang-bincang dengan teman kelasku
namun ...tatapan matamu selalu mencari-cari diriku yang duduk di bangku belakang...

Saat beradu pandang denganku ...
kau berusaha menghindar dan tertawa renyah...
namun ....aku mengerti...di hati indahmu....
kau suka padaku.... aku juga suka padamu....

Senyum indahmu telah melekat erat di dinding hatiku yang bergemuruh
menantikanmu saat jam istirahat berbunyi
duduk di bangku belakang sambil membaca buku pelajaran
saat itulah kau kembali hadir ke kelasku... menatap diriku yang terpesona padamu....

Kau gadis yang lincah dan ayu
aku menyukaimu
namun ...aku tak berani untuk menyentuhmu
karena aku takut ....kegagalan ini kan menyentuhku...
maka...kubiarkan hatiku bersenandung sendiri
tanpa irama dan nada kerinduan yang menghentakku
yang ingin kupersembahkan buatmu ...seorang...

dimanakah kini ...kau berada...?
aku menantimu...

Puisi: Kenangan di SMA

Puisi: Kenangan di SMA
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Saat bel sekolah di SMA berbunyi nyaring...
aku bergegas turun dari lantai 3 kelasku
untuk mengambil sepeda balapku di tempat parkir sepedaku
kau telah menungguku di situ dalam dekap erat tas sekolahmu

Aku terhenyak tak mengira kalau kau telah menungguku
aku semula merasa biasa saja padamu....
namun...kau berusaha mengambil hatiku untuk dirimu
yang selalu menanti dan memandangku saat ku masuk sekolah...

Aku hanya memandangmu ....hemmm biasa saja...
namun...kau terus mencoba meraih hatiku yang dingin membeku
yang tak kuperbolehkan seseorang mengambilnya dari ku
yang ingin kupelihara sendiri tanpa dirimu....

Entah mengapa....
lama-lama aku jadi tertarik padamu
tertarik pada kesetiaanmu...
tertarik pada pengorbananmu ...untukku...
aku jadi lemah dalam ketiada berdayaanku....

masa SMA ...masa yang indah bagiku
masa dimana aku menemukan bunga yang indah di dirimu
yang kau peruntukkan buatku ...seorang saja...
yang membuatku tersanjung padamu....

Kau telah merubah semangatku yang pernah tak peduli
menjadi peduli pada dirimu yang lembut dan menawan
tutur katamu yang santun telah menggoyahkan sendi nadiku
membuatku semakin sayang padamu....

kau telah memberiku pandangan percaya diri yang utuh
yang dulu tak pernah kumiliki
kini aku mengerti mengapa kau ada untukku
karena kau ingin merubahku menjadi yang terbaik bagimu...

Kini kau telah pergi dariku
entah dimana kini kau berada
namun....kenangan indah itu telah membuatku makin mengenal dirimu
mengenal akan keindahan bunga di taman hatiku yang terkagum padamu...

Dimanakah kini kau berada....?
aku merindukanmu....

Puisi: Sahabat SMA ku

Puisi: Sahabat SMA ku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Saat kukenal dirimu di kelas baru di SMA kita...dulu
kau tampak anggun dan mempesonaku
rambutmu yang sebahu telah merenggut perhatianku
wajahmu yang manis telah menggoda relung hatiku

kau duduk di samping bangku belakangku
tersipu jika kutengok dirimu sesaat....
kadang memalingkan wajah saat kuperjelas diri
tersenyum indah saat kupalingkan diriku ke pelajaran di kelas

Saat indah di sma telah mengenangku sekejap
saat kau tak bisa mengerjakan PR matematika
aku ingin membantumu....
namun..., aku sendiri juga tidak tahu jawabannya...
aku hanya tertunduk malu...tak berani memandang wajah sendumu....

Kini...setelah kau dewasa dan mengenal diriku
kau lebih anggun dari yang kukira
cerdas dan terampil dalam menyelesaikan kuliahmu
aku jauh tertinggal darimu
aku terkagum pada mu...

Kini ...kau hadir kembali di hatiku
hati yang pernah berhenti di jalan sunyi yang panjang
yang kering dan tandus
tanpa sentuhan lembut dari bunga yang indah mewangi

Senyummu telah menerbangkan bayang khayalku ke masa lalu
saat kau dan aku satu kelas di sma
saat kau tertunduk malu karena kujabat erat tanganmu
saat kukenalkan diri padamu yang membuat hatiku bergelora...

Saat itulah...benih-benih cinta telah tersemaikan di gurun yang tandus
namun...kau tak menanggapinya dengan ketulusanmu
kau hanya ingin bersahabat baik denganku yang mengagumimu
hingga kita sama-sama selesai kuliah dan bekerja....

Bunga ini telah terbang bersama anganku yang melayang
yang tak dapat menggapai hati indahmu
yang tak dapat meraih jemarimu yang lentik
namun ...aku bahagia...karena kau telah menemukan taman hati untuk bungamu yang indah
yang kau pupuk dengan cinta kasihmu yang terdalam ...

Biarlah aku tetap menyendiri dalam sepi
bunga ini telah lepas dari genggamanku
dan aku telah menyadarinya
bahwa kau ...bukanlah untukku...tetapi untuknya...kerinduanmu....

Salam persahabatan selalu dariku...untukmu..., sahabat SMA ku...

Rabu, 20 Januari 2010

Puisi: Tambatan hati telah tergapaikan

Puisi: Tambatan hati telah tergapaikan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Tambatan hati telah tergapaikan
oleh jejak hati di pasir putih yang menepi
yang selama ini terus kau impikan
dalam bayang semu keindahannya....

Nyanyian rindu terus berkumandang
menyusuri lereng dan bukit perasaan hati
terbang melayang hingga ke langit yang membiru
dan menyatu dalam kerlap kerlip sang Bintang yang bercahaya

Akan kah hati kita terus bergelora dalam nada cinta
yang kau semaikan dalam kerinduan bisik mesra mu
yang kau sampirkan dalam senandung rindu mu
yang membuat diriku melambung hingga ke awan yang berarak...

Nama indahmu telah kutorehkan dengan indah di dinding hatiku
yang tak kan terhapuskan oleh sinar sang Mentari
yang tak kan tergerserkan oleh sapuan ombak di pantai
kan tetap kokoh bagai batu karang di laut yang menghadang

Rona wajahmu tak kan memudar dalam cahaya sang Purnama
tetap seperti yang dulu....cantik dan manis
seperti hatimu yang lembut dan tegar
dalam menggapai impianmu yang setinggi langit
hingga sang Pelangi terpana dalam mimpinya....

Tambatan hati telah kau ikat erat di relung kalbumu
yang tak kan terlepas oleh semilirnya sang Bayu
yang tak kan hancur oleh bisik lembut sang hujan yang rintik ke bumi
hingga kau semaikan dalam ruas-ruas dinding hatimu
yang mendambanya hingga akhir jaman.....yang kan tersemaikan....

Puisi: Pelangi telah tersenyum kembali

Puisi: Pelangi telah tersenyum kembali
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Sang Pelangi telah tersenyum kembali
berkilau dan berwarna warni
merah, kuning, hijau dan biru
semuanya semarak dan bercahaya

Sang Bidadari telah melambaikan tangannya
merengkuhnya dalam ketulusan yang sehati
menggapai asa yang tak membias lagi
menyusuri rasa rindu yang tersemaikan

Sang Tupai dan Kelinci telah bersanding dengan ceria
bersenandung irama cha-cha-cha dalam kebahagiaan
melantukan nada-nada kehangatan cinta
dalam bayang sang Purnama yang merindu

Rerumputan yang menyegarkan telah mulai berseri lagi
membiarkan sang kuda berkejaran dengan pasangannya
melepaskan lelah dalam penantian yang meletihkan hati
dan Pucuk Pinus pun terus bernyanyi dalam semilirnya sang Bayu yang tersipu

Gunung dan ngarai telah berjanji seia sekata
tak kan lagi bertengkar dalam indahnya hati yang telah menyatu
tak kan lagi saling marah dan saling melukai hati yang terangkai kata indah
semuanya menyadari bahwa saling memahami adalah kata bijak
daripada membiarkan dirinya tertusuk duri bunga mawar yang merekah....

Senyum sang Pelangi kembali bersemi
membuat mekar bunga Melati yang tersipu
yang mendamba sang Awan kan terus memayungi