Sabtu, 09 Januari 2010

Puisi: Berhenti Berpendar

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Bagaimana aku bisa memandangmu dengan leluasa
jikalau dirimu selalu menutup hati keemasanmu
yang selalu membayang di kerinduanku yang bergetar
tersipu pada sang batu karang yang kokoh di laut

Dirimu selalu berpaling dari getaran bisikku yang menyapamu
dirimu selalu menghindar dari tatapan lembut sang Bayu kelana
berlari dan tak kan pernah bertaut dalam putihnya bunga Melati
menjauh dan melepas pergi .....menghilang

Kusadari....
hati ini tak kan mungkin terangkai dalam biduk asmaramu
yang bertepuk sebelah tangan di balik reruntuhan rinduku
menanti dalam penantian yang tak berujung
hari demi hari berlari tanpa arah tujuan yang pasti

Biarlah hujan gerimis kan turun gemericik di daun telingaku
menutup pori-pori kehidupanku yang telah luruh
menghimpit sendi-sendi asaku yang terpuruk
menanti dalam keterpanaan yang tak berkesudahan....

Entah mengapa dirimu selalu berlalu dari semilirnya nyanyian kidungku
yang terbawa angin laut dan gemuruhnya ombak di laut
membangunkan sang Lumba-lumba dari balik karang terumbunya
melepas pergi sang Burung Camar dari pijakannya di bukit karang tandus

Apakah dirimu merasa aku tak pantas mendampingimu menempuh perjalanan ini
yang menanjak dan menurun mengikuti lereng bukit yang terjal dan tajam
yang kadang berlubang dan retak di sana sini
menanti sinar Mentari pagi yang kan menutup keretakan hati sendumu

Sudahlah... tak perlu lagi kau risaukan hati ini
aku kan mundur dari langkah majuku yang tertatih
tuk berhenti melangkah mendekatimu....
memberikan senyum indahku padamu....
ku kan hanya memandang dari sini ....dari kejauhan....
memandang sang Rembulan malam yang berhenti berpendar dari relung hatiku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar