Selasa, 19 Januari 2010

Puisi: Selamat tinggal, Sahabatku yang terbaik

Puisi: Selamat tinggal, Sahabatku yang terbaik
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Cahaya kemilau sang Surya telah pergi menjauh dariku
harum semerbaknya bunga Melati telah lama tak tercium lagi
Senandung irama suaramu telah lama tak terdengar lagi
aku hanya bisa pasrah menanti sang fajar kan terbit dengan ceria

Rasa rinduku kini telah tergapaikan oleh semilirnya sang bayu
tanpa rasa dan tanpa sentuhan lembut jemari lentikmu
yang membayang di rongga dadaku yang bergayut sendu
tanpa rasa keceriaan yang sering kudendangkan dalam puisiku

Malam ini telah berakhir sudah kisah bahagia kita
yang hanya bertahan dua kejap saja
yang tergelincir oleh kata semu
yang tak kan ternoda oleh nuansa kemilaunya sang Pelangi
yang dirundung kerinduan nada iramamu

Kau telah mengoyak hatiku yang tersungging senyum sendumu
kau telah membuatku terluka hingga tak bisa bangkit lagi
yang tak kan dapat menorehkan tarian penaku lagi di hatimu
meski kau sendiri pun terluka karenanya. ...

Mengapa persoalan kata majemuk harus kau pedulikan...
mengapa tiada yang mengalah dalam memutar kata indah
mengapa harus berakhir tanpa ujung dan tanpa tepi yang membias
memang pada akhirnya .....semuanya telah terjadi....
dan tak perlu ada yang menyesalinya....

Biarlah ini jadi pembelajaran bagi diriku dan dirimu
yang selalu ingin mencari eksistensi kemandirian
yang tak ada kata titik temunya
akhirnya ....dimana ada perjumpaan...disitu pasti ada perpisahan....
kita berpisah dalam suasana persahabatan yang terbaik...
tanpa pernah merasa terabaikan ....

Selamat tinggal, Sahabatku yang terbaik...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar