Senin, 30 November 2009

Puisi : Terhempas terbang...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Terhempas terbang melayang mengangkasa
menebar cakrawala langit temaram
menengok wajah nan tak bergeming
luluh dalam nada-nada asmara indah

Mengepak sayap dalam dua dimensi
melepas busur cinta terciprat nuansa syahdu
menggapai hanyutnya hati yang terindah
dalam gelombang daun-daun kering yang terjatuh

Kerlingan mesra senyum yang terluka
menambal sulam kekeringan yang nampak basah
bersinar sejuta warna Pelangi di awan tinggi
tersedu menatap batin yang tak mengerti asa

Menengadah lautan kerinduan terhampar tanpa tepi
menerjang keinginan yang terpendam dalam jiwa
Mencari kehampaan yang nyaris tanpa batas
kosong tanpa peluang untuk meraihnya

hatimu terdiam tak bernyanyi lagi
batu karang menangis sedih
mengapa kau tinggalkan hati indah
yang selalu bernyanyi rindu untukmu

Puisi: Bukit dan Gunung ....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Bukit dan gunung terus memanggil namamu
mengalun di antara ngarai dan lembah yang curam
mendayu-dayu mengiang dalam gendang telingaku
berkelok dan berliku memutar ke segenap masaku

Dimanakah kau kini berada?
apakah kau masih mengingatku?
yang lama mencari dan memanggil namamu
diantara ribuan semak belukar yang terabaikan

Hati ini sudah lama menjerit
sakit dan terluka karenamu
yang kau tinggalkan tanpa jawab dariku
berlari dan terus berlari mengejar bayangmu

Mengapa kau tega untuk hatiku yang lemah ini
hati yang lama merindukan senyum dan tawamu
yang pernah kau sampirkan dalam relung anganku
bersama sepoi angin yang berlalu dengan tenang dan hening

Inikah rasa yang kau inginkan dariku?
rasa yang pahit dan getir melandaku
membawa kejenuhan mengejar nuansa waktu yang terus berputar
melaju kencang dalam balutan asmara yang terhempas

Datanglah rinduku
datanglah mimpiku
balut kembali luka lamaku
untukku dan untukmu, seorang yang terkasih

Puisi : Kawanku yang jauh di seberang

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Sinar mentari pagi telah membangunkanku
dari mimpi indahku bersamamu
menggapai benang-benang sutera rajutanmu
yang mempesona dan menawan hatiku

Burung-burung terbang bernyanyi bersama awan dan Pelangi di langit
menawarkan rasa simpati dan kagummu pada sang dewiku yang cantik
yang baru datang dari khayangan di sana
dengan bergaun renda dan membawakan bunga mawar di hatinya

hatiku tersanjung karena kata manismu
membuatku tersenyum bahagia dan bangga
bahwa ternyata kau bisa juga memikat hatiku
yang lama dirundung duka nestapa

Nyala api lilin telah berkobar lagi
menerangi alam hatiku yang lama terdiam lesu
menatap langit hatimu yang indah mempesona
membuatku ingin mendekapmu erat-erat

Dekatlah kemari
kan kubelai suaramu dan kupersembahkan sebuah puisi indah untukmu
puisi tentang rasa hormat dan bermartabatnya dirimu
tentang rasa ingin berkawanku dengan hatimu yang anggun dan bijak
yang hanya kuperoleh dari dirimu seorang, kawanku yang jauh di seberang

raih dan peganglah dengan erat-erat
hati dan rasa kagumku padamu
juga jari-jemariku yang kaku dan dingin
karena sentuhan mesra tuts-tuts komputer di mejaku

Puisi : Kugenggam jemarimu

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

detik terus berjalan ke menit
menit berjalan lagi ke jam
jam berlari lagi menuju ke hari
waktu terus berjalan menyusuri detak jantungku

Apakah waktu akan mengubah sikapmu kepadaku
apakah hatimu akan tetap seperti batu karang yang kokoh
tak lagi mau menerima hatiku yang kerdil ini
yang tak malu untuk menyapa ringan padamu

Kucoba untuk merengkuh bayang-bayangmu
agar kudapat duduk bersama mimpimu
bercanda dan tertawa bersama
menebar kerinduan dalam jaring asmara dihatimu

Wajah dan senyum mu tetaplah dingin
sedingin puncak es di kutub utara
dan sebeku beruang es di laut atlantik
bila bertemu dan bertatap suara denganku

Mengapa kau begitu berubah kepadaku
apakah ada yang membuat hatimu terluka
atau apakah ada rasa yang membuatmu sebel kepadaku
hanya kau yang tahu, ceritakanlah padaku

Kau tetap diam membisu
menatapku dan terus menatapku lagi
membuatku takut dan tak bergeming dari hadapanmu
apakah kau ingin pergi dariku?

Janganlah berkata tinggalkan diriku
janganlah berkata mundur padaku
tetaplah disampingku bersamaku
berdua dan tetap berdua bersamaku
meraih hari esok yang lebih cerah

mari kugenggam jemarimu yang lembut
juga tanganmu yang halus dan putih
kan kuraih hatimu yang terindah
agar kau tetap hangat bersamaku

Puisi : Akhir dari perjalananku

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Tertawalah bila itu membuatmu bangga
bila itu membuatmu bahagia
bila itu telah memuaskan rasa egomu
rasa ingin berpisah dariku

Biarlah aku terpuruk lagi
dan tak ada lagi yang memberiku tali semangat
yang kan menggugah jiwa dan inspirasiku
dalam berkarya dan bermental baja

Pergilah bila itu membuatmu lega
telah membuatku terluka dan kecewa
itukah yang ingin kau sampaikan kepadaku ?
kalau kau sudah tidak menyukai diriku lagi

Mungkin ini adalah akhir dari perjalananku
dalam melangkah mencari kata rindu dan cinta
yang lama hilang dari perasaan hatiku
kini semakin tenggelam dalam relung kaca airmataku

Biarlah kisah ini selesai di sini
agar kau dapat menikmati angan dan khayalmu
yang telah membuat luka dalam di relung jiwaku
yang tak kan mungkin terbangun kembali

Biarlah hari dan detikku berjalan lamban
tanpa ada perubahan lagi di lubuk hatiku
aku terus berjalan dengan lemah dan terseok
agar ku dapatkan kembali rasa egoku yang pernah hilang

Puisi: Jemarimu yang lentik

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Mengapa kau terus juga berlari kencang
saat ku ingin menggapaimu
menahan laju larimu yang menjauh dariku
mengejar bayang yang terbang tak terhingga

Menepilah dan bersandarlah di bahuku
akan ku belai dengan mesra rambutmu yang cantik
dan kuceritakan tentang isi hatiku yang terdalam
agar kau mengerti betapa aku mengharapkanmu

Jangan kau pergi lagi dariku
yang lalu biarlah berlalu
hujan akan menghapus rasa panas ini
agar kembali sejuk dan tenang kalbuku

Sentuhan jemarimu yang lentik telah membuatku terlena
melanglang buana menggapai angkasa raya
menjerat jaring cinta dalam peraduanmu
yang bermimpi indah tentang dirimu yang anggun
tentang rinduku padamu yang molek nan ayu

Puisi : Kesepian

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Terasa kesepian menyelimutiku
tanpamu di sisiku
kau pergi tanpa pesan
membuat diriku amat kecewa

Kau telah melukai hatiku
saat ku ingin bersamamu
saat indah menerpa hatiku
kau menghancurkannya berkeping-keping

Kini kusendiri
dalam rasa sepi dan kelam
membuatku takut dan menggigil
menahan dinginnya hati yang membeku

Kembalilah kemari, kasih
jangan tinggalkan aku dalam hening
biarlah lilin tetap redup
namun hatimu tetap menyala untukku
sebagai lentera hatiku yang pupus

Puisi: Aku tetap sayang padamu

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Janganlah rasa marah terus menguasai dirimu
sadarlah bahwa diriku tidak seperti yang kau duga
yang merasa senang dengan yang lain, yang bukan dirimu
aku tetap sayang padamu

Aku mengerti kau tidak cemburu
namun di hatimu ada luka yang tergores
saat kusebut namanya yang indah
saat itu pula kau ingin memutuskan pergi dan lari dariku

Kuasai dirimu
tenang dan sabarlah karena dia adalah temanku
dengar suara dan senyumku yang terindah untukmu
aku tetap sayang padamu

Jangan lagi merajuk dan ngambek kepadaku
aku tak bisa berdiri tanpa dirimu
aku tak bisa hidup tanpa dirimu
kaulah pelita hatiku, kaulah mentariku

Raih dan genggamlah tanganku yang lemah ini
kan kau rasakan betapa aku amat mencintaimu
nadi-nadiku bernyanyi merdu untukmu
juga semangatku amat merindukanmu
tanpamu aku bukanlah Pelangi yang gemerlap di angkasa

Puisi : Buah Durian....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Buah durian ini amat manis dan harum baunya
semerbak menyegarkan rasa inginku untuk mencicipinya
kupersembahkan buatmu seorang
yang jauh di sana, di seberang pulau

Buah pisang ini amat menyentuh rasa indahku
warnanya kuning masak dan beraroma harum
menggugah keinginanku untuk menikmatinya
yang kuberikan padamu untukmu seorang

Buah apel ini berwarna merah delima
membangkitkan rasa seleraku yang terpendam
untuk merasakan pahit getirnya kehidupan
bersama dirimu seorang yang kucintai

Buah mangga ini amat ranum
membuat diriku semakin kangen padamu
karena dirimu adalah mentariku
yang bersinar dalam pelupuk hati rinduku

Teruslah menemaniku
dalam suka dan duka
dalam pahit dan manisnya hidup ini
bersamamu aku bisa dan bersemangat hidup lagi

kini
kudapatkan kembali rasa indahku bersamamu, melatiku

Puisi : Sepatu baru...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Sepatu baru ini punyaku, Pak
bagus dan indah, Ma
aku senang dan bangga memakainya, Pak
Gagah dan Ganteng seperti Bapak, ya Ma

Anak ku
pakailah sepatu ini dengan segala kebanggaanmu
simpan dan rawatlah sepatu baru ini seperti kau merawat dirimu
jangan kau abaikan dan jangan kau acuhkan
karena dialah yang mengantarmu kemana kau suka

Pergilah ke sekolah, Nak
Belajarlah dengan rajin dan tekun
Hormati bapak dan Ibu Gurumu
seperti kau menghormati Bapak dan Mamamu

Raihlah cita dan harapanmu di angkasa
seperti kau meraih bintang yang gemerlapan di langit yang tinggi
kau dapat meraihnya jika kau punya kemauan dan semangat yang tinggi
jangan mudah menyerah dan pantang putus asa
karena orang besar tidak akan pernah menyerah dengan keadaan yang ada

Kau dan Kakakmu adalah permata hatiku
Kakakmu dan dirimu adalah mutiara kalbuku
Jangan kau kecewakan Bapak dan Mamamu
Tetaplah berdoa kepada Yang Maha Kuasa
agar kau jadi Orang yang suka bersyukur kepada-Nya

Sabtu, 28 November 2009

Puisi : Rerumputan menghijau

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Rerumputan menghijau di tiup sang bayu semilir
menerpa wajah ayumu yang berbinar dalam kerinduanmu
riak gelombang rambutmu yang hitam legam
berkibar dan memancarkan sinar keanggunan yang semerbak
mewangi dedaunan kering melati yang terlepas dari pelukan mentari
menerpa senyum indahmu yang kian bergelora

tersibak keindahan hati yang tergurat dalam perjalanan waktu
melamunkan hari yang menjadi kenangan tercantik dan terindah
dalam membuka hari depanmu yang penuh tanda tanya
apakah ada angin kerinduan di hatimu yang terbersit?

Gumam seruku mengagetkan ranting yang berderit nyaring
menghujam lubuk sanubari dalam remangnya malam
melepas pergi sang dewi malam dalam gerak tarinya
membuka nuansa alam yang sunyi dan damai

Kau terpekur dalam keresahan jiwa
mendera dan meradang dalam kehampaan asa
yang tak kan pulih dalam sedetik langkah
menuju kesendirian yang membalut kabut hatimu

Mengapa harus memikirkan diriku
bila itu membuatmu terdiam kelu
menggapai rasa iba yang bergelut dalam angan
menjaring rupa dalam bentuk kata indahmu

keharmonisan dalam memori kerinduanmu
telah melepasmu dalam batas nuansa yang terlewatkan
berlari dan terus berlari kencang
melaju menuju ke cakrawala kalbuku

kau ketuk pintu hatiku dengan rasa kasihmu
agar dapat membuka pintu ketulusanku
yang lama diterjang oleh derasnya ombak di laut
dan dinginnya rumput laut yang bergelut dalam jiwaku
tuk bersama melangkah maju dalam indahnya hidup ini

Puisi: Terdiam

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Tetaplah cintai diriku
kaulah genggaman jemariku
yang tak kan kulepaskan
dari hatiku yang merindukanmu

Meski satu detik adalah sehari bagiku
dan satu menit adalah sebulan bagiku
karena aku telah tertawan oleh senyum manismu
yang akrab dengan tawa dan candamu yang puitis

Lama aku memikirkanmu
bagaimana bisa aku jatuh cinta padamu
padahal seawalnya aku hanya ingin berkawan denganmu saja
namun akal pikiranku telah merubah segalanya
kau adalah pilihan hatiku yang terindah

Kini kuserahkan keputusannya padamu
apakah kau pun juga cinta kepadaku
atau hanya sekedar pelepas lelahmu yang pernah tertinggal
saat aku mendekatimu dulu
yang akhirnya kulepaskan tanpa syarat

Lebih kini lagi
kau tidak juga mengatakannya padaku
meski aku berusaha untuk mengingatkanmu
untuk menjawab atau tidak menjawab pertanyaanku
namun jawabanmu hanyalah senyum manismu belaka
yang membuatku semakin linglung padamu

Lebih terkini
kau lari mendekatiku
namun tak jua meraih dan tak juga melepasku
menawan hatiku hingga aku tak kuasa berteriak memanggilmu
hanya untuk menyebut tiga kata yaitu Cintakah Kau Padaku

Samar tak terdengar suara itu
suara yang kurindukan
suara yang lama tak pernah kudengar
kau tetap diam membisu, hening dan tak menjawab

alam pun kembali sunyi, senyap dan sepi
redup
samar
terdiam

Puisi : Titik

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Jangan kau paksakan diriku untuk mencintaimu
karena kau bukan harapan dan anganku
sebagai perwujudan mimpimu semalam
yang tak kan terhapus oleh rasa ibamu

Aku sendiri tiada memikirkanmu
apalagi memimpikanmu meski sedetik saja
karena kau adalah kawan baikku
yang tak kan mungkin terluka oleh bayanganku

Meski kau sering menyebut nama dan senyumku
namun bukan berarti aku mencintaimu setulus hatiku
apalagi secara jujur kukatakan padamu
aku hanya ingin berkawan dan bersahabat denganmu
titik

Janganlah kau menangis dan menyesali diri
karena itu bukan kata perpisahan dariku
juga bukan kata pematah semangatmu terhadapku
yang jauh dari bayang dan mimpimu

terlanjur sudah kukatan padamu
tak perlu lagi aku menjelaskannya
meski aku harus jatuh bangun dari ilusiku
aku tetap menganggapmu sebagai kawan baikku
titik

Puisi : Gadis

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Gadis
kaukah yang menghidupkan anganku
engkaukah yang membangkitkan rasaku
sehingga aku terbangun dari mimpiku
yang lama tertidur pulas

Gadis
katakanlah padaku di sisi mana hatimu berada
saat kau sentuhkan dirimu di hatiku
sehingga aku terlena karenamu

Kini aku merasa tergagap
saat bangun dari mimpiku
kau tidak ada disampingku
hanya khayalan dan anganku yang menemaniku

Gadis
dimanakah kau menanti kedatanganku
yang lama ku mencari dan berlari mengejarmu
namun kau tetap tiada hingga batas waktu berdentang
memanggilku untuk kembali bermimpi tentangmu lagi

Gadis
jangan kau lemahkan hati dan semangatku
hanya untuk memanggil nama dan wajahmu
agar mimpiku tiada berakhir seperti malam tadi
raih dan genggamlah angan dan khayalku
agar aku dapat menyentuh relung hatimu yang terdalam

Puisi : Cinta ....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Cinta hanya ada satu di hatiku
tak perlu kubagi dengan yang lainnya
karena kau adalah cinta terakhirku
meski bukan yang pertama

Tak perlu bersedih
karena kau adalah bungaku
bunga terindah yang ada dalam hidupku
yang kan kupersembahkan buatmu seorang

Berbahagialah dirimu
mendapatkan cintaku yang sesungguhnya
yang tulus, ikhlas dan sejujurnya
tanpa rasa lain di hatiku

Hanya dirimulah cinta terakhir dan terindahku
yang begitu mengagungkan arti cinta sejati
semua kecantikan ada pada dirimu seorang
yang selalu kupuja siang dan malam
dalam dekap erat pelukku yang terkasih

Puisi: Keindahanmu...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Keindahanmu adalah dari tata wicaramu
yang antusias, sopan dan terhormat
meski aku tak mengenalmu lebih dekat
namun, saat kudengar suaramu, kau nampak dekat denganku

Keindahanmu adalah cara penyelesaianmu terhadap suatu masalah
yang kurasa sulit, namun dapat kau pecahkan dengan gamblang
tanpa pamrih dan tanpa sungkan terhadapku
membuat masalah sulit jadi gampang diselesaikan

Dimanakah kau kini berada
adakah diantara deburan ombak yang menjauh dariku
atau diantara bukit dan pegunungan yang berbaris rapi
atau diantara desir angin yang menyentuh kulitku

Tak perlu kupikirkan lebih jauh
karena kau selalu ada di hatiku
saat ku bersedih atau saat ku riang gembira
kau selalu menyapaku dengan senyum dan tawamu
yang membuatku makin terkenang akan dirimu

Puisi : Kawan Sejati

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Kawan Sejati adalah kawan yang selalu ingat dirimu
di kala kau suka dan di kala kau susah
dia akan selalu memperhatikanmu
dan dia pun akan selalu peduli padamu

Ingat dan ingatlah selalu
kawan sejati tak akan lari dari dirimu
saat kau memerlukannya
atau saat kau tak memerlukannya

Kawan sejati akan hadir di kala kau kesepian
di kala kau sakit dan meradang
di kala kau menyesal dan putus asa
dan di kala kau sendirian

Kawan sejati akan lari darimu
jika kau tak paduli padanya
jika kau melukai hatinya
dan jika kau memang bukan kawan sejatinya

Kawan sejati akan lahir
dari hatimu yang terdalam
dari keinginanmu akan kehadirannya
dan yang pasti, dia pun juga sehati denganmu

Puisi: Kau bukanlah milikku...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Batu-batu mulai membuka pori-porinya
melangkah hati-hati dalam batas nafas yang mendesah
menjulur akar rindu yang tertawan dalam rongga dada
menguak antara harapan dan kenyataan

Jendela dan pintu hati sudah tertutup untukmu
meski harus berlomba dengan sang waktu yang terus bergulir
adakah cahaya kerinduan datang menjelang?
hanya angan dan khayal saja yang menjawabnya

Dinding tembok kerinduan sudah menutup untuk digerogoti
oleh serangga pemakan rumput ilalang yang pernah datang menjenguk
terhalang oleh dedauan teh yang datang menjelang
mengibas ekor unta dalam keramaian suara tak terdengar

Mengapa harus bertemu lagi denganmu
kalau itu akan membuka luka lama yang pernah tersayat
saat kau tak peduli lagi padaku
saat kau lebih peduli dengan temanku

Burung kenari bernyanyi merdu
hinggap di pohon nangka yang tegap dan gagah
memeluk dahan dan ranting dalam dekapan erat
menjauh pergi dari hati yang mendamba sentuhan lembut
lari dan menghilang dalam kabut putih yang menutup asaku

Tak ada lagi rasa sedih dan rasa duka di hatiku
meski kau datang membawa bunga melati dan bunga mawar kepadaku
aku tak lagi peduli dan tak lagi resah tanpa senyummu
karena kau bukanlah milikku seperti dalam mimpiku semalam

Puisi: Redup...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Bunga teratai pendamba mentari pagi
terapung di air bersama ikan mas yang cantik
berpadu menjalin mimpi dalam telaga yang sunyi
mengarak katak dan kura-kura yang bernyanyi riang
menabur dedaunan kering yang gugur dihempas angin sepoi

Bulir-bulir padi menapak dalam gelapnya semak belukar
menggapai lelah dalam keriputnya tanah yang hitam
mencari bunga-bunga tebu yang berlari ke atas
menunjang langit melambai udara yang terhempas lepas

Kuda-kuda berlari dengan kencangnya
melaju mencari sebongkah kehidupan yang abadi
yang tersesat dalam kelamnya angin malam
membuka cakrawala nuansa baru tanpa batas

Dirimu dan diriku telah lelah
mencari dan meraih asa yang terputus dalam khayal
menutup pantai dan membuka laut yang tak berujung
hanya untuk satu kata saja...Redup...

Jumat, 27 November 2009

Humor : 2

Humor :
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

1.
Orang ke-1: Mengapa katak, kalau jalan mesti dengan melompat-lompat :
Orang ke-2: Karena katak memang sudah dari sononya begitu
Orang ke-1: Bukan…
Orang ke-2 : Lalu apa donk…
Orang ke-1 : Karena di kaki katak ada pernya, sehingga kalau jalan, melompat-lompat…

2.
A: Mengapa kelinci, telinganya panjang…
B: Karena memang begitu adanya…
A: Bukan
B: Lalu apa donk..
A: Karena kelinci suka mendengarkan gossip tetangganya ….

3.
Jon : Mengapa unta ada punuk di punggungnya…
Jin : Aku tak tahu…
Jon : Karena di dalam punuk unta ada harta karunnya…, kau tidak tahu khan…
Jin : Dari mana kau tahu…
Jon : Dari mimpiku…

4.
Aku : Mengapa kuda jantan kalau ketemu dengan kuda betina selalu meringkik, kau tahu artinya….
Dia : mungkin dia lagi merayu kuda betinya…
Aku : bukan itu jawabannya ….
Dia : Lalu apa donk…
Aku : Karena kuda jantan punya utang sama kuda betina, yang belum dibayar…
Dia : Utang apa…
Aku : Utang untuk kawin lagi…

5.
Aku : Apa kegunaan belalai gajah, disamping untuk menyemprotkan air
Dia : Apa donk, aku tak tahu…
Aku : Untuk merogoh saku pawangnya…, punya duwit enggak pawangku ini…

6.
Aku : Mengapa kancil bermusuhan dengan buaya…
Dia : Karena buaya pernah dikalahkan oleh kancil….
Aku : Bukan itu jawabannya…
Dia : Jadi, apa jawabannya yang tepat…
Aku : Karena pengarangnya tak pernah membuat cerita kancil berdamai dengan buaya, ceritanya selalu kancil menipu buaya dan harimau, juga petani.

Humor : 1

Humor:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

1.
Lelaki: Katanya kau cinta padaku, apa yang kau suka dariku, apakah karena aku ganteng?
Wanita: bukan itu
Lelaki: karena aku perkasa dan pintar membuat puisi serta pandai merayu wanita ?
Wanita: juga bukan itu
Lelaki: Jadi, apa donk yang menyebabkan kau cinta padaku?
Wanita: karena kau memiliki harta yang berlimpah.

2.
Lelaki: Pacarku, mengapa kau ingin belajar bahasa Inggris dengan gencar dan tekun, apa yang kau inginkan, apakah kau ingin sekolah di luar negeri atau melanjutkan kuliahmu ke S-3 ?
Wanita: bukan itu sayang…
Lelaki: Jadi apa donk keinginanmu…?
Wanita : aku ingin punya pacar orang bule…, bukan dirimu…

3.
Lelaki: Hai, sobatku, mengapa kau mencintai dia, padahal dia orangnya lugu, kurang tampan dan tidak romantis, tidak seperti aku yang ganteng, pintar dan romantis…
Wanita: ada saja deh…
Lelaki: apa donk, kasih tahu diriku…
Wanita: karena dia kaya, dan lebih kaya daripada dirimu….

4.
Anak: Mengapa bapak suka dengan mama, padahal mama tidak cantik dan biasa saja…, sedangkan temannya bapak, banyak yang cantik dan menarik….
Bapak : karena mama dulu, anaknya Direktur bapak, bapak dulu miskin, dan diangkat oleh Bapaknya mama, dan sekarang Bapak jadi Direktur, karena bapaknya mama juga….

5.
Seorang pasien rumah sakit jiwa bincang-bincang dengan rekannya sesama pasien.
Pasien A: dokternya disini lucu dan lugu yach…, masak tiap hari kita selalu ditanya sudah sehatkah diriku…, ya aku jawab sudah sehat, lihat badanku kan sehat, dan tak pernah sedih…, dunia serasa indah dan lucu yach…
Pasien B: iya, dokternya lucu, masak kemarin aku disuruh bercermin, khan tampangku memang sudah ganteng seperti bintang film di foto itu….
Pasien A: lha cerminnya mana sekarang…?
Pasien B: Ya cerminnya ya foto itu…, ganteng tho aku…
Pasien A: Betul, kamu ganteng …, kamu memang pintar sekali…seperti aku….

6.
Seorang karyawati diajak makan oleh bosnya, seorang lelaki yang sudah tua dan duda.
Bos: dik, mengapa kau tidak menyukai diriku, padahal aku kaya dan duda ?
Karyawati: betul pak, saya tidak menyukai bos, untuk kujadikan suami, saya tidak mau.
Bos: kenapa, apakah aku kurang kaya, kurang ganteng, begitu ?
Karyawati : bukan bos, karena bos adalah calon mertua saya. Saya mau dapat anak bos.

Kamis, 26 November 2009

Puisi: Terkadang ....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com

Terkadang yang tampak tidaklah nyata
namun yang nyata, tampaklah tiada
mengapa demikian ?
karena hati berkata lain

Tatap matanya dan curahkan hatimu padanya
dia kan mampu menterjemahkan segalanya
hatimu, harapanmu juga khayalanmu
karena dia adalah hati terkecilmu

Jujurlah pada dirimu sendiri
karena hati kecilmu tak pandai berbohong
akui dirimu mencintainya
meski kau telah berdua dengan yang lain

Tak perlu takut dan gengsi
karena impian tak dapat ditolak kedatangannya
dan tak dapat dihindari bila berjumpa
terima dan tersenyumlah padanya
maka hatimu pun akan ikut tersenyum seindah pelangi di lesung pipimu

Puisi: Janganlah pergi ....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Janganlah pergi dari sisinya
karena dia amat rentan
terhadap penderitaan dan kritikan
yang dilontarkan kepada hatinya yang masih terluka

Rawat dan temanilah dia
karena dia akan menjadi sinar mentarimu
yang dapat menyanjung dan melindungimu
jikalau dia telah sembuh dari lukanya

berilah dia semangat tuk terus berkarya
kan kau temukan cinta sejatinya
dalam kelamnya malam
dan dinginnya embun pagi

Berdoalah selalu untuknya
karena dia amat membutuhkanmu
tanpamu dia akan tetap terluka
namun denganmu dia akan sembuh dari lukanya

Bermimpilah tentangnya
kan kau temukan keindahan hatinya
dan kemampuan puncaknya
yang belum pernah dia peroleh selama ini

Puisi: Tangan-tangan Tuhan telah mengatur .....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com

Mentari pagi bersinar indah
menerpa wajah ayu nan rupawan
berbunga melati di daun telinganya
apakah hatimu juga sedang berbunga, wahai gadis yang cantik

Semalam datang sang pujanggamu
membawa cincin tuk melamarmu
kau bersuka cita dan bahagia
kau raih cincin kesukaanmu

Kini hatimu sedang berbunga
pujaan hatimu telah mengaitkan hatinya untukmu
sambutlah dan raihlah cintanya
yang tak kan mungkin terpisahkan lagi

Bersoleklah dan berkatalah dengan jujur
bahwa kau mencintainya selamanya
jangan kau bohongi hati kecilmu sendiri
tak ada gading yang tak retak
mendung telah berlalu, raihlah sinar mentarimu
gapai dan pegang jemarinya
dan katakan, kau juga mencintainya

Biarkan hatinya sang pujangga bernapas lega
karena telah mendapatkan pujaan hatinya
untuk dibawa ke alam mimpinya
agar dia dapat berkreasi lebih tinggi
dan dapat membahagiakanmu selamanya

kalian memang saling berjodoh
terimalah karunia ini
sebagai bukti dari kebesaran jiwa kalian
Tangan-tangan Tuhan telah mengatur kisah hidup kalian
bersyukurlah pada-Nya

Puisi: Ranting pohon cemara....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangi.blogspot.com/

Ranting pohon cemara jatuh dalam pelukanku
menggapai pesona dalam kerinduan elang yang terbang tinggi
merona merah jambu, warna pelangi yang bergayut di pelupuk matamu
melambai tertiup angin dalam dekap eratmu

Dedauan berguguran menyingkirkan asa yang terputus
mendaki dan berlari mengejar impian nan redup
meski kadangkala tenggelam dalam sanubari indahmu
menjelang malam sang rembulan menatap lembut padamu

Mengapa harus datang sepagi ini?
apakah hatimu telah terpaut di hatiku?
kan kupanggil mentari agar dapat menyinari diri ini
apakah betul, hatimu hanya untukku?

Lama tak terdengar sahut berulang
lamat-lamat datang jua suara itu
mengalun lembut menerpa sepi
ternyata hatimu bukan untukku

Puisi: Salahkah aku...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Salahkah aku bila ku mencintaimu....
salahkah aku bila ku ingin membelai rambutmu...
salahkah aku bila ku ingin berjumpa denganmu...
meski kau telah menjadi milik orang lain....

Egokah aku....
bila kubermimpi tentangmu...
bila ku ingin kau belai rambutku...
bila ku ingin kau sembuhkan lukaku...

Meski kini kutahu...
kau tak mungkin bersamaku...
kau tak dapat bersatu denganku...
namun ku tetap berharap ku dapat bermimpi tentangmu....

Salahkah aku...
bila hatiku hanya untukmu...
meski ku tahu... kau tak ingin bersamaku...
salahkah aku....

Rabu, 25 November 2009

Puisi: Terima kasih....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Terima kasih kau telah memilihku....
diantara hati lain yang memujamu....
yang mendambakan cintamu....
yang merajut kerinduan padamu....

Terima kasih kusampaikan....
pada debur ombak di laut....
pada kerang dan ikan yang berenang....
serta pada Pelangi dan awan yang tersenyum indah....
bahwa aku adalah pilihanmu....

Terima kasih kuutarakan padamu...
pada jemarimu yang lentik....
pada binar matamu yang menarik hatiku...
pada degup jantungku yang bernyanyi merdu...
bahwa kau adalah belahan jiwaku....

Terima kasih kupanjatkan ....
Pada Tuhan Yang Maha Esa....
yang telah memberikan Karunia-Nya untukku...
karena kau jadi pendamping hidupku....

Puisi: Akankah...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Akankah kau kan pergi dariku...
akankah kau kan memilih dirinya....
akankah kau kan memilih diriku....
atau akankah kau tidak memilih keduanya....
atau hanya satu yang kau pilih....

Aku tak mengerti .....
bagaimana bisa kau bersamanya....
sedangkan aku selalu berusaha bersamamu....
menemanimu dan bersendau gurau bersamamu....

Inikah pilihanmu....
yang tak dapat kupercaya sampai kini....
kau memilih dirinya....pujaanmu....
saat aku berkeyakinan....kau kan memilih diriku....

Inilah takdir....
inilah karunia untuk dirinya....
inilah cinta sejatimu....
padanya...., pada pilihanmu....

aku mengerti kini....
ada kelebihan yang tak kumiliki padanya....
yang dapat menjadikannya belahan jiwamu....
bukan diriku..., yang selalu menyertaimu....

aku mengerti kini....
meski telah terlambat....
kuucapkan selamat berbahagia untukmu...
juga untuk dirinya....selalu...

Puisi: Kaulah Mentari ku....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Bagaimana aku dapat mengatakannya padamu....
bila kau selalu menghindar dariku....
menjauh dan tak mempedulikanku....
yang selalu berharap kau akan mendengarkanku....

Bagaimana aku dapat membohongi hatiku ....
jika kau selalu hadir dalam mimpiku....
yang mengajakku bercanda dan tertawa bersama....
menggapai awan yang membentang di angkasa....

Bagaimana aku harus melupakanmu....
jika kau selalu hadir di hatiku....
membayangi kemana pun aku pergi....
tersenyum manis dalam dekap eratku....

Tidak....
aku tak bisa melakukannya....
aku tak bisa menjauhi dirimu....
kaulah Mentari dan Lentera hatiku....

Puisi: Redup dan akhirnya hilang...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

memandang jauh berandai-andai....
berjalan jingkrak tak terdengar....
tersenyum kerut tanda tak tersampai...
meraih dedaunan yang kering berlalu sepi...

Kerut wajah nampak terpandangkan jelas....
alis mata menjulang tinggi menggapai rumput hitam...
menunduk lesu berpegang sendi nadi....
lemah tak berdaya dalam kerinduan hampa....

asa tinggal satu terputus-putus...
menatap langit yang bernuansa putih...
kilat cahaya menyambar tak tahu kemana...
bercanda dengan Malaikat menyapu mendung....

mengaduh tak terdengar lirih menggayut alam...
berharap kau hadir dalam relung hati yang indah putih...
warna pelangi tak terjangkau lengan halus....
menutup mata dalam kerinduan terdalam....

Tetes air pelepas dahaga telah kering dan tandus...
bunga melati dan mentari menangis sedih...
mengantar kepergianmu dalam setapak cinta....
yang hilang dalam cita di bukit yang terjal...

tak ada suara...
tak ada kasih...
tak ada sinar...
redup dan akhirnya hilang teraih mimpi yang indah...

Puisi: Ombak bermain petak umpet...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Ombak bermain petak umpet dengan batu karang....
mengguyur pergi dan menyelinap datang....
meniup seruling dan menabuh kendang kedamaian....
memancar elok burung camar yang terbang tinggi....

Kau terpaku diam diantara semilirnya angin yang berlari pelan...
menatap kosong dalam rerumputan yang bernada sendu....
meraih asa yang tak berperasaan...
melaju kencang dalam ketiadaan yang ada....

Bunga teratai melambai pelan...
memanggil namamu yang indah dan panjang....
tak bersahutan....
menyepi diam dalam remangnya lilin yang redup...

Tak tergoyahkan oleh bisik air yang mengalun lirih....
menggamit lengan dalam dekap rindumu...
sepi tak terjawab dan tak terbantahkan...
mengapa kau menunggu dalam bayang tak terbayang....

Senja temaram menggapai mimpi indah...
menapak lereng kerinduan yang terjal dan curam...
kau tetap mendaki dan terus mendaki...
meraih cita dan asamu yang redup menyala....

Selasa, 24 November 2009

Motivasi : Maju...

Motivasi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

- Maju berarti melangkah ke depan.

- Maju berarti mau belajar lagi.

- Maju berarti mau menerima kegagalan dan introspeksi diri lalu bangkit lagi.

- Maju berarti berlari kencang.

- Maju berarti mau mendengarkan, menerima dan berdiri lalu berjalan lagi.

- Maju berarti sabar, tabah dan terus melangkah.

- Maju ibarat nyanyian yang merdu terdengar.

- Maju ibarat makanan yang bergizi.

- Maju ibarat minuman pelepas dahaga.

- Maju seperti badan kita yang perlu olah raga dan ilmu pengetahuan serta istirahat.

- Maju berarti bangun pagi dan terus bangkit dari tidurnya.

- Maju ibarat kue ulang tahun yang mengingatkan akan tugas kita selanjutnya.

- Maju adalah tidak malu dan berani tampil.

- Maju adalah sehat jiwa dan raga.

- Maju adalah tersenyum, tertawa dan kepuasan serta kebanggaan diri.

- Maju berarti percaya diri sendiri.

- Maju berarti berhasil.

Motivasi: Kesuksesan ....

Motivasi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

- Kesuksesan akan datang bila kita menginginkannya dengan sepenuh hati, dengan upaya kerja keras, teguh pada pendirian dan tekad yang membaja serta adanya motivasi yang kuat.


- Kesuksesan akan diperoleh, jika kita mempunyai niat yang baik dan selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berusaha semaksimal mungkin, pantang menyerah dan terus maju melangkah, tanpa kenal lelah dan putus asa.


- Kesuksesan adalah milik orang yang berani, bersemangat dan bermental tekad yang kuat dan bulat.


- Kesuksesan adalah keberhasilan usaha.


- Kesuksesan adalah berbanding lurus dengan cita-cita.


- Kesuksesan akan teraih jika kita mencintai dan menyayangi pekerjaan yang ingin kita raih tersebut.


- Kesuksesan ibarat badan kita, yang perlu kita rawat,pelihara dan diobati di kala sakit.


- Kesuksesan ibarat makanan dan minuman serta vitamin yang bergizi, agar dapat bertahan lama dan tidak mudah terserang penyakit.

Cerpen: Hati yang berbunga...

Cerpen:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Saat ku Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa UGM di Jepara, ku terima suratmu, yang merindukan diriku dan minta aku agar membalas suratmu. Aku senang dan gembira membacanya.

Berulang kali kubaca suratmu. “Mas, jangan lupa untuk berkirim kabar kepadaku, karena aku merindukanmu,” bunyi surat tersebut, lalu kubaca lagi dalam bait yang lain,”Mas, kapan pulang, kasih kabar donk, biar aku gak menunggu-nunggu lagi….”.

Selesai membaca suratmu, aku lipat kembali surat tersebut dengan hati-hati dan kumasukkan kembali ke dalam amplopmu yang cantik dan menarik, karena ada gambar yang lucu-lucu disitu.

Aku sejenak termangu, bagaimana cara membalasmu, karena aku disini sibuk mengurus berbagai program kegiatanku yang masih belum jelas hasilnya. Akhirnya, kuputuskan untuk membalas menulis surat untukmu, agar beban pikiranku hilang. “Ah, kutulis saja surat balasan untukmu, sekarang. Aku lagi nganggur nich…”. Lalu kuambil secarik kertas hvs kosong di meja kegiatanku, lalu kutulis kata-kata yang indah dan menyejukkan, yang menceritakan mengenai program kegiatanku di sini, dan rencana pelaksanaannya, dan mohon didoakan, agar semuanya berjalan dengan baik dan lancar. “Doakan ya dik, mas disini baik-baik saja, dan semoga program kegiatan KKN ku dapat kujalani dengan lancar dan baik hasilnya. Salam termanis untukmu”.

Kututup kata terakhir dalam untaian kalimat penutupku kepadanya. Lalu kumasukkan ke dalam amplop putih yang banyak tersedia dimejaku. Lalu, aku meminjam sepeda motor temanku, untuk pergi ke kota Jepara, mengirimkan suratku tersebut. Temanku hanya mengangguk sambil menyerahkan kunci sepeda motornya dan tertawa cekikikan. Aku hanya tersenyum senang saja, karena motornya berhasil kupinjam.

Langit membiru, awan putih bersih berarak dengan rapi dan indahnya, membuat hatiku makin bergelora untuk segera mengirimkan surat itu ke kekasihku di Yogya, melalui kantor pos terdekat di kota Jepara.

Sesampainya di Kantor Pos Jepara, aku membeli perangko dan segera kumasukkan ke dalam bagian pengiriman surat, setelah sebelumnya, sempat kucium mesra surat tersebut. Beres. Lega hatiku. Segera aku bergegas pulang, takut kesiangan di jalan, karena program kegiatan KKN ku masih banyak yang belum terlaksana.

Kegiatan KKN ku berjalan dengan baik, sesuai rencana, meski kadangkala sedikit terhambat dengan datangnya musim penghujan, namun, akhirnya semua program kegiatanku berjalan dengan baik dan lancar, tidak ada yang tertunda. Aku senang sekali.

Akhirnya, program kegiatan KKN ku selesai, dan aku kembali pulang ke Yogya bersama kawan-kawanku satu tim, yang bertugas di Kabupaten Jepara.

Di Yogya, setelah aku membereskan barang-barang ku di rumah dan menaruhnya di dekat lemari pakaianku, aku langsung ke rumah kekasihku, di sana, kubawakan oleh-oleh untuknya.

Saat tiba di sana, sudah sore hari, dia baru saja menyapu halalamannya. Dia terkejut melihat kedatanganku yang tiba-tiba tersebut, dan memang tidak kuberitahu kapan aku pulang dari KKN.

Dia nampak cerah dan berbinar-binar matanya. "Hai mas...! kapan pulangnya...?", tanyanya sambil menjabat tanganku. "Hari ini, tadi pagi...", sahutku sambil meremas erat telapak tangannya dengan erat-erat, tanda rindu yang bergejolak dan menderu. Dia pun tahu dan segera juga meremas tanganku dengan lembut. Matanya tersenyum padaku. Aku jadi tambah sayang padanya.

Segera dia bergegas ke dalam rumah, dan aku diminta menunggu di ruang tamunya. Bapak dan Ibunya amat baik dan ramah kepadaku, dianggap seperti anaknya sendiri, karena sudah lama kenal. Sambil menunggu, kulihat ruang tamunya yang tampak bersih, cantik, rapi dan indah, dengan pot bunga di lantai, serta vas bunga di meja tamu, juga tak ketinggalan, aneka lukisan dan foto keluarganya yang tersenyum padaku. Melambai padaku. Aku balas lambaiannya, juga senyum mereka.

Kekasihku datang dan membawakan makanan kecil yang mengundang selera untuk mencicipinya dan segelas teh manis. Aku segera mencicipinya, meski tanpa diminta olehnya. Dia hanya tertawa kecil saja, melihat polahku yang lucu dan menggemaskan.
aku memang kadang bertingkah manja didepannya dan dia pun sudah maklum tampaknya.

Lalu dia kuajak berbincang-bincang dan kuutarakan rasa rinduku padanya. Dia pun juga demikian. “Dik, aku rindu sekali denganmu. Aku amat merindukanmu. Ingin sekali mengajakmu jalan lagi, tapi kapan yach kau ada waktu…?”, kataku sambil menatap wajah dan senyumnya yang indah itu. “Aku juga demikian, mas…., merindukanmu. Lama mas ikut KKN, jadi aku kesepian. Memang banyak temanku yang kemari, menghiburku, membuat aku sedikit bisa melupakan kesepianku pada mas….”, katanya dengan polos sambil tersenyum manis padaku. Aku lalu menarik tangannya, dan kuelus lembut jemarinya. “Aku sayang pada dirimu, dik …”, kataku selanjutnya. Dia pun juga meremas tanganku dengan eratnya. “Aku juga mas, sayang padamu….”.

Akhirnya, sore itu aku pulang dengan hati yang berbunga, bermekaran, karena kekasihku amat sayang padaku, demikian juga, aku pun sayang padanya.

Hasil perbincangan tadi, besok pagi, dia mau kuajak jalan-jalan bersama, naik sepeda motorku, yang sudah butut, namun masih bisa diajak ngebut, meskipun pernah pula kalah dengan sepeda balap yang ngebut tak terkendali....... Aku hanya tertawa bila mengingatnya kembali….ha..ha…ha…

Cerpen: Aku harus tegar....

Cerpen:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Tak terasa, aku telah menjejakkan kakiku kembali ke kotaku, kota kenangan lamaku, Yogyakarta. Kota kenangan lama yang kembali menggurat ingatanku, di pelupuk mataku, dulu, kau pernah hadir menjemputku, saat kita masih bersama, berpacaran.

Kau datang memelukku dan menjabat erat tanganku, sebagai tanda rasa rindu dan kangenmu yang menggebu.

Di Stasiun Tugu inilah kau menjemputku dengan sepeda motormu, lalu kau kuboncengkan dan dengan eratnya kau peluk perutku dengan tanganmu yang indah dan halus. Kau tertawa dan bercerita panjang lebar selama dalam perjalanan dan aku menimpalimu dengan tawa dan candaku. Aku bahagia bersamamu saat itu.

Kau bercerita, “Mas, aku bahagia sekali bersamamu. Aku kangen dan merindukan dirimu, kadang aku memimpikan dirimu, bila lama kita tidak berjumpa. Aku ingin seperti saat-saat kita dulu belajar bersama di Perpustakaan UGM dan saat kau mencoba pertama kali berkenalan denganku dengan cara menjatuhkan bukumu di ruang perpustakaan, tepat di depan meja belajarku. Kau pura-pura kaget, dan aku membantumu mengambilkan dan menata buku-buku tersebut kembali, lalu kau menyentuh tanganku dengan mesra. Aku jadi tersipu-sipu, kau langsung tersenyum indah padaku…”.

Setelah kau berkata begitu, kau tertawa lepas, cengengesan. Mendengar kata-katamu itu, aku langsung menjawabnya,”Saat itu, aku terpesona dengan sorot matamu yang tampak cerdas dan ayu, kau adalah bidadariku, dan aku benar-benar menyukaimu, dik…”. Kulihat kau tersanjung dan aku pun jadi tersanjung pula, bisa membahagiakanmu.

Kini, kenangan itu muncul kembali, namun kau tidak lagi menjemputku, karena kau telah pergi jauh dariku, pergi entah kemana, aku tak tahu keberadaanmu, karena kau meninggalkanku, tanpa pesan atau pun surat yang terkirim padaku, padahal saat ini aku amat memerlukanmu, aku amat merindukanmu, namun aku tak bisa berbuat apa-apa lagi, aku jadi sedih bila mengingat dirimu yang pernah kukasihi hingga kini.

Tiba-tiba lamunanku dipecahkan oleh seorang abang tukang Becak yang menawari becaknya untuk mengantarku kemana tujuan yang hendak aku tempuh. Aku tanpa menawar terlalu lama, kunaiki becak tersebut menuju ke rumahku di Jl. Kaliurang, Yogyakarta.

Selama dalam perjalananku, aku mengenang kembali saat-saat bersamamu, saat-saat berboncengan bersama di Jl. Kaliurang, dekat kampus UGM yang kucintai, tempat almamaterku, tempatku pernah di wisuda disini, di Balairung, tempat yang pernah jadi kenangan, saat kau belajar bersamaku di relung-relung pojok pagar atau di taman yang rindang dengan pepohonan yang tinggi dan megah, di gedung Rektorat UGM.

Kau pernah bercerita, bagaimana senangnya bila kau dapat terus bersamaku, berduaan, hingga kaken ninen. Aku tersanjung saat itu.

“Mas, bagaimana kalau seandainya, kita terus bersama, hingga kaken ninen, dan punya banyak cucu yang ganteng dan cantik2…, kau pasti senang dan bangga ya..he..he…”. aku menjawabmu dengan mencolek pipimu yang merona merah,”ah kau bisa aja dik…, tentu saja aku senang dan bangga, karena aku akan punya cucu yang ganteng dan cantik-cantik seperti neneknya…ha..ha…”.

Indah memang saat itu. Kau belajar dan membaca buku-buku teori kuliahmu, aku pun juga demikian. Terasa indah waktu itu.

Kini, kau tidak lagi bersamaku, aku harus bisa melupakanmu, bagaimana pun caranya. Aku tak ingin terpuruk dan selalu mengingatmu lagi. “Semoga kau bahagia, dik, dimana pun kini kau berada...",gumamku seorang diri, saat menumpang becak yang melaju pelan menuju ke rumahku, di Jl. Kaliurang, Yogyakarta, rumah yang pernah jadi kenangan indahku bersamanya, saat makan rujak bersama dan saat masak nasi, sayur dan lauk bersamanya. Aku jadi sedih, bila mengingatnya, namun aku tak mau terpuruk, aku harus tegar dan tabah.

Puisi : Langit tampak megah ....

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Langit tampak megah dan gagah...
menaungi hati yang sedih dan lara...
sinar mentari turut berduka...
karena cintaku kau tolak ....

telah kuketuk pintu hatimu...
dengan segala kerendahan diriku...
mengharap hatimu terbuka untukku...
namun harapanku punah karena satu kata darimu...
Tidak....

Kerinduanku tercampakkan dari nadiku...
hanyut dan berlari mengejar bayang mu yang merona...
menatap kosong dalam temaramnya cahaya redup...
yang menolak halus gema cintaku padamu...

Tak ada lagi garis bertepi dalam rinduku padamu...
tak ada lagi sendu meradang dalam mimpiku...
yang ada hanyalah kesendirian yang terasing...
menatap lembut lentera heningku yang terabaikan...

Membaur biru rasa kangenku padamu...
terhempas gelombang rasa pahitku...
dalam nada-nada getirku...
yang makin kelam tak tertampakkan...

Terasa hampa dalam hidupku...
tanpa dirimu di hatiku...
terasa hilang hangatnya usapanmu...
dalam belaian lembut suaramu...

telah hilang dirku dari mimpimu yang terindah....
yang mencoba mengusik keheninganmu....
dalam rasa simpatiku padamu...
yang lama terkucil dalam kesenyapan yang terdiam...

Puisi: Jejak cinta abadi kita...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Kenapa harus ada dirimu di depanku...
mengapa aku harus terpana melihatmu...
kenapa hatiku berdebar bila memandangmu...
apakah ini yang dinamakan jerat tali asmara sedang berkibar...

aku tak tahu...
yang kutahu...kau adalah pujaan hatiku...
yang tak kan tergantikan oleh yang lain...
yang mencoba mendekatiku....

Melayang dan terbanglah ke hatiku...
dalam kisah kasih yang mempesonaku...
berjalan dan berlari bersamaku...
meraih tali asmara yang terjuntai indah menawan...

Sambutlah tangan dan hatiku...
merengkuh kebahagiaan bersama...
dalam kenikmatan terindah...
yang tak kan pernah terlupakan bersama...

Tersenyumlah wahai bidadariku...
yang turun dari kahyangan yang gemerlap...
bersinar cerah dan kemilau...
menapak jejak cinta abadi kita...

Puisi: Pelepas dahaga ku...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Mengapa harus ada tangis di pipimu...
mengapa harus aku belai wajahmu...
mengapa harus ada ikatan asmara di antara kita...
karena satu, aku suka dirimu...

Tak perlu kututupi rasa inginku padamu...
tidak perlu ....
karena aku tulus menyukaimu...
dan ikhlas menerima hatimu yang indah ini...

Aku tak pintar membuat kata padamu...
namun, aku pintar membuatmu tersenyum...
simpanlah bunga melati ini di hatimu...
agar kau selalu bahagia berada di sisiku...

Banyak kata bukan berarti tulus...
banyak senyum bukan berarti ikhlas...
namun...diriku tulus dan ikhlas untukmu..
hanya untukmu...dirimu seorang...

Tak perlu ragu dan bimbang pada niatku...
percayalah...
aku khan selalu ada di sampingmu...mendukungmu...
dan katakan tidak pada yang lain...

Jauh sudah aku berjalan mencari dirimu...
hatiku, mutiaraku, permata hatiku...
jangan lagi kau pergi dari sisiku...

aku sudah lelah dan letih menggapaimu...
berikanlah aku air kerinduanmu yang tertunda...
sebagai pelepas dahagaku yang pernah terkesampingkan...

Puisi : Jaring-jaring Cinta...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Jaring-jaring cinta telah menebar dalam lautan asmara...
ikan-ikan kerinduan juga kerang hati dan kepiting kangen telah menepi...
menelusup dalam jaring cinta dengan erat dan kuat...
menggapai kelenturan hati dan lekatnya nadi-nadi kalbu yang meresap dalam angan...
menembus sanubari awan yang berarak indah di langit....

Tergores nama indahmu dalam ikatan bahtera asa...
yang menumpuk dan berpadu menjadi satu benang...
nampak keindahan ukiran wajah yang ayu dan rupawan...
menambah eratnya jalinan tali cinta yang tersapu awan...
yang tersenyum pada Pelangi yang melambai dengan gemulainya...

Bisakah angin terus berputar...
bisakah burung murai terus bernyanyi merdu...
hanya angan dan lamunan yang tak terbayar...
dalam ingatan tali kasih yang tertutup hati indahmu...

Bergerak...
menari...
tersenyum...
dan melambai padaku....
kasih, kemarilah...

Senin, 23 November 2009

Puisi : Bisik dedaunan malam...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Tampak wajah dan senyummu terus mengikutiku kemanapun aku melangkah...
mengartikan kata yang sulit kujawab...
meski aku telah lari dari bayangmu...
namun, kau tetap memperhatikan anganku...

Rembulan di atas mega nampak mulai merayuku...
menurunkan tangannya melalui desir angin untuk menarikku ke atas...
menggamit bintang yang bertebaran di langit...
menandakan bahwa kau peduli pada diriku...

Aku tak bisa menyentuhmu....
terasa lidahku kelu untuk berbisik padamu...
meski kau nampak menungguku dengan seuntai melati di jemarimu...
namun, aku tetap tak bisa menyentuh suara desirmu yang berlalu ringan...

Meski suara burung hantu dan kelelawar mencoba menerpaku ...
namun sang kabut malam menghalangiku...
menutup kalbuku untuk menemuimu...
hanya kudengar bisik dedaunan malam yang menyertai mimpi indahku bersama mu...

Cerpen : Ya....nasib....

Cerpen:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/


Aku duduk disini, di halaman sekolahan, seusai pulang sekolah, menunggu sang idolaku keluar dari kelas di Sekolah SMA N I Teladan Yogyakarta. Aku terpesona dengan gadis pujaanku, yang sering kulirik saat dia parkir sepeda motornya di parkiran sekolahan.

Entah kenapa, aku begitu kangen bila tidak melihatnya barang sehari pun di sekolah, bahkan saking kagumku akan kecantikannya, kadangkala aku harus menggenjot sepeda balapku pagi-pagi sekali, berangkat dari rumah untuk ke sekolahku di SMAN 1 Teladan Yogyakarta, dengan jarak tempuh sekitar 5 Km, sehingga kalau dihitung, pulang pergi memakan jarak sekitar 10 Km.

Ketika tiba di sekolahan, sepeda balapku, kuparkir di tempat parkir yang memang diperuntukkan khusus untuk parkir sepeda, yang tempatnya berbeda dan agak berjauhan sedikit dengan tempat parkir khusus sepeda motor.

Selesai memarkir sepeda balapku, yang warna hijau, aku naik ke tingkat 2 di loteng teratas, dimana sekolahku, merupakan suatu gedung yang terdiri dari 3 lantai, 2 tingkat. Lantai 1 terdiri dari beberapa ruang kelas, lantai 2 sebagai Kantor atau Ruang Tata Usaha, dan UKS serta Ruang Koperasi dan lantai 3 terdiri dari beberapa ruang kelas. Untuk naik ke lantai 2 atau ke lantai 3, harus menaiki tangga yang terbuat dari besi baja, yang suaranya agak berisik bila terkena sepatuku meskipun sepatu kets.

Biasanya aku naik tangga tersebut dengan berlari-lari kecil, lebih energik, daripada aku naik ke loteng tingkat 3 dengan berjalan pelan-pelan, kayak orang tua saja. Aku memang menyukai sikap yang energik dan lincah.

Setelah menaruh tas di bangku terdepan sebelah kanan, dan kulihat belum ada satu pun teman kelasku yang hadir, aku duduk terlebih dahulu, melepaskan lelah dan melap dengan sapu tanganku, keringatku yang berseliweran, menetes tak henti-hentinya, karena ‘nggenjot’ sepeda balapku dengan kencang dan ditambah lari-lari kecil naik ke atas loteng, tingkat 2, lantai 3.

Setelah kurasa agak segar, dan keringat sudah mulai kering, aku segera bergegas turun ke lantai 1 untuk melihat sang idolaku, gadis pujaanku datang mengendarai sepeda motornya. Sesampainya di bawah, pak Timin, tukang kebun sekolahan, habis menyapu halaman, berjalan dengan santainya, sambil membawa sapu lidinya, dan menengokku sebentar, aku melihatnya dan segera mengangguk tanda hormat padanya, “mari pak, pagi pak Timin…”. Dia hanya mengangguk senang sambil terus berjalan ke rumahnya, di belakang sekolahan. Ya, siapa pun orangnya, kalau lebih tua dariku, aku biasanya mengangguk sebagai tanda menghormatinya.

Ini merupakan bentuk sopan santun pergaulan dengan orang yang lebih tua. Budaya jawa masih kental pada diriku, karena orang tuaku amat menghormati kebudayaan jawa, khususnya Solo dan Ngayogyokarto Hadiningrat.

Di rumahku, terdapat sepengangkat alat gamelan jawa, ada slendro dan ada pelog. Dalam seminggu, kami sekeluarga latihan nggamel atau karawitan sebanyak 2 kali, di sore hari, dilatih oleh Bapak Sis..(Siswanto ?) dari Konri Yogyakarta. Beliau amat sabar dan telaten dalam memberikan pelajaran karawitan.

Lain hari lagi, aku juga belajar tari klasik gaya Ngayogyokarto Hadiningrat, Tari Klono Rejo, dilatih oleh Romo Probo, dengan gaya Gagahan, sedangkan adikku, nari gaya Alusan. Kadang kala narinya digabung, iramanya sama, hanya cara narinya yang berbeda, aku nari gagahan, sedangkan adikku yang cowok, nari alusan.

Saat menari itu, hatiku amat bangga, karena bisa menari Jawa Klasik gaya Yogyakarta dengan diiringi suara cassette tape recorder.

Pernah suatu ketika, aku diminta nari oleh bapakku di kantornya, dengan pakaian lengkap Tarian Klasik Gaya Ngayogyokarto Hadiningrat, Klono Rejo. Tampak diriku ganteng, gagah dan modis serta dewasa. Aku bangga pada waktu kulihat diriku di cermin, sebelum aku menari. Saat aku menari, aku menari dengan antusias, gagah dan percaya diri. Kuhayati benar tarian tersebut, akhirnya, diakhir pertunjukan tarianku, diberi aplaus tepuk tangan yang hangat oleh teman-teman kantor bapakku yang menyaksikan aku menari. Kepercayaan diriku makin bertambah, bahwa aku bisa dan mampu menari jawa.

Di sekolah, aku juga mengambil mata pelajaran ekstra kulikuler Karawitan. Pernah, sekolahku memenangkan kejuaraan karawitan se-kotamadya Yogyakarta, dan setelah itu, kami, diajak mengiringi tarian sendratari Rama dan Sinta, yang dipentaskan di Kotamadya Semarang. Aku diajak turut serta, dengan porsi megang bagian Kempul, dalam seperangkat gamelan.

++++++

Setelah menunggu beberapa saat di halaman sekolahan SMAN I Teladan Yogyakarta, aku terpana, memandang ke jalan, di luar pagar sekolahan, ternyata gadis pujaanku sudah datang, naik sepeda motor sendirian. Aku berdegup jantungku, berdebar-debar rasanya. Kutenangkan diriku, meski keringat dingin mulai keluar, walaupun udaranya sejuk dan tidak panas, karena pagi hari, namun perasaanku sudah tidak karuan lagi.

Lewatlah sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh pujaan hatiku, sang idolaku yang cantik dengan senyum manisnya, di depanku, aku malu untuk tersenyum padanya. Aku gugup, aku hanya bisa memandangnya saja, dan dia pun juga memandangku, kami pun beradu pandang. Dia tersenyum, akhirnya aku pun memaksakan diri untuk tersenyum pula padanya. Hatiku terasa …serrr…, lega…, plong…. Kuikuti kemana arah sepeda motor tersebut berhenti. Kuamati dia turun dari sepeda motornya, dengan seragam pakaiannya yang putih dan abu-abu, cantik dan menarik, mempesona dalam pandanganku, senyumnya amat manis dan menggairahkan semangatku untuk selalu bisa memandangnya.

Dia berpakaian amat modis, seperti pakaianku, hanya dia wanita aku pria, jadi berbeda potongannya atau modelnya, meski warnanya sama. Dia menolehku, tersenyum lagi. Aku juga tersenyum. Tak ada keberanian diriku untuk memanggil namanya, meski aku dan dia sudah duduk di kelas 3, aku duduk di bidang IPS, sedangkan dia kelas 3 Bidang IPA, kelas yang terakhir, kelas yang paling dewasa, mestinya sudah berani untuk saling berbicara, atau bertegur sapa, namun, aku sebagai lelaki, ternyata tidak ada keberanian untuk memulainya. Mungkin, aku takut ditolak atau takut dibilangin yang gak enak olehnya, apabila aku mencoba mengutarakan maksud baikku padanya.

Saat mataku masih memandangnya dengan penuh perhatian, dengan perasaan senang, gembira, tiba-tiba dia dicolek oleh seorang cowok, teman IPAnya, lalu mereka pun saling tersenyum, berbicara dan saling bergendangan tangan. Aku jadi kecewa dan patah semangat.

Ternyata, setelah beberapa hari kemudian, baru aku tahu, mereka telah berpacaran, saling tertarik, dan saling berboncengan bila pulang dan pergi ke sekolah, berlainan dengan diriku, yang hanya bisa gigit jari saja, bila bertemu dengan mereka di sekolahan atau berpapasan di jalan dengan mereka, aku naik sepeda balapku, mereka berboncengan dengan sepeda motornya.

Kejadian ini amat kusesali, mengapa aku tak ada keberanian untuk memulai, memanggilnya, atau berkunjung ke rumahnya. Mungkin dia pun ada perasaan yang sama denganku, yaitu suka denganku, aku GR barangkali, mungkin, tapi yang jelas, setelah itu, aku tidak lagi antusias mengayuh sepedaku untuk cepat-cepat sampai di sekolahan, karena aku tak ada lagi gairah memperhatikan dirinya lagi, karena dia sudah ada yang punya, dan sejak itu, tak ada lagi yang istimewa di sekolahku, karena yang istimewa telah terbang bersama sang pacarnya yang lebih ganteng, lebih berani dan lebih pintar dariku. Ya....nasib....

Bagiku, ini jadi pelajaran yang amat berharga, untuk yang akan datang, bila aku suka dengan lawan jenisku, aku harus berani mengutarakan maksudku, meski harus bersaing untuk mendapatkannya, tak masalah, karena bagiku, itu merupakan tantangan yang perlu dihadapi dan dijawab....

Minggu, 22 November 2009

Puisi : Hadiah Ulang Tahun...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Hadiah ulang tahun dari ku untuk mu....
kuberikan padamu dengan ketulusan hati ku...
yang tak kan dapat kuganti dengan apa pun ...
karena hadiahnya adalah semangat hidup ku...

Aku mendapatkan semangat hidup ku kembali dari mu...
yang telah lama hilang dari genggaman ku yang lemah...
karena ketiadaan dirimu entah kemana...
yang hilang dan tak kutemukan lagi....

Kini, dirimu hadir di saat duka laraku nyaris abadi...
bagai sinar mentari di siang hari yang membara dan menyengat ku...
membangkitkan kembali rasa egoku...
menghidupkan kembali rasa hidupku yang pernah hilang dari ku...

Kupersembahkan hati indah ku ini untuk mu...
hati yang pernah hilang dari hati indah mu...
untuk kau taburkan dalam sanubari jiwamu...
agar dapat menutup luka dihatimu yang mungkin pernah ada...

Bidadariku...Peri cantik ku...tersenyumlah...
terimalah hadiah ku ini...
hadiah dari rasa hidupku kembali karena mu...
sebagai rasa hormat dan peduli ku pada mu...

Selamat Ulang Tahun untuk mu...

semoga kau tambah bijak ....
tambah dewasa ...
tambah kecantikan hatimu...
dan tambah rejeki mu...

terima kasih...
kau telah menerima pemberian ku yang indah ini...
simpan dan genggamlah erat-erat ...
dalam hatimu yang tersuci dan terindah...

Puisi: Bunga Melati...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com

Bunga ini kupersembahkan buat mu...
yang tak kan layu dalam genggaman mu...
karena kan kau sirami dengan air mata kebahagiaanmu...
dan senyum indah mu yang membara...

Janganlah kau simpan rasa laramu...
karena luka tertusuk durinya...
cabut dan buanglah durinya...
kalau itu membuatmu bahagia...

Hidup adalah kenyataan...
tak perlu dikhayalkan...
bila dan seandainya...
tak perlu ada lagi dalam kalbumu...

Kini aku berdiri di hatimu...
menyongsongmu dan mengajakmu terbang bersama ku...
melanglang buana.....menjelajah isi kalbuku...
berkeliling pesona ....melihat keindahan hatiku...
yang lama tersapu oleh hujan air mata....

betapa indahnya hati mu...
yang mau berdampingan dengan ku...
yang pernah basah oleh hujan air mata...
yang kan kering tersapu oleh sinar kebahagian ku karena mu...
yang peduli pada indahnya Pelangi ku...

Kemarilah...
rengkuh dan peluklah diriku erat-erat...
kan kau temukan hati yang suci dan putih...
seindah bunga melati kesukaan mu...

raih dan ambillah bunga melati yang nyaris layu ini...
tanamlah dalam hati mu dengan tanah ketulusanmu...
pupuklah dengan jiwa kejujuran mu...
rawat dan pedulikan lah melatimu yang indah nan semerbak mewangi ini...
dalam kharisma dan keanggunan mu yang mempesona...

Puisi : Tersenyum indah...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Senyum mu dan sorot mata mu...
telah mengungkap isi hati mu...
yang berbicara dan tersenyum pada ku...
bahwa kau bahagia bertemu dengan ku...

Bahasa tubuh mu yang indah...
menari dan menggandeng hati ku...
mengajak ku berlari dan menikmati alam mimpi ku...
dalam tubuh Pelangi yang indah berkibar di hati mu...

Sorot kebahagiaan terpancar dari rona mentari pagi...
yang bergelora dan bergejolak di dada mu...
yang membuat ku turut berbahagia ...
dan tersenyum bersama mu....

Mengapa kita baru berjumpa sekarang...
di saat aku telah melupakan diri mu...
di saat aku dalam sepi dan lunglai....
di saat aku berlari dalam bayang ketidak pastian...

Namun....
semua telah terjadi....
waktu tak perlu diputar ulang kembali...
nikmati senyum mentari pagi yang sedang bersolek...
dalam kebahagian hati yang tersenyum indah...

Puisi : Kini berjumpa...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com

Tak perlu kau utarakan hati mu....
tak perlu kau tersenyum pada ku...
biarlah aku yang melihatnya...
biarlah aku yang menyentuh mu...

Benar adanya...
kau menyimpan sesuatu di hati mu...
sesuatu yang indah dan mempesona...
kau merindukan diri ku...

Aku telah menyentuh mu...
aku telah hadir di sisi mu...
biarkanlah hati ini bercengkerama...
terbang dan melayang bersama...

Ini adalah suatu keajaiban...
kau dan aku bisa bertemu....
setelah sekian tahun berpisah...
memendam rindu yang tak berujung dan bertepi...
kini berjumpa untuk saling mengasihi...

Sabtu, 21 November 2009

Puisi : Kupu-kupu...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Kupu-kupu datanglah kemari...
melihat bunga-bunga yang bermekaran...
indah mewangi aneka warna...
menunggu kau sunting dirinya...

Kupu-kupu kemarilah...
mawar yang merah dan melati yang putih...
menari-nari melambaikan tangannya...
mengajakmu bersuka ria bersamanya...

Biarlah angin berdiam diri...
menyaksikan mentari yang tersenyum cerah...
menawarkan awan putih dan langit yang membiru...
sebagai penyejuk hatimu yang kusut...

Kemarilah....kemarilah...
wahai kupu-kupu kuning dan putih...
bercanda dan tertawalah bersama...
menikmati alam yang indah nan kemilau ini...

Cerpen : Hari yang terindah buatku...

Cerpen:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Saat kubertemu dengannya di Blok M, dekat Terminal bis, di Jakarta, aku nyaris melupakan wajahnya, yang pernah jadi temanku saat aku masih kuliah di Yogyakarta. Dia sekarang tampak lebih berisi dan lebih ceria serta lebih terawat di banding dulu, saat kost di Yogyakarta.

Kini, dia makin mendekati ke arahku, ke tempatku berada, di samping Toko Pakaian.

Dia Tersenyum dan tangannya melambai padaku, wajahnya ceria, berbeda dengan waktu dulu, yang pendiam dan sayu, serta kurus. Kini tampaknya dia sudah makin dewasa dan kepercayaan dirinya sudah meningkat tajam. Dia kembali melambaikan tangannya berulang kali kepadaku “Hai…hai…, mas….!”, teriaknya padaku. Aku hanya diam mematung, lalu kupaksakan tanganku untuk melambai, membalasnya.”Hai…, sini dik…!”, teriakku diantara bisingnya orang yang lalu lalang dan suara orang-orang yang menawarkan dagangannya melalui pengeras suara yang aduhai kerasnya.

Akhirnya, dia makin dekat ke arahku, dan aku kini berhadapan dengannya. “Hai…, mas….. Masih ingat denganku khan…?”, tanyanya. “Ya, dik. Namun, aku agak lupa. Mungkin sudah lebih dari sepuluh tahun ya kita tidak berjumpa. Sendirian atau dengan yang lainnya…?”, tanyaku sambil memandang kerumunan orang yang lalu lalang di sekitarku. “Sendirian lah mas…. Mosok dengan teman-teman…”, katanya setengah manja. “Mari kita jalan, mau kemana…? Makan atau belanja ke mana, terserah adik saja. Mas ngikuti aja…”, kataku dengan canggung sambil terus memandangnya, memandang wajahnya yang masih terlihat gurat-gurat kecantikannya, seperti dulu saat aku mengenalnya, dan saat berusaha merebut hatinya. Namun, kenangan ini justru membuat hatiku pernah terluka. Karena dulu, aku tak ada keberanian untuk mengutarakan isi hatiku yang terdalam, yang menginginkan dia jadi pacarku.

Waktu itu, aku sudah ke tempat kost-kostannya, namun, sewaktu main ke tempat itu, disitu sudah ada teman-temanku, juga temannya, yang sedang bersendau gurau dan tampaknya tidak terlalu memperhatikan diriku, atau pura-pura tidak memperhatikanku saja. Aku saat itu merasa teriris, cemburu dan segala macam pikiran tak sedap bergelayut di kepalaku.

Aku duduk di ruangan tamu kost-kostannya dan berusaha menenangkan hatiku untuk mengutarakan isi hatiku, namun, suasananya kurang mendukung. Saat itu, ketika dia pun akhirnya menoleh padaku, karena waktu itu dia sedang bercanda dengan teman-temanku, dia bertanya padaku, “halo mas. Apa kabarnya…, tumben datang kemari, biasanya sibuk …”. Aku semakin tertusuk hatiku, bagaimana tidak, aku dibilangin sibuk.

Memang saat itu, kegiatan ku banyak, ya ikut kegiatan mahasiswa, ikut nyambi-nyambi kerja cari uang tuk nambah uang jajan, ikut kegiatan teman yang suka main bola, dan lain sebagainya, sehingga aku memang tidak memperhatikan dirinya.

Lalu lamunanku buyar, saat dia bertanya padaku lagi, “mas, ngelamun yach…. Kalau ngelamun, tidak disini tempatnya…, di sono tuh, di rumah…”. Aku hanya cengar cengir saja.

”Aku kemari hanya ingin mengajakmu main ke luar rumah. Aku bawa kendaraan sepeda motor, kita pergi berdua saja. “, bujukku sambil menatap dirinya, yang nampak kaget dan gelisah. “Aku tak bisa, mas. Mas bisa lihat sendiri, itu teman mas ada disini, juga teman-temanku. Bagaimana mungkin aku meninggalkannya…? Maaf mas, aku tak bisa….”. Jawabannya membuat jantungku berhenti berdenyut. Aku beranikan diri lagi, “Tapi, mereka khan bisa menunggu sejenak?”, kataku tak mau kalah. “Iya, tapi, mas main disini aja khan juga bisa, nggak usah main keluar. Ramai-ramai canda disini aja. Bagaimana…?”, tanyanya. “Wah. Payah nich. Orang mau mengutarakan isi hati kog malah disuruh main dan canda dengan teman-temanku", pikirku putus asa.

Memang sekarang bukan saat yang tepat untuk main hati dengannya nich”, pikirku.
Melihat situasi yang tidak sesuai dengan harapanku tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan tempat kost-kostannya, pergi dan tak akan kembali lagi. “Baik, dik. Aku mau pulang saja. Aku mau permisi dulu. Ada yang perlu kukerjakan lagi”, kataku sambil siap-siap berdiri. Dia nampak kaget dengan sikapku yang lugas dan tegas tersebut. Aku memang orangnya pendiam, dingin dan tegas.

Sebenarnya hatiku juga kecewa dan terluka, namun bagaimana lagi, aku harus menerima kenyataan ini. Temanku yang melihat aku mau pulang, pada ngomong “Udah disini aja dulu, main di sini aja”, kata mereka sambil tersenyum dan canda ria. “Maaf, masih ada kerjaan di kampus.”jawabku sekenanya saja.

Setelah kejadian tersebut, aku tak pernah lagi main ke tempat kost-kostannya, sehingga aku melupakannya.

Sewaktu aku di wisuda, di Balairung, Yogyakarta, dia datang bersama teman-temanku, nampak senang dan gembira. Katanya mau nyelamatin dan lihat aku diwisuda serta nemenin aku wisuda. Aku jadi tersanjung. Namun, ketika kuajak foto bersama, mereka malah cengengesan dan mundur, tidak mau berfoto bersama. Aku jadi terluka lagi. “Ah ya sudah, dasar masih anak-anak.”, hiburku sendiri. Padahal mereka sudah kuliah semua pula.

Selesai foto bersama keluargaku, mereka kucari-cari, namun sudah tidak ada lagi. Kemana yach….?. Aku khawatir, mereka masih ada di sekitarku, namun, setelah lihat sana tengok sini, tidak nampak juga batang hidungnya, akhirnya aku bersama keluarga ku yaitu orang tuaku dan adikku, pulang ke rumah. Untuk melepas lelah.

******

Kini, dia ada didepanku, tersenyum padaku. aku seakan tak percaya dengan mata kepalaku sendiri. Dia juga memandangku, seakan juga tak percaya atas apa yang dilihatnya kini. Dia terus menatapku dengan penasaran. Aku juga ragu-ragu untuk menyentuh tangannya. Canggung. Ini seperti saat aku dulu berkenalan dengannya.

Akhirnya, kupaksakan diriku untuk menjabat tangannya, dan dia pun membalasnya. “Hai, selamat berjumpa lagi yach. Aku minta maaf, agak lupa. Sekarang mau kemana kita ?”, tanyaku untuk menutupi rasa canggungku. “Kita makan aja yuk, di Mall itu, makanannya enak dan tempatnya bersih serta enak untuk berbincang-bincang. “Aku setuju saja, aku nurut saja, apa yang kau pilih, dik.”, kataku sekenanya.

Lalu aku diajaknya memasuki Mall yang ada di sekitar tempat tersebut, di Blok M, tempat aku dulu sering jalan-jalan dengan temanku sewaktu aku bertugas di Jakarta, namun kini, aku sudah tidak di Jakarta lagi, di luar jawa, dan kebetulan sekarang dapat tugas lagi ke Jakarta selama 2 hari. Kesempatan ini kupakai untuk bertemu dengannya, dan dia pun juga setuju. Nostalgia teman di Yogyakarta.

Sewaktu sudah duduk di restoran tersebut, aku memesan makanan yang aku suka, dia pun juga begitu. Tak terlalu formal, dia pun mulai bercerita panjang lebar tentang kehidupan dirinya, yang sudah sukses kerja di suatu perusahaan yang besar dan bertaraf internasional. Aku salut dan bangga padanya. "Selamat ya..., semoga sukses slalu....", kataku sambil menjabat tangannya dengan erat, dia pun membalasnya dengan erat pula. Aku jadi tersenyum padanya, dia pun juga begitu, tersenyum padaku dengan pandangan yang bersinar dan membuat jantungku berdegup lebih kencang. Akhirnya, kulepaskan jabat eratnya, dan mengangkat gelasku sebagai tanda menghormati dirinya.

Apa yang diceritakannya dengan panjang lebar, aku hanya mendengarkannya saja. Sewaktu ditanya, aku hanya menjawab sekilas saja. “Ya…, tidak..., berulang-ulang..”. Aku suka mengamati wajah dan cara bicaranya yang menurutku, dulu aku belum menikmatinya secara jelas. Aku suka itu.

Aku jadi tambah semangat, seakan-akan aku menjadi muda lagi. Aku menjadi seperti seorang pemuda yang energik yang penuh vitalitas lagi, seperti sewaktu kuliah di Yogyakarta. Aku betul-betul menyenangi suasana saat ini, yang membahagiakan diriku.

Dia kadang memandangku, terus merona merah pipinya, malu, tersenyum padaku, kemudian menunduk, mengaduk-ngaduk isi gelasnya yang berisi jeruk hangat, lalu menengadah lagi, menatapku dengan matanya yang berbinar-binar. Aku terus memandangnya. Nampaknya dia pun bahagia bersama denganku saat ini, saat berjumpa denganku.

Kubiarkan mataku dan hatiku yang sedang berbunga-bunga ini untuk menatap wajahnya yang ayu dan cantik, yang dulu pernah aku taksir. Dia tahu, kalau aku terus memandang wajahnya. Dia pun, tersenyum padaku. Manizzzz sekaliii….

“Ah sudahlah. Aku mungkin sudah tidak akan bertemu dia lagi nanti, sekarang lah saatnya aku untuk menikmati waktu berduaan ini dengannya sepuasnya, memandang wajahnya dan mendengarkan suaranya yang merdu dan indah”,pikirku.

Aku saat ini, hanya bisa diam, memandangnya dan kadang juga, aku menunduk, malu dilihatin olehnya. Entahlah, kenapa aku diam saja, dimana biasanya, aku kalau kumpul dengan teman-teman ku yang lainnya, paling mendominasi pembicaraan, suka humor dan membuat tertawa teman-teman, sekarang nglumpruk…,lemes, tak berkutik dihadapan dirinya.

Aku tak mempedulikan orang-orang yang ada di sekitarku. Aku ingin saat–saat seperti ini, tidak cepat berlalu.

Makan siang pun, aku hanya makan sedikit saja, sekedar makan saja, dia pun juga begitu. Dia nampak puas dan bahagia bisa bertemu denganku, demikian pula diriku.
Tak banyak lagi yang perlu diceritakan, dan dibicarakan. Meski bibir tertutup, namun mata dan hati sudah saling berbicara panjang lebar.

Akhirnya, siang itu juga, setelah makan siang, di mall, kami pun berpisah. Masing-masing pulang membawa kenangan tersendiri di hatinya masing-masing. Aku dengan rasa bangga dan bahagia, dia pun kupikir demikian pula. Yach…, kenangan lama yang tak terlupakan, akhirnya, bisa bertemu jua.

Tangan-tangan Tuhan telah berbicara. Aku mensyukuri nikmat-Nya. Terima kasih Yaa Tuhan, Engkau telah mempertemukan kami, meski dalam nuansa yang berbeda, namun aku menyenangi hari ini, hari yang terindah buatku dan membuatku bahagia.

Kini aku tidak terluka lagi. Sembuh total. Terima kasih.

Puisi: Mimpi Indahku...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Sinar cahaya apakah yang masuk ke dalam mimpiku ini...
begitu kemilau dan terang benderang....
oh..kau ...bidadariku...pujaan hatiku...
mengapa kau datang dalam bayang alam mimpiku....?

Terasa segar dan menarik hati dirimu kini....
menyentuh dan mengajak ku tuk terbang bersama mu...
menikmati alam mimpiku yang penuh dengan peri-peri yang cantik dan ayu...
semuanya bersorak gembira dan mengajak kita terbang bersama mereka....

Terasa kau menggenggam tanganku dengan erat dan hati-hati...
membuatku semakin terasa terbang dalam alam khayalku bersama mu...
indah dan menawan hati ku....
semuanya serba gemerlap dan menyilaukan mata hati ku...

Mengapa kau membawa ku kemari, bidadari ku...
kau hanya tersenyum menatap ku....
aku semakin tak mengerti....
akhirnya kau katakan....
bahwa ini adalah rasa rindu mu yang kau curahkan dalam alam mimpiku...
aku tersanjung dan semakin terpikat oleh mu....

Kau berikan daku bintang di angkasa yang kecil dan gemerlap...
sebagai hadiah dari peri-peri yang cantik dan menarik hati....
karena telah datang di alam impian mereka....
yang telah kau sunting dalam alam mimpi ku....
agar aku bisa bertemu dengan dirimu, bidadari ku...

Semakin ku kagum, semakin kau bertambah senyum manismu...
apakah ini yang dinamakan rasa rindu yang terpendam...
yang tak kan mungkin terjangkau oleh keinginan hati yang menumpuk...
yang tak dapat teraih dalam angan dan harapan...?
aku tak tahu....
yang kutahu....
ini adalah mimpi indahku bersama dirimu, bidadari ku yang cantik...

Puisi : Selamat Ulang Tahun untuk mu...

Puisi :
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksanatoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Selamat Ulang Tahun untuk mu...
kawanku, sobatku, sahabatku...,juga adik ku...
yang selalu apresiasi terhadap diriku...
dimana pun dan kapan pun....

Di hari ulang tahun mu ini....
aku tak bisa memberi apa pun kepada mu...
kecuali sebait puisi ini .....
yang kutulis dalam nada dan irama yang indah...
agar kau selalu mengenangnya....

Kuucapkan selamat Ulang Tahun yach....
apa pun yang kau inginkan dan impikan....
semoga terwujud dan teraih dalam genggaman mu...
seperti meraih bintang di angkasa yang bertaburan tinggi di atas...
tuk kau persembahkan buat belahan jiwa mu yang tercinta...

Senyum dan tawa mu amatlah mendebarkan jantung pendamba mu...
membuatnya selalu terkesima dan terhanyut dalam lamunan....
memecah ombak dan menerjang karang di laut nan luas...
menggapai impian yang terbang melayang di pelupuk mata...
sejauh mata memandang...., hati terpikat jadinya...

Kue ulang tahun mu....
silahkan dipotong dan makanan siap disajikan...
agar para handai taulan dan kerabatmu turut menikmatinya...
sebagai rasa syukur atas usiamu yang makin bertambah...

Semoga kau menjadi wanita yang tambah bijak dan bestari...
mampu meredam gejolak angin nan bertiup melambai...
menutup awan dan membuka mentari pagi...
agar sinarnya semakin bercahaya dan berseri....

Jumat, 20 November 2009

Motivasi : Sabar, awal dari keberhasilan

Motivasi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Sabar, awal dari keberhasilan

Apabila kita mendengar kata sabar, yang ada di benak kita, pastilah sesuatu yang sifatnya menunggu, sifatnya menerima, tabah atau pasif, dan lain sejenisnya.

Memang, sabar adalah suatu kegiatan yang sifatnya menanti, pasrah, menerima dan tidak aktif.

Sebenarnya, sabar selain diartikan sebagai kata-kata tersebut di atas, sabar bisa pula dikatakan sebagai suatu sifat yang meski pasif, namun sebenarnya dia juga mempunyai sifat aktif, bila dikaitkan dengan tujuan awalnya, yaitu meraih cita-citanya atau keinginannya yang terbesar, perubahan hidup ke arah yang lebih baik lagi.

Misalnya, seseorang yang sedang mengerjakan thesis, mengalami kegamangan, kesulitan dalam usahanya untuk menyelesaikan S-2 nya tersebut, maka apabila dia mempunyai sifat sabar yang baik, dapat mengelola kestabilan emosinya dengan baik, maka dia akan bersabar dan tekun untuk terus berusaha menyelesaikan karya ilmiahnya tersebut, hingga tuntas, meski dengan pelan dan perlahan-lahan, namun tetap ada kemauan untuk maju dan menerima tantangan untuk menyelesaikannya, maka dia pun pasti akan menyelesaikannya dengan baik.

Kesabarannya diukur dari gejolak emosinya, yang kadang meluap-luap, di saat menemukan kata atau kalimat yang hendak dicantumkan dalam karya tulisnya tersebut, namun dia akan kembali reda gejolaknya, tak kala menemukan kata atau kalimat yang membingungkan dirinya sendiri, apakah dirilis dalam karya ilmiahnya atau tidak, ada kegamangan, namun, dia pun akan cerah kembali sinar wajahnya, tak kala menemukan jawabannya.

Pelan tapi pasti, itulah makna kesabaran. Ada tujuan yang hendak dicapainya, yaitu menyelesaikan karya tulis ilmiahnya, berupa Thesis, untuk meraih gelar Strata 2 (S-2)nya.

Sabar, adalah suatu sifat yang amat diperlukan, apabila anda menemukan suatu kesulitan dalam hidup ini.

Misalnya, kesulitan hidup anda, yaitu anda mengalami suatu kestatisan dalam hidup, tidak berjalan maju, tetap jalan di tempat saja, bahkan bisa pula dikatakan kemunduran, karena tidak ada kemajuan yang berarti yang telah anda raih dalam hidup anda.

Misalnya, yaitu tentang tujuan hidup anda, cita-cita awal anda, keinginan untuk hidup lebih baik lagi, keinginan mendapatkan penghasilan yang lebih besar lagi, atau bisa pula dikatakan keinginan untuk adanya perubahan hidup yang lebih baik lagi.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan adanya kesabaran hati dan ketekunan.

Meski hati tetap sabar, namun usaha tetap harus terus berjalan, ketekunan anda terhadap pekerjaan anda akan diuji, apakah anda memang tekun dalam pekerjaan anda atau malah sebaliknya, yaitu justru menonjolkan rasa malas dan ingin lari dari kenyataan penyelesaian pekerjaan anda yang tidak tuntas, dikarenakan rasa frustasi, rasa putus harapan, dan lain sebagainya yang tidak berkesudahan.

Dalam hidup ini, kata-kata putus harapan, jangan pernah ada dalam hidup anda atau dikedepankan dalam motivasi hidup anda, karena hidup itu indah dan menggairahkan, maka nikmatilah hidup yang indah ini, dengan mengisinya, yaitu terus melangkah maju, tampil dan buat kreativitas yang dapat menambah kebahagian hidup anda.

Jangan lari dari kenyataan yang ada, tetapi hadapilah dengan tegar dan tabah, cari solusinya, kemudian raih dan kejar target hidup anda dengan maksimal, jangan ragu-ragu atau setengah-setengah.

Hidup adalah pilihan. Kita bisa memilih gagal atau sukses. Untuk orang yang ingin maju, akan memilih, hidup adalah untuk sukses. Tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Sabar dalam hidup ini juga bukan berarti anda harus pasif dan menerima yang ada seterusnya, bukan itu maksudnya.

Maksudnya, adalah sabar untuk menerima sejenak yang telah ada, namun, selanjutnya anda harus berusaha untuk melangkah lagi, aktif mencari solusi pemecahannya, yaitu dengan cara tekun belajar, mencoba bangkit lagi, maju selangkah lagi, dan terus meraih impian anda, cita-cita anda, meraih bintang anda yang bertaburan di angkasa.

Sabar berarti pula, anda mampu mengelola kestabilan emosi anda, sabar bisa berarti pula tabah menerima apa yang ada, sabar berarti pula keinginan untuk maju dengan mengandalkan ketekunan bekerja anda, sabar berarti pula belajar memotivasi diri untuk maju lagi.

Sabar berarti pula pasif untuk menuju ke aktif, dan sabar berarti pula keinginan untuk maju selangkah lagi, guna meraih cita-cita anda yang tampak di depan mata anda, menari-nari dengan gemulainya, yang menanti anda untuk meraihnya.

Sabar bukan berarti menerima apa adanya dan terus diam, dan berhenti untuk waktu yang lama, atau seterusnya, namun, sabar adalah sifatnya menunggu sejenak, hanya sejenak, kemudian maju dan bangkit melangkah lagi, hadapi permasalahan dengan sabar, tabah, namun tetap melangkah, berusaha menyelesaikannya dengan baik, pelan tapi pasti, tetap focus pada tujuan dan cita-cita anda, raih dan genggam erat cita-cita anda tersebut, dan akhirnya anda kan bangga dan kan tersenyum bahagia, karena telah berhasil menyelesaikan pekerjaan atau permasalahan anda dengan tuntas, ada kepuasan yang terpancar dari sorot mata anda, bahwa anda mampu dan bisa.

Ingat, sabar bukan berarti menerima apa adanya, dan diam lalu berhenti untuk seterusnya, melainkan....Sabar adalah berhenti sejenak, kemudian bangkit, maju dan berlari sekencang-kencangnya untuk meraih cita-cita anda, yaitu perubahan hidup yang lebih baik lagi, dengan kata lain, Sabar adalah awal dari keberhasilan anda!

Coba dan buktikan, pasti anda kan tersenyum bahagia pada akhirnya.

Terima kasih...., semoga sukses slalu...!

Motivasi : Mengatasi kejenuhan...

Motivasi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Ada kalanya anda merasa jenuh dengan kehidupan anda sehari-hari, baik di kantor, di rumah atau di jalan. Semuanya nampak seperti kegiatan rutin yang harus dilaksanakan. Misalnya, makan, minum, baca koran, ke kantor, naik kendaraan, lewat di jalan yang itu-itu saja, masuk kantor, buka berkas lagi, istirahat, bekerja lagi, selesai kerja, pulang, melalui jalan yang sama, sampai di rumah, sudah penat dan ngantuk, mandi, makan, lalu belajar sejenak, kemudian tidur, istirahat untuk esok pagi, dan esok paginya seperti biasa lagi, bangun pagi, olah raga, mandi, makan, minum dan seterusnya.

Suatu rutinitas yang banyak dialami oleh orang-orang masa kini, yang makin kompleks permasalahannya, namun kehidupan rutin tetap seperti kemarin, hari ini dan esok hari, tak terputus.

Apakah anda merasa jenuh dengan kegiatan rutin anda saat ini?

Apabila benar, maka ada cara untuk mengatasi rasa jenuh atau kejenuhan tersebut, yaitu:

1. Ambil inisiatip kegiatan yang berbeda dengan kegiatan hari-hari kemarin.

Misalnya, kalau kemarin anda bangun pagi pukul 5.00 WIB, maka hari ini, anda coba bangun pukul 3.00 WIB, lalu belajar, membaca buku, atau nonton televisi, setelah itu olah raga, mandi, makan, kemudian pergi dengan kendaraan, melalui jalan yang lain, jalan yang berbeda dengan hari kemarin, setiba di kantor, jangan buka berkas dulu, namun berdoa, lalu melihat-lihat ruangan teman yang lain, memandang kantor sebelah, setelah itu, baru buka berkas namun diringkas isi berkasnya, dan selanjutnya meningkat ke kegiatan selanjutnya, namun diberi variasi yang berbeda dengan hari kemarin atau hari-hari yang lalu, yang biasanya anda kerjakan.

Demikian pula, saat pulang dan tiba di rumah, buat suasana dan kegiatan yang berbeda. Misalnya, kalau anda tidur biasanya jam 24.00 WIB, maka usahakan, tidur jam 20.00 WIB, sehingga bisa bangun lebih awal, yaitu jam 03.00 WIB dan seterusnya, seperti jadwal yang berbeda tadi.

Besoknya lagi, rubah jam tidur dan bangunnya, juga kegiatannya sehari-hari, dirubah, divariasi, temukan jadwal waktu yang menurut anda fleksibel dan menyenangkan hati anda. Apabila ini telah anda lakukan, maka rasa jenuh, akan berganti menjadi hari yang menantang,hari yang membuat anda segar dan penuh semangat.


2. Kembangkan hobi yang menarik hati anda.

Misalnya, anda dulu senang dengan tanam tanaman bunga Anggrek, maka usahakan, hobi anda tersebut anda salurkan lagi, benahi lagi, di coba lagi.

Ada lagi, misalnya, dulu anda punya hobi melukis, atau membuat cerpen, novel atau membuat puisi, namun, karena kesibukan pekerjaan anda dan anda tak ada waktu lagi untuk anda pergunakan, maka, upayakan, sisihkan waktu sehari dua atau tiga jam untuk mengikuti atau menggali kembali hobi anda tersebut, dengan cara mengurangi kegiatan-kegiatan rutin yang kurang bermanfaat, misalnya terlalu sering nonton televisi, atau bertamu ke rumah tetangga, kurangi jadwalnya itu semua, lalu fokuskan kepada kegiatan untuk menggali kembali hobi terpendam anda, yaitu seperti di atas tadi, misalnya melukis atau membuat cerpen dan sebagainya, sehingga membuat anda merasa kehabisan waktu dan merasa hidup ini ternyata indah dan mengasyikkan, tidak menjenuhkan dan tidak membosanan seperti hari-hari kemarin anda yang selalu anda keluhkan.


3. Mengikuti perkumpulan atau hobi sosial lainnya.

Misalnya, mengikuti perkumpulan mantan teman SMA anda, atau membantu kegiatan-kegiatan sosial yang ada di sekitar rumah anda, sehingga karena anda menyenanginya, maka anda akan sering diundang untuk mengikuti acara tersebut, misalnya acara reuni SMA, reuni mantan karyawan kantor atau pabrik anda, atau reuni teman sekost anda dulu, atau mengikuti acara sosial yang diadakan di sekitar rumah, kantor atau tetangga saudara, yang pada intinya, anda menyibukkan diri anda dengan segala kegiatan yang membuat anda merasa nyaman, asyik dan menyenangkan.

Dengan mengikuti berbagai kegiatan tersebut di atas, anda akan merasa tidak pernah jenuh dan merasa antusias untuk menikmati hidup ini dengan segala isinya, yang ternyata indah dan menggairahkan.

Terima kasih..., semoga sukses slalu...!

Puisi : Aku bebas...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Mengapa kau berdiri di sini...
kenapa tidak mengetuk pintu dan membukanya dengan pelan...
mengapa mesti marah dan menantangku...
melepaskan penatmu dan aku jadi tumbalnya...

Mengapa mesti aku yang disalahkan...
mengapa mesti dirimu yang mesti dibenarkan...
apakah aku mesti jadi orang yang selalu dihinakan....
yang selalu menerima rasa benci, rasa marah dan rasa tak pantas...

Sudah...sudah cukup semuanya ini...
aku tak mau lagi jadi sasaran kebencian dan kemarahanmu...
aku mau pergi dan tak kan kembali ke hatimu lagi...
meski kau merengek dan memohonku tuk kembali....
aku sudah tak akan peduli lagi .....

aku sudah kesal dan capek melayanimu...
membuatmu gembira dan berseri...
meski aku harus mengorbankan harga diriku untukmu...
kini kusadar..., semua itu adalah impian siang ku yang tak perlu kutanggapi lagi...

Sekarang hidupku bebas...
seperti burung di angkasa yang terbang tinggi...
menukik, menyambar, melayang dan terbang dengan cepat dan gesit...
lepas dan lepas semua penderitaanku yang kutanggung selama ini...
aku bebas..., aku lepas ....aku menang.... aku bahagia....

Puisi : Bunga Melati kini telah layu...

Puisi :
Oleh : Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Bunga melati ini kuperuntukkan buatmu....
yang kusunting dari taman bungaku...
putih...indah ...dan berseri...
bagaikan wajahmu yang cerah dan bersinar...

Teruslah memandangku dan memperhatikanku...
membuatku terpesona dan menjadi manja padamu...
seperti saat-saat kita jumpa pertama dulu...
sewaktu kau malu-malu bertemu denganku...

Kini....
dua puluh tahun kita tak berjumpa...
waktu yang terus bergulir melupakan sejenak kenanganmu...
yang indah, namun terasa samar....
karena kau bukan milikku saat itu dan kini....

Tetaplah menatapku dengan lembut...
ingatlah saat kau bercanda dengan kawan-kawanku...
yang berusaha meraih hatimu tanpa diriku disampingmu...
namun kau tetap mempedulikannya...., aku terluka....

Saat itu, bukanlah hari baikku...
kumeninggalkanmu tanpa pesan dan kesan darimu...
begitu dingin dan diam, kumemandangmu....
lalu kupergi dan tak pernah kembali lagi padamu...
karena aku telah terluka melihat kawanku ada disampingmu...
tanpa kau pedulikan diriku yang tercenung terpana memandangmu...

Saat itu....
kumenyadari semua itu hanyalah impianku belaka...
impian yang hanya akan melukai hatiku...
dan aku tak ingin bermimpi lagi tentangmu....
juga tentang mentari dan rembulan yang turut bersedih...

Kini...
Kau menemukanku dalam nuansa yang berbeda...
ada batas antara harapan dan kenyataan...
ada kepedulian yang tak berpadu...
meski sesaat kuminta waktu untuk bermimpi tentangmu...
tetapi tetap tak ada jawab dari atas langit...
sunyi....sepi....hening....dan hampa....
terasa mencekam dalam dadaku...

Bunga melati....
meski putih, ternyata di dalamnya berwarna abu-abu...
antara keterbukaan dan ketertutupan...
yang tak kan mungkin mencair dan meleleh...
meski lilin tetap berkobar....,namun tetap redup...dan pudar...
pelan tapi pasti...
entahlah...

Bunga melati kini telah layu...
terhempas dan terbang bersama sang bayu yang berlari mengejar bayang mega...
meliuk dan berkelok mengikuti tarikan nafasku yang mendesah putus ....
menatapmu tanpa berkedip penuh harap....
namun kau tetap berlari mengejar bayang dan asamu sendiri...
melepasku pergi tanpa kata...
membiarkan ku sendiri tanpa satu pun kata menemaniku...
seperti saat ku bertemu denganmu dulu...
kenangan yang terulang kembali dalam keabadian yang hilang...

Kamis, 19 November 2009

Puisi : Egokah aku...

Puisi :
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Egokah aku...
bila daku membutuhkan diri mu...
bila daku merindukan diri mu...
bila daku ingin dirimu selalu berada di sampingku...

Egokah aku...
bila daku meninggalkan diri mu...
pergi dari sisi mu...
dan tak menyapa diri mu meski sejenak....

Egokah aku...
bila ternyata aku tak bisa meninggalkan diri mu...
tak bisa melupakan diri mu...
dan tak ingin ada yang lain di sisi mu...

Egokah aku...
bila aku selalu memimpikan dirimu...
bila hati ku tertambat pada mu...
bila aku tak ingin kau dengan yang lainnya...

Egokah aku...?
aku tak bisa menjawabnya...
aku tak mengerti...
aku tak tahu...

Biarlah kau sendiri yang menjawabnya...
kau sendiri yang tahu tentang diri ku...
kau sendiri yang mengerti tentang untaian mutiara ku ...

kau sendiri yang memandang diri ku di kejauhan....
tentang bagaimana diriku yang sebenarnya terhadap pandangan mu...

alam pun berubah bersinar ...dari ke perak an...menjadi ke emas an...
terdiam...
hening...
sunyi...
dan hampa...

terasa kerinduan makin menjalar...
memudar dalam batas keikhlasan...
yang santun dan terhormat...
menggapai impian yang terakhir...

Puisi : Indahnya hidup ini...

Puisi :
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Indahnya hidup ini...
membuatku ingin hidup seratus tahun lagi...
menikmatinya dengan kesegaran ku...
dalam khayal dan imajinasi ku...

Indahnya dirimu...
membuat ku merasa ingin hidup lebih lama lagi...
berada selalu di samping mu...
menyapa dan memperhatikan diri mu...
yang pandai bercanda dan menghibur diri ku...

Indahnya telaga sejuk mu...
membuat ku terpesona pada kepribadian mu...
yang bijak, bermartabat dan terhormat...
merasa diri ku bagaikan baru terlahir kembali...

Bahasa mu yang indah...
nada suara mu yang santun dan merdu...
juga sikap mu yang optimistis...
membuat diriku tak berdaya untuk bersikap lemah lunglai di depan mu...

Kau bangkitkan rasa ego ku...
kau sentuhkan rasa nyali ku...
kau ubah sikap kepribadian ku...
yang selalu merasa mudah menyerah dan merasa terpuruk....
menjadi suatu sikap hidup yang tak mudah terpatah kan...

Kau adalah wanita impian ku...
yang mengerti akan keinginan ku...
kadang kau memanjakan diri ku...
namun, kadang kala kau bersikap tegas pada diri ku...
yang kadang membuat ku terluka karenanya...

namun, setelah kurenungkan...
justru itulah yang membuat diriku kagum pada mu...
bahwa kau mempunyai sikap yang tulus dan berhati mulia...
yang tak menginginkan diriku dalam keterpurukan lagi...

Kuucapkan terima kasih padamu...
yang membuat hidup ku terasa lebih bernilai ...
terasa lebih bermanfaat...
dan terasa indah bagi ku...

Puisi : Mawar ini...

Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Mawar ini...
ku peruntuk kan buat mu....
buat kau selipkan di daun telinga mu...
yang indah dan mempesona ku...

Hati ini...
kuperuntuk kan buat mu...
agar kau selalu dapat menyapa ku...
dan membelai diri ku...
meski jauh di seberang...

Rindu ini...
tak kan kulepaskan dari mu...
hanya untuk mu...
impian dan cahaya diri ku...

Kasih ini...
begitu eratnya...
mendamba mu...
mengajak mu untuk selalu bersama ku...

Kau dan aku...
tak ingin saling berpisah...
tak ingin ada pertengkaran...
tak ingin ada kecemburuan...
hanya ingin selalu bersama ...
seia sekata...

Rabu, 18 November 2009

Puisi : Aku Tersanjung.....

Puisi :
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/

Aku tersanjung dengan puisimu...
yang indah dan menghipnotisku...
membuatku tak sadar ....
bahwa itu adalah gubahanmu yang terindah yang pernah ada...
dan yang paling sentimentil yang pernah ku kenal...

Aku merasa bahwa kau terlalu tinggi menyanjung ku...
terlalu membanggakan relung hati ku...
aku bagaikan air telaga yang sunyi dan hening...
yang tersirami oleh nyanyian angsa putih yang elok...
yang bersuara merdu dan mendayu-dayu...
meski kadang kala air ku terasa bergejolak, karena denting suaramu...
namun, bagaimana pun, aku merasa terhibur oleh mu ...
dan kuucapkan terima kasih padamu...

Begitu terpesona aku akan denyut jemarimu...
yang menghentak dalam alunan nada-nada tuts komputer...
yang mengiringi derai tawa dan candamu ....
yang membuka untaian mutiara hatimu yang berharga ....
tentang rasa harumu pada diri ku....
tentang rasa lapar dan haus ku akan indahnya suara kelembutan...

Aku tak kuasa untuk menjawab mu....
mengapa kau begitu mempercayakan dirimu pada ku...
aku yang merasa tak guna dan rendah diri...
kau banggakan dan kau puja bagai sang pujangga besar...
yang tak lekang oleh waktu dan tak lapuk oleh hujan...

Baru kali ini aku merasa bangga...
betapa ada yang memperhatikan ku ....
juga mempedulikan diri ku...
di saat ku ingin berpegangan pada lengan dan bahuku sendiri...
yang terasa begitu rapuh dan tak berdaya....
kau hadir dan menyapa ku dengan lentera bijak mu...
dan membantu ku berdiri melangkah lagi...
meski kadangkala terseok-seok...dan tertatih-tatih...
namun....kau memacuku untuk tetap tegar...
aku hanya bisa tersenyum pada mu....

Dimana pun dan siapa pun dirimu...
aku sangat terusik untuk menggandengmu...
melepaskan penat dan rasa sesal ku...
pada bahu dan lenganmu yang lembut dan halus...
menanti datangnya kemilau Pelangi yang kan berkunjung menyapa ku...
dalam keheningan mesra sinar mentari mu...