Minggu, 28 Februari 2010

Puisi: Antara cinta dan harapan

Puisi: Antara cinta dan harapan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 28 Pebruari 2010


Antara cinta dan harapan
bagaikan suatu rasa istimewa yang seiring sejalan
meski kadang terasa bertentangan
namun...keduanya terasa indah saat di impikan...

Cinta adalah keindahan yang menggelora
harapan adalah keinginan yang tercurah di hati
keduanya adalah keindahan yang tersemaikan
tertuang dalam hati yang sedang kasmaran....

Mengapa aku betul-betul cinta padamu...?
karena aku memiliki harapan untuk meraih hatimu
merengkuh asa yang tergapaikan untukmu
meniti harapan yang mungkin 'kan tercapai....

Walau pun kadang...antara cinta dan harapan tak berbanding lurus
namun...tidak selamanya pula ...berbanding terbalik...
itulah maknanya .....adanya secercah harapan ...
itulah gunanya...adanya keinginan untuk mencapainya....

Aku pun juga mengalami seperti itu...
menginginkan sebutir cinta darimu...
dan ....harapan untuk meraih hati indahmu pun juga ada...
meski harus kuperjuangkan ......hingga aku lelah dan letih berlari mengejarmu...

Walau pun kadang .....dirimu tak peduli padaku...
namun...harapan untuk memilikimu selalu ada di relung hatiku
meski kadang kala ....aku harus berjalan di atas batu yang bercadas...
atau ....berlari di gurun yang tandus tanpa mata air yang menggenang....

Namun...untuk semua itu....aku rela melakukannya.... demi kau yang kusayang...
karena ....aku benar-benar cinta padamu...
dan ....aku pun juga mempunyai hati yang berisi segudang harapan...
harapan untuk selalu dapat mendampingimu...selamanya....

Walau pun kini....kau tak peduli padaku....
namun... aku yakin ...suatu saat nanti...
kau 'kan mengerti... bahwa aku mencintaimu setulus hatiku...
'kan kubuktikan .....cintaku padamu tak tergoyahkan oleh hempasan ombak di laut...
yang pada akhirnya ....kau pun 'kan peduli padaku...., yang merindukanmu....

Puisi: Berpendar kembali

Puisi: Berpendar kembali
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 28 Pebruari 2010


Sudah sekian lama kau tak ada kabar beritanya...
sudah berganti musim dikau tak hadir di pelupuk mataku
saat angin berlalu melewatiku...kau tak ada...
saat sang rembulan tersenyum...kau tak nampak...

Kemanakah dirimu saat ini ...
terlenakah ...
tertidurkah...
atau baru belajar dengan tekun....

Kuharap dirimu tekun belajar ...
'tuk meraih asa yang terluang sang waktu
'tuk meraih sang bintang di angkasa yang berkelip
agar nuansa pengetahuanmu ....bertambah luas...

Kadang kerinduan memang ada di sanubariku
namun...kutahan jua...agar tak mengganggumu...
karena aku ingin kau sukses dalam kehidupanmu...
berhasil dalam meraih kebahagiaanmu....

Sejenak ku termenung memandang diri ini...
diri yang menantimu dalam keheningan yang berpendar...
yang ingin seperti dirimu yang kemilau
yang menggapai asa nan tak bertepi....

Namun...bila ku kembali menyadari siapa diri ini...
kubuang jauh-jauh rasa angan nan gemerlap...
yang kan membuatku terluka...
karena aku merasa tak mampu dan tak yakin..mampu...sepertimu...

Tetapi...jauh di lubuk hatiku yang tersendiri...
daku ingin...seperti dirimu...
yang kemilau dan bercahaya...
berdampingan dengan sang bintang yang berkelip di angkasa
akankah daku bisa...sepertimu...?

Sayup kudengar sang bintang berkata...
kau mampu dan bisa...
belajarlah yang tekun...
kan kuberi satu bintang untukmu di angkasa yang bercahaya untukmu...

Daku bahagia mendengarnya.....
dan langit pun kembali ceria ...saat sang mentari pagi bersinar kemilau..
seterang hatiku yang berpendar kembali....
memeluk hangat buku-bukuku yang tersemaikan....

Puisi: Cobalah untuk tersenyum, Sahabatku

Puisi: Cobalah untuk tersenyum, Sahabatku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 27 Pebruari 2010


Sejak kutahu kalau dirimu kan meninggalkanku ....
aku hanya diam termangu ....terpana memandangmu...
karena aku tak menyangka kau tega begitu padaku...
pada sahabatmu yang telah lama mengenalmu....

Apa salahku padamu....
apakah ada yang tak kau mengerti tentang ku...
apakah aku telah melukaimu...., sahabatku...
cobalah untuk menerangkannya padaku....

Pintaku... cobalah untuk merenung sejenak...
apakah hal ini bisa diperbaiki lagi...
apakah tidak ada jalan lain yang lebih baik lagi...
dan tak perlu memutuskan ....pisah dengan ku....

Seandainya...memang kau menginginkan pergi dariku...
dan seandainya pula...dirimu memang ingin menjauh dariku...
aku tak bisa berkata lain lagi....
kuserahkan padamu....aku tak kuasa untuk merengkuhmu ....

Mungkin...kau lebih tahu dari aku tentang hal ini...
bila memang benar demikian...katakanlah padaku....
apa yang telah membuatmu terluka dan kecewa padaku...
mungkin aku bisa memperbaikinya....

Bila kau tak mau mengungkapkannya....
aku tak kan tahu....
bila kau tetap berdiam diri seperti ini...
aku hanya kan memandangmu tanpa berkedip....

Cobalah untuk sejenak menyapaku...
buatlah daku mengerti....mengapa kau berdiam diri
tenang dalam kesunyian....
lelah dalam keheningan....
apakah ini yang kau inginkan....

Mungkin...sang waktu yang kan menjawabnya...
atau mungkin pula sang waktu tak kan mau menjawabnya...
kalau memang demikian adanya....
biarlah sang awan yang kan tersenyum melihatmu...jadi pendiam...
cobalah untuk tersenyum indah padaku...., sahabatku....

Beri daku senyummu yang indah sekali lagi padaku...
mungkin...hatimu bisa mencair dan tak membeku seperti ini...
senyummu adalah semangatku...
dan canda tawamu adalah cahaya penerang jiwaku....
cobalah untuk tersenyum padaku..., sahabatku...

Puisi: Sejak kubertemu denganmu

Puisi: Sejak kubertemu denganmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 27 Pebruari 2010


Sejak kubertemu denganmu ....
terselip rasa kagum di hatiku
rasa ingin memilikimu
rasa ingin dekat selalu denganmu...

Sejak kau sering hadir di mimpiku
aku sering terlena dengan sang waktu
saling berkejaran ....
saling berlarian...

Entah kenapa hatiku selalu bergemuruh...
bila kau hadir di sampingku
menatapku lembut
serasa daku melayang ...terbang ke awan tinggi...

Jangan kau permainkan hati indahku
raihlah hatiku bila kau memang menyukaiku...
genggamlah jemari hatiku...bila memang kau simpatik padaku...
jangan kau goda hatiku yang tertawan olehmu...

Berilah daku waktu sejenak...
berilah daku nafas baru untuk ku
agar daku bisa memikirkan dirimu
agar bisa kucairkan hatiku yang dingin membeku
untukmu yang kudamba selalu...

Hari-hari indahku kulalui dengan hati ceria
waktu-waktu elokku kujalani dengan kegembiraan yang mempesona
sejak kau hadir dalam kalbu indahku
sejak kau turut menyemaikan relung hatiku yang senyap...

Biarkanlah kumenatap lembut pesonamu
biarkanlah daku meraih hatimu yang indah di genggamanku
jangan biarkan hatimu untuk kumbang yang lain...
berikanlah semuanya hanya untuk ku yang memujamu

Biarkanlah sang angin bertiup semilir sendirian...
biarkanlah sang ombak bergulung di laut sendirian...
namun...jangan biarkan daku sendirian dalam sepi...
raih dan dekap erat dadaku yang mendambamu ini....
jangan kecewakan hati ku yang mengharapmu...setulus hatiku....

Puisi: Aku tak tahu

Puisi: Aku tak tahu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 27 Pebruari 2010


Sejak kutahu dirimu suka padaku
aku jadi suka melamun
aku jadi suka termenung...
entah kenapa...aku tak tahu...

Sejak kau sering mencuri pandangku...
aku jadi tersipu
aku jadi serba salah tingkah...
entah kenapa...aku tak tahu...

Aku sendiri juga tak tahu...kenapa kau suka padaku
aku tak mempunyai keistimewaan...
aku bukan tipe pria yang ideal ...
entah kenapa kau suka padaku....

Apakah kau tak salah pilih padaku...
tak salah menerima ku
tak salah mengutarakannya padaku...
entahlah...siapa yang duga...

Namun...yang jelas...
sejak kutahu itu... aku jadi serba berpikir...
apakah benar kau suka padaku setulus hati...
atau hanya akan mempermainkan hatiku saja....

Siang dan malam...kubayangkan dirimu
seandainya ini benar terjadi padaku...
apa yang seharusnya kulakukan untukmu...
aku tak tahu...karena aku belum pernah....

Saat kau tersenyum padaku...
dan mengatakannya padaku...
bahwa kau sayang padaku...
aku jadi terkesima..tak percaya...

Apakah ini mimpi indah bagiku ...
atau malah menggelisahkan hatiku..
aku memang tak tahu...
apakah aku bisa menyukaimu...
karena aku belum pernah menyentuh bunga indah di taman hatiku...

Puisi: Waktu terus melangkah perlahan

Puisi: Waktu terus melangkah perlahan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 26 Pebruari 2010


Waktu terus melangkah perlahan ...namun..pasti...
melangkah dalam ketegaran jiwa....
berlari dalam keterpanaan wajah sayu...
berhenti saat kutermenung diri...

Waktu telah membuatku terhenyak seketika...
saat kau panggil namaku dalam rintik hujan...
saat kau bisik namaku dalam temaramnya sang rembulan...
membuat diriku terhenti dari sapaan lembut sang waktu...

Waktu terus berpijar dalam relung hatiku yang tersisih...
yang menyepi dalam heningnya sang malam...
membuat daku tersapu oleh rasa kesenyapan
yang menantiku dalam kabut ungu yang terhempaskan...

Adalah waktu pula yang membuatku tersenyum sendiri
saat kau lamunkan diriku dalam bisik lembut mimpimu
yang tercenung dalam kesenyapan waktu yang berlalu
mengakhiri sang malam yang tertidur pulas di peraduannya....

Saat mentari pagi terbit di ujung pantai nan sepi...
sang waktu kembali tersenyum lembut pada sang awan yang cerah
menatap tajam pada sang lumba-lumba yang berlompatan di laut yang membiru
menyelam ke dalam laut mencari kerang pantai yang tertawa riang....

Sang waktu terus tersenyum ceria pada diriku yang terbangun dari mimpiku
yang indah dan mempesona di pantai nan tak bertepi
mencari keleluasaan diri yang tersemaikan
dalam diri yang makin percaya diri menatap sang mentari pagi
yang meraih asaku dalam penantian yang berkepanjangan....

Sengatan sang mentari pagi terasa hangat menyentuh kalbuku
menghangatkan dadaku yang mengukir namamu dalam dinding relungku
yang terbingkai dari rasa asa ku yang tergapaikan
olah rasa cinta ku yang tulus kepadamu .....yang kusayang...selamanya....

Puisi: Aku 'kan tetap menemanimu

Puisi: Aku 'kan tetap menemanimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 26 Pebruari 2010


Sayang....
usaplah airmatamu dari rona wajahmu yang ayu...
hapuslah tetes lembut mutiara rindumu dari sinarmu yang cantik...
aku tak ingin melihat kau bersedih....
Please...., sayangku...

Aku kan tetap ada disampingmu...selamanya...
tak kan lagi kutinggalkan dirimu dari sisiku...
aku makin mengerti akan dirimu...perasaanmu padaku...
biarlah yang telah lalu...berlalu...tak perlu lagi di pikirkan ....

Daku kan tetap menemanimu, sayangku...
saat kau tertidur....dan saat kau terbangun...
raihlah jemari tanganku ...dekaplah erat dalam-dalam di dadamu....
jangan lagi kau lepaskan tali kasih ini dari relung hatimu yang terindah...

Maafkanlah daku ....yang pernah meninggalkanmu...
daku pergi untuk mencari asa ku yang ada dalam mimpiku
yang ingin kuraih untuk kebahagiaan kita...
untuk masa depan kita yang tak bertepi....

Usaplah titik berlian di matamu yang indah ini ..., sayangku...
daku tak kan ingin melihat kau menangis lagi...
hatiku tak kan tega melihatmu bersedih ...karenaku...
tataplah mataku ...kan kau temukan rasa rinduku ...padamu....

Daku memang ingin melihatmu bahagia selalu ....
daku ingin kau selalu tersenyum indah padaku...
ceria dan anggun...seperti saat ku berjumpa denganmu ...
saat kau ada di depanku kini...., sayangku....

Sayangku....
dekaplah daku erat-erat dalam dinding nafasmu ....
yang membara dan berkobar dalam desahmu...
yang hanya kau peruntukkan buatku seorang...
yang tak kan lagi pergi darimu ...selamanya....

Bagiku...
kau adalah dewi semangatku yang menyala kemilau
yang membuatku tak kan bisa melupakanmu ....
meski ku jauh darimu....

Bisikkanlah rasa rindumu padaku, sayangku...
sebagai pengobat rasa rinduku padamu...
yang selalu berkobar dan menyala saat kau jauh dariku...
dan kini .....nyala rindu itu telah tergapaikan olehmu...di sisiku....

Puisi: Nyanyian kidungmu

Puisi: Nyanyian kidungmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 26 Pebruari 2010


Nyanyian kidungmu terasa indah di telingaku
senandung kerinduanmu terasa merdu di jemari hatiku
nada ukiran namamu terasa indah di gurat penaku
menari dan menyanyi dalam keceriaan yang mengalun....

Semuanya terasa pas dan cocok dengan nuansa hatiku
yang sedang dilanda kehangatan cintamu
yang menggurat dalam-dalam di pesona lirikmu
menggapai sentuhan lembut di kerling matamu

Tiada lagi rasa bisik yang lembut selain dari mu
tiada lagi rasa sentuhan yang halus kecuali dari dirimu
semuanya berpadu dalam rasa yang sama...
rasa yang indah dan menghanyutkan lamunanku...

Sudah lama kita tak bersua dalam satu rasa
sudah lama penantian ini terombang-ambing di lautan yang luas
yang tak nampak daratan di kejauhan senja yang temaram
kini terasa menggema dalam batin yang tersemaikan

Penantianku terhadapmu tidaklah sia-sia belaka...
penantian yang berujung rasa bahagia dalam dinding hati
yang menampakkan rona binar wajahmu yang ayu dan lembut
menapak ke hati terdalamku yang melangkah perlahan menyentuhmu

Kusadari arti pertemuanku denganmu tadi...meski sesaat
telah menghilangkan rasa rinduku yang bertahun menerpaku
menghilangkan kekeringan di padang tandus yang gersang
mengubah menjadi tanah yang subur dan berhati lembut

Tegur sapamu yang menggores di senyum indahmu
telah membuatku bangkit kembali dari rasa sesalku
membuatku berdiri dan berlari dalam kejaran bayangmu
yang menggandengku dalam rengkuhan lenganmu yang indah
mengisi hari-hariku yang sunyi dan senyap....

Kecerianmu telah menghilangkan sentuhan keriputku yang menjelma
menyegarkan kembali rasa inginku 'tuk menyentuhmu
mengisi kehampaan diri yang terabaikan dalam senja
menorehkan nada-nada senandung kerinduan yang menghentak di dada...
membuatku merasa bahagia bersama bayang indahmu....

Esok kan datang lebih awal di hamparan asaku
menggosok nyali adrenalinku tuk menyapamu
memandang binar bola matamu yang ceria dan optimis
membuatku terpesona dalam segurat wajah cantik yang menawan hati
mengukir indah namamu di hatiku yang mendambamu....

Kamis, 25 Februari 2010

Puisi: Pagi telah mulai berpijar

Puisi: Pagi telah mulai berpijar
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 25 Pebruari 2010


Pagi telah mulai berpijar lirih ke relung hatiku yang mendambamu
menyampaikan salam bahagia untuk mu yang ada di sana...
di seberang pulau yang terukir indah di hatiku
yang kerap membayang dalam pelupuk mataku yang berbinar....

Kehampaan tanpa dirimu makin kurasa menyentuh kalbuku
membuka pintu hatiku untuk selalu menyebut namamu
mengerlingkan mata dalam peluk eratmu yang menyala
menepis rasa ragu akan sirnanya kemilau rona senyummya yang memikat hati

Daku terus mencari dan mencari rasa rinduku padamu
yang hilang entah kemana
kadang terlihat warna kuning..., terkadang warna jingga
nampak samar dalam temaramnya lilin yang redup berpijar....

Semangatku kembali menyeruak di antara bisik lembut bibirmu yang merekah
menawan hati merasuk sukma yang terpana
merajut tali kasih yang tak kan putus diterpa gelombang samudra nan ganas
memadu benang-benang asmara dalam kemilaunya sinar pelangi mu...

Daku tak kan menyesal bersama mu dalam setiap langkah mu...
daku terasa damai dan tenang saat kau raih dan genggam jemariku
yang terasa berdebar saat senyummu kau siramkan di rongga nafasku
membuat daku tak bisa lagi berkata ...Tidak ..padamu....

Rasa rinduku membuat daku merasa kaulah asaku
kaulah jiwa dan ragaku
yang selalu menyelimuti rasa kangenku yang menggebu
yang makin menyentuh kalbuku...saat kau jauh dariku...

Apakah rasa ini akan selalu ada di dadaku yang kokoh...
apakah rasa ini juga ada di dirimu yang selalu kunanti...
aku hanya bisa membayangkan dirimu dalam peluk eratku
saat kau ada di alam mimpiku yang terbuai rasa inginku padamu...

Mengapa kau tak pernah lagi hadir dalam bayang mimpiku yang kuidamkan
saat malam menantang...dan saat pagi menjelang...
tiada lagi derai tawamu yang menggoncangkan rasa indahku padamu...
dimanakah dirimu kini berada....

Daku sudah lelah untuk bercanda dengan bayang indahmu
daku sudah letih untuk menantimu dalam temaramnya senja nan redup
apakah kau juga bisa merasakan asaku untuk mu....
yang selalu memendam rasa ingin ku bertemu denganmu.....

Mungkin...dikau saat ini sedang menantiku pula...
atau malahan ...tak lagi memikirkan diriku yang ada di sini...
ah...angin malam selalu menggodaku untuk mengunjungi mu
di alam mimpiku yang penuh dengan rasa kangen dan rindu padamu...

Suatu saat ...mungkin kita kan bertemu lagi...
di saat kau menatap lembut binar bola mataku...
atau di saat daku ingin pula meraih lenganmu yang indah...
untuk duduk bersama...dalam nuansa cerita yang indah dan membuai mimpiku...

Puisi: Sudah kukatakan kepadamu

Puisi: Sudah kukatakan kepadamu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 25 Pebruari 2010


Sudah kukatakan kepadamu....
bahwa aku sudah menutup pintu hatiku
tak perlu lagi kau ketuk-ketuk dengan jemarimu yang lentik
dan tak perlu lagi kau memanggil namaku di balik pintu hati ini....

Maaf..., pintu hatiku sudah kututup dengan rapat-rapat...
tak ada satu lobang pun untuk suara hatimu yang merdu
dan tak ada satu kunci pun yang dapat membukanya...
kecuali kunci hatiku yang sudah mengkristal dan membeku....

Memang...daku sudah memutuskan untuk berhenti merindukanmu...
karena ...daku sudah tak kan mampu untuk meraih hatimu lagi...
meski dulu...kita pernah bersama ...seia sekata....
namun...kini..sudah berlalu...dan tak kan mungkin bersatu lagi...

Menyedihkan memang....
tetapi ...mau dikata apa lagi...
dikau telah memutuskan untuk berhenti memanggil namaku...
dikau pula yang telah memadamkan api kerinduanku padamu....

Daku sudah bersabar untuk selalu mengalah padamu...
satu dua kali ...tak mengapa kau marah padaku...
namun...jangan lagi ke tiga kali...kau mencoba memarahiku...
daku sudah bosan untuk kau marahi terus menerus....

Batas kesabaranku sudah pupus...
sudah usai perjalanan waktu kita ...
sang angin telah memudarkan harapanku ...padamu...
karena salah kata...kau memadamkan seluruh kalimat yang ada...

Memang...kita sudah banyak mengarungi samudra yang luas...
banyak pulau sudah kita seberangi bersama....
juga banyak dedauan yang sudah mengering karena kesabaranku...
namun...tak satu jua pun rasa pedulimu kau indahkan padaku....

Daku meminta maaf kepadamu...
karena daku tak ingin lagi membuka hati ini untukmu...
meski kau memintaku untuk membukanya lagi...
namun...daku sudah terlanjur luruh dari semilirnya angin nan lalu...

Sudah...sudah usai langkah kita bersama....
mungkin...bila kita dapat bersua kembali...
itu adalah suatu kebetulan belaka ....
yang jelas... aku tak menyesal untuk tak bersamamu lagi....

Biarlah sang rembulan termenung mendalam di atas bayang indahmu...
biarlah sang bangau terbang mencari sang katak untuk bercanda ria...
namun...biarkanlah daku tersisih darimu....yang pernah memujamu...
yang tak kan kembali lagi...dalam impianmu yang membias...

Selasa, 23 Februari 2010

Puisi: Daku mencintaimu

Puisi: Daku mencintaimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 24 Pebruari 2010


Jangan menangis, kasih...
hidup ini memang indah...nikmatilah...
jangan kau tangisi rasa hati yang menderamu
usaplah airmatamu...dan tataplah daku yang merindumu...

Tangismu adalah rasa pedihku....
tawa candamu adalah rasa ceriaku yang bergejolak
keindahanmu adalah pelipur laraku
genggamlah jemariku ...agar kau rasakan getar asmaraku padamu...

Tersenyumlah padaku...
agar daku merasa damai di sisimu
agar daku merasakan bahwa aku memiliki dirimu
yang kusayang dan kurindukan selamanya.....

Tanpamu....daku merasa sepi...
tanpamu...daku merasa terlupakan....
datanglah padaku....kemarilah...kan kubuat dirimu bangga padaku...
daku mencintaimu...setulus hatiku....

Bila malam menjelang....kan kupandang potretmu yang ayu...
kan kucium dengan mesra kening mu yang indah....
juga matamu ....dan... bibirmu yang merekah...
yang membuat daku merasa kau ada di sampingku...

Meski ...kini ...kau telah jauh dariku...
daku tak kan bisa melupakan dirimu...
meski banyak bunga yang ingin meraih hatiku...
namun...hanya dirimulah bunga yang kupuja....

Janganlah ragu akan ketulusan cintaku ...
akan kepercayaan yang telah kau berikan padaku...
daku tak kan menyia-nyiakan rasa itu ...
kan kubawa hingga akhir waktu...bersama cintaku...

Rasa sayangmu padaku ...telah kurasakan selama ini....
tak kupungkiri...bila daku merasa...tanpa mu daku bukan siapa-siapa lagi...
justru....karenamu lah ...daku merasa...tersanjung....
rasa percaya diriku makin bertambah dan menguat.....

Kau telah memberikan segalanya padaku....
rasa percaya diri yang tinggi....
semangat untuk rajin menuntut ilmu yang luas...
juga rasa untuk menghargai rasa cinta dan ketulusan hati
dari seorang wanita kepada seorang pria....

Daku seperti bangun dari tidur lelapku...
yang melenakanku ...hingga kau hadir dalam mimpiku
meraihku dan membangkitkan daku dari tidurku yang nyenyak...
membuatku kembali tegar dan berdiri dengan kokoh....

Tanpamu...daku merasa bagai sebatang ranting yang luruh...
denganmu...daku merasa seperti dahan yang kuat dan kokoh...
yang tak kan goyah diterpa badai...
yang tetap berdiri dengan kuat dan kokoh.....meski diguyur dinginnya hujan yang membeku....

Bagiku...kau adalah dewi ku yang kuimpikan selama ini....
yang tak kan lagi kulepaskan dikau pergi dariku....
kan kugenggam erat tanganmu...yang halus...
agar ...dikau tetap bersamaku....selamanya..., kasihku...
tersenyumlah, kasih...aku mencintaimu....

Puisi: Kan kucari asaku....

Puisi: Kan kucari asaku...
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 24 Pebruari 2010


Sudah kukatakan kepadamu...
jangan lagi dekati daku....
karena daku kan pergi ke seberang
tuk mencari ilmu ...guna masa depanku...

Memang ini sudah pilihan hatiku...
untuk tak lagi membuka pintu hatiku untuk siapa pun jua
tak terkecuali dirimu...yang mendambaku....
maafkanlah daku....yang membuatmu terluka....

Keputusan ini ...sudah lama aku renungkan....
sejak mentari pagi terbit...hingga terbenam....
karena ...daku tak ingin hanya berkhayal dalam angan...
kan kubuktikan...bahwa daku mampu meraih asa ku....

Mungkin...dikau merasa terpinggirkan karenaku...
jangan salah pengertian padaku....
mungkin...bila waktu telah usai...
ku kan kembali....dan meraih hatimu...

Itu pun...bila kau masih mau menerimaku...
namun...bila dikau sudah mendapatkan tambatan hatimu...
raihlah...jangan kecewakan dia...yang kau damba...
karena ....dunia tak sedaun kelor....

Kalau kita memang jodoh....tak kan kemana jua...
hati kita tak mungkin menipu diri kita....
memang kuakui...aku menyukai dirimu...
namun...daku tak ingin terlena dengan sang waktu...
biarlah kucari asaku ...tuk masa depanku yang gemilang....

Hari esok kan terbit lagi...
usah kau tangisi kepergianku....
masih banyak kumbang yang kan mengajakmu terbang...
berkeliling dunia ...menikmati taman bungamu...

Daku tak bisa hanya duduk dan berdiri di sini saja...
tanpa masa depan yang tak pasti....
aku kan merubah masa depanku sendiri...juga untukmu...
bila kau masih mau menantiku....hingga akhir nanti....

Jangan kau hiraukan semilir angin nan lalu...
yang menggodamu untuk mengikuti daku...
tuk berenang bersama rasa kalbuku ...
yang mulai tumbuh subur dalam relung jiwaku....

Mungkin...esok hari...
bila tiba waktunya....
kan kulamar dirimu...
agar jadi pendamping hidupku...
jikalau kau masih berkenan padaku....yang menantimu...

Puisi: Rasa yang menyala redup

Puisi: Rasa yang menyala redup
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 23 Pebruari 2010


Teruslah berlari bersamaku
teruslah melangkah bersama sang awan putih
yang menyanjungku dalam rasa yang tersipu
membuatku semakin sayang padamu....

Perasaan ini telah semakin jauh mengalir
menyentuh relung-relung hatimu yang menawan
menyentuh getar-getar kerinduanku
yang semakin terasa membasahi rongga dadaku

Rasa sayangku padamu makin membias
menerpa keindahan rasa yang kau miliki
menyentuh dinding sisi hatimu yang mewangi
membuatku tak ingin berpisah darimu....

Mungkin ....rasa ini hanya ada didiriku saja....
namun.... apakah rasa ini juga ada pada dirimu ...
yang semakin hari kurasakan makin menggelora
dalam hangatnya mentari pagi yang berpendar....

Api semangat yang kau nyalakan untuk ku
telah membakar lemak-lemak kerinduanku
yang dulu terasa membias dan tanpa rasa
kini ...kurasakan makin berkobar menyala...

Janganlah kau pergi dariku yang merindumu
meski kita tak bisa bersua dalam rasa tersentuh
namun...kurasakan ...rasa damai saat bersamamu
rasa yang indah...rasa yang tak dapat ku padamkan....
meski pun rasa ini hanya menyala redup di hatiku.....

Puisi: Rintik Hujan

Puisi: Rintik Hujan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 23 Pebruari 2010

Rintik hujan membasahi relung hatiku
mengajakku untuk turut merasakan rasa pilumu
rasa yang pernah ada di hatimu....dulu
saat kau dan aku pernah bersama....

Gerimis hujan juga membasahi air matamu
yang pernah kau tumpahkan dalam sesaknya dadamu
dalam rasa yang pernah kau rasakan...
saat kau menyentuh perasaanku ...dulu...

Kini...
rintik hujan telah akrab dengan dirimu
dan kau tak lagi merasakan rasa itu
dalam gerimis sang hujan yang membasahi mu
karena kau telah menjadi satu dengannya....

Aku tak mengerti....
mengapa rintik hujan terus membasahi dirimu
juga gerimis hujan yang turun di siang ini
yang terasa dingin membeku
dalam temaramnya sang lilin yang redup menyala

Entah mengapa hati ini terus merasa berdebar
saat kau tiada lagi menyentuh namaku
saat kau tiada lagi menggoreskan pena di sisi hatiku
yang mendambamu ....saat sepi menjelang....

Mungkin....
hari ini telah berubah....
dari hari yang indah menjadi hari yang ceria
hari yang penuh kenangan dalam bingkai rasa
yang pernah tersentuhkan di hatimu yang kupuja...

aku tak tahu....
apakah dirimu tahu....
bahwa aku menantimu dalam redupnya angin senja
yang menyentuhku dalam semilirnya sang bayu yang terurai lirih....

Barangkali...
angin telah berganti arah ....
berlari bersama sang waktu yang mendampingimu
bersama rasa termenungmu yang menggetarkan jiwaku
dalam sepoi sang bayu yang melangkah perlahan ke hatimu yang mempesona....

Sabtu, 20 Februari 2010

Puisi : Mengapa kau berubah padaku

Puisi: Mengapa kau berubah padaku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 21 Pebruari 2010


Kasih...
daku mengerti akan maksudmu...
daku memahami akan isi hatimu...
namun.... aku tak bisa melupakanmu
aku tak mau ...kau meninggalkanku ....

Kasih....
meski kau memintaku untuk meninggalkanmu
namun....aku tak kan mampu untuk itu
meski kau memintaku dengan sangat...
bagaimana aku mampu...kalau kau merasa sedih begitu....

Kasih....
apa sebenarnya yang terjadi padamu
mengapa kau sekarang berubah padaku....
Dikau tak mau menyapa ku lagi...
juga dikau tak mau ku sapa lagi....

Apakah di dirimu ada yang mengganjal di hati...
apakah di bola matamu yang indah ada yang terlihat lebih indah...
maafkanlah daku....
aku tak bisa menerimanya.....

Namun....
bila kau memang menginginkan daku pergi....
beritahu aku alasannya...mengapa...?
mengapa aku harus pergi darimu
bukankah perjalanan kita ini sudah hampir sampai di tujuan....

Baiklah kasih...
bila ini memang keinginanmu ...untuk kebaikan kita...
aku akan pergi darimu....
aku akan pergi jauh darimu...
agar kau dapat melupakan diriku ....
meski ...aku tak bisa melupakan dirimu....

Biarlah sang burung Camar terbang mencari sang ikan kecil di laut yang membiru...
biarlah sang ombak berkejaran dengan sang bayu di samudra yang bergemuruh....
namun...daku tak kan bisa hidup tanpa dirimu...
meski daku telah jauh darimu....
karena kau adalah ...bunga impianku....selamanya....

Puisi: Pintu hatiku sudah tertutup

Puisi: Pintu hatiku sudah tertutup
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 20 Pebruari 2010


Kudengarkan suara merdumu via hape
merajuk dan menggelisahkan tidurku
membuat daku termangu dan termenung
memikirkan dirimu yang jauh di sana

Entah...rasa apa yang ada padaku saat ini
rasa yang belum pernah ada di hati
rasa yang membuatku tak bisa terlena
rasa yang hendak memasuki pintu hati indahku

Rasa ini mencoba untuk masuk ke relung hatiku
namun...tak bisa membukanya...
karena...kuncinya sudah tak ada lagi...
sudah tertutup oleh nuansa kesendirianku yang tersipu

Aku pun tak kuasa membukanya
karena rasa ego ku sudah menutup semua sendi pintu hati
yang sudah berkarat dan tak kan mungkin terbuka lagi
meski kau memintaku untuk membukanya....

Maafkanlah daku ....
aku tak bisa membantumu untuk membukanya
biarlah ...pintu ini tertutup dalam-dalam
biarlah ....pintu ini jadi kenangan terindah buatku
yang tak kan mungkin ku buka kembali untuk mu....

Mungkin...
sudah tergores rasa hati ini ...
sudah terkunci rapat-rapat rasa dingin membeku ini
yang tak kan mungkin mencair dalam kehangatan sinar mentari pagi

Biarkanlah...
rasa ini hanya ada di sekitar hati terindahku saja...
tanpa perlu membuka pintu hatiku
bagiku ...ini sudah cukup untuk melenakan ku....
dan membuatku ...bahagia....

Puisi: Di garis akhir yang terindah

Puisi: Di garis akhir yang terindah
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 20 Pebruari 2010


Aku tak menyangka kau kan datang ke mari jua
ku tak mengira kau seberani itu untuk menemuiku
ku pikir...kau hanya bercanda dengan semilirnya sang bayu
ku bayangkan kau hanya ...tertawa saat ku bercanda denganmu...kemarin

Kau benar-benar hadir di hadapanku kini...
ada di tengah-tengah rasa kagumku padamu
aku sangat terpana karenamu....
ternyata...kau memang peduli padaku ....

Aku benar-benar tersanjung karenanya....
betapa tidak...aku yang hanya dapat memimpikanmu
yang hanya dapat meraih bayang indahmu ....
kini ...benar-benar dapat bersentuhan denganmu
jabat erat tanganmu telah kusimpan di hati terdalamku

Daku yang hanya bisa membayangkan sosok keindahanmu
dalam setiap mimpi dan langkah hidupku...
kini...telah menjelma dalam kenyataan...
kau menatap erat sorot mataku dengan senyummu yang indah

Kau telah menepati janjimu untuk hadir di acaraku
acara yang sederhana ...
acara wisudaku yang hanya ditemani sang Pelangi yang kemilau...
membuat diriku semakin yakin akan kepedulianmu padaku ....

Betapa ...bunga-bunga elok telah terjalin di relung hatiku
akan kah dirimu pun juga begitu...
aku tak tahu....
namun...yang jelas...aku makin simpati padamu...

Kini...jalan yang panjang sudah terbentang di hadapanku
aku kan melangkah untuk berlari ...
mengejar sang waktu yang telah menantiku untuk berlomba bersama
mengejar bayang-bayang keindahan di masa depan
yang kan kuraih dalam rasa asa yang penuh percaya diri...
yang kan kupersembahkan untukmu....hanya untukmu..seorang...

akhirnya...
nantikanlah aku di ujung jalan...di garis akhir yang terindah...

Puisi: Bunga Indah di taman hatiku

Puisi: Bunga indah di taman hatiku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 20 Pebruari 2010


Seiring langkah kecilku yang kuarahkan kepadamu
seiring nafas ceriaku yang kuperuntukkan buatmu
aku tersenyum berbinar saat melihatmu tersenyum padaku
saat kau kerlingkan matamu yang indah kepada ku....

Lambaian tanganmu mengajak ku tuk mengikutimu
menuju ke taman bunga indah...tempat kita dulu pernah bertemu
saat kita masih remaja dan masih muda sekali....
saat kau torehkan kata rindu di hatiku yang terpana menatapmu

Kini...kau telah dewasa dan mengerti arti semuanya
demikian pula diriku yang tersipu kepadamu
kau masih menatapku lembut hingga menghujam ke relung hatiku
membuatku bergetar dan hanya menatapmu dengan sorot mata kerinduan

Kau telah membuat hidupku bersemangat lagi
kau telah membuat daku mempunyai masa depan yang gemilang...
kau lah yang menemukan bakat terpendamku yang selama ini ku tak tahu
bahwa ...aku sayang padamu....

Rambutmu yang tergerai indah ...menambah cantiknya dirimu
badanmu yang langsing .....telah membuatku makin terpesona
juga perasaan mu yang halus dan lembut serta kelincahanmu....
telah membuatku kagum dan menaruh rasa simpati padamu

Semua berawal dari perkenalan biasa saja....
saat kau sambut perkenalanku padamu
kau nampak antusias dan berbinar
aku juga ...senang berkenalan denganmu yang ceria...

Sejak itu...dunia ku berubah ....
daku yang dulu pemalas dan tak peduli
menjadi sosok yang rajin dan rapi
menjadi sosok yang senang membaca dan menulis
itu semua karena dorongan semangatmu ...untuk ku

Kau perlihatkan sinar mentari pagi yang tinggi di langit
kau tunjukkan padaku ilmu pengetahuan yang amat luas
yang kesemuanya...amat memikat hatiku....
membuatku menjadi orang yang sedikit lebih tahu .....daripada sebelumnya...

Memang...kau bunga indah di taman yang baru kukenal
sehingga tak salah bila aku ingin memetikmu
untuk menghiasi taman hatiku yang gersang .....dengan sekutum bungamu
yang harum semerbak .....di relung hatiku yang terdalam
yang kan selalu kusimpan dan kurawat dengan elok....selamanya....

Jumat, 19 Februari 2010

Puisi: Getar-getar kerinduan

Puisi: Getar-getar kerinduan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 19 Pebruari 2010


Getar-getar kerinduan mulai menggigit rasa inginku
menepis keraguan yang menghinggap di relung hatiku
menerjang badai pasir putih di jiwaku
yang menggebu dalam selimut jingga terpanaku

Menerawang sendi-sendi kebimbanganku
yang melamunkan hari esok yang menanti
dalam keheningan yang merasuk tulang-tulang rusuk ku
membuat rasa dingin membeku yang tak kan tergoda....

Langkah-langkah kakiku yang ringan menuju ke arahmu
dalam keceriaan sinar mentari pagi yang memancar penuh kemilau
menggapai sejuta rasa dalam benak kalbuku yang terperi
menggurat garis-garis keriputku yang mulai nampak terlihat

Masa tuaku terisi dalam sebungkus rasa yang tergadaikan
yang kan kuubah menjadi rasa yang manis dan lezat
yang dapat menjadikan diriku koki yang pandai memasak
merubah rasa pahit menjadi rasa manis yang tersemaikan

Kuisi rasa sepi ini dalam temaramnya sang Pelangi yang berpijar
yang penuh dengan semangat kemilaunya
tanpa rasa ragu dan rasa bimbang
yang dulu sering menghampiriku dalam sepi

Kini...rasa sepi ini semakin membuatku bersemangat
untuk berkreasi dengan menarikan tarian penaku yang indah
menorehkan kosa kata yang berjuta warna dan rasa
dalam bingkai rasa kerinduan yang menggelora.....

Kini...
Tak ada lagi rasa luruh di hati
tak ada lagi rasa pupus di pipi
yang ada ....adalah rasa ingin mengisi hari-hari indahku
dengan aneka karya yang terbaik dariku....

Puisi: Rasa yang bercahaya kemilau

Puisi: Rasa yang bercahaya kemilau
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 19 Pebruari 2010


Saat kupandang fotomu semasa di SMAN I Teladan Yogyakarta....
aku merasa...pernah mengenalmu...
meski...aku tak begitu mengenalmu lebih dekat ...saat itu...
namun...aku merasa...kini ...kau semakin dekat denganku....

Sewaktu di SMAN I Yogyakarta dulu...
dirimu pun ...mungkin juga belum mengenal diriku
namun...kini...engkau semakin mengerti dan memahami tentangku
tentang rasa egoku ....dan ....tentang rasa rinduku ...padamu....
sebagai sahabat yang terbaik....

Sahabatku....
Dulu....mungkin...kita tak saling mengenal lebih dekat....
saat itu...kau di kelas jurusan IPA....sedangkan daku...di jurusan IPS...
namun... saat itu...terasa biasa saja...tak ada gelora di hati....
tetapi... di saat kini...rasa itu muncul tiba-tiba dan semakin menguat dalam lubuk dadaku...
rasa yang indah dan mempesona hatiku....

aku tak tahu...
apakah rasa ini juga ada pada dirimu saat ini ....
rasa yang mungkin dialami oleh sang kumbang pada setangkai bunganya
rasa yang tak dapat diungkapkan dalam rasa terpana yang memancar...

Kini...kita sudah melewati hari-hari yang indah...
saat kini...kita sudah tidak remaja lagi...
namun....hati kita...masih tetap sama...seperti remaja jaman dulu...
seperti saat kita masih duduk di bangku SMAN I Teladan Yogyakarta....

Kadang ....daku merasakan...kenapa tidak dulu-dulu kita bertemu...
dimana kita bisa saling bertukar cindera mata....
saat dimana kita bisa saling bercanda tawa bersama....
hemmm....mungkin ...kini ...saat ini ...sang lilin kembali terpancarkan...
bernostalgia...dalam temaramnya sang lilin yang redup berpjar....

Sahabatku....
aku tidak tahu...
apakah saat reuni yang akan datang...kita bisa bersua kembali....
akankah kita bertemu dalam rasa yang indah dan bahagia...
rasa yang hanya ada di hati kita masing-masing....
seperti saat kini.... dalam rasa yang bercahaya kemilau....
sebagai sahabat yang terbaik....selamanya...

Puisi: Aku Suka Dirimu

Puisi: Aku Suka Dirimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 19 Pebruari 2010


Aku suka dengan persahabatan kita
aku suka dengan caramu menggapai hatiku
yang terasa lembut dan cantik
tanpa aku harus melangkah atau berlari ke arahmu

Dikau memang pandai bergaul dengan siapa saja
termasuk diriku yang tersendiri dalam hening...
yang tak pandai berkata atau bercanda...
yang hanya berdiam diri dalam sepi....

Kau mencoba meraih dan merangkul relung hatiku
yang selama ini selalu tersendirikan dalam palung rasa
yang berkelana dalam bayang mimpi keindahan
namun ....yang tak pernah terjalin rasa rindu di kalbu ku

Kini ...
kau mencoba membuka hatiku yang dingin membeku
menorehkan rasa cinta dan kasih sayang padaku
yang selama ini ...tak pernah kudapatkan
dari wangi bunga mana pun yang menolehku

Aku merasa tersanjung....
saat kau mengatakan ...suka padaku...
aku terhenyak dan terpana....
tak menyangka ada sekuntum bunga yang melambai indah padaku

Kicau burung di pepohonan ....kurasakan bagai senandung rindu darimu
semilir angin yang berlalu....kurasakan bagai rengkuhan jemarimu yang lentik
hangatnya sinar mentari pagi....kurasakan bagai senyummu yang ceria padaku
dan....belaian kasih sayangmu....memberiku dorongan semangat yang bergelora di dada....

Aku tak ingin ....saat seperti ini hilang dari kehidupanku
daku tak ingin ....rasa ini menjauh dari rasa rinduku padamu
aku menyukaimu....benar-benar aku suka dirimu...
akankah...rasa ini ... dapat membuatmu juga ...bahagia...
seperti yang ingin.... kau dapatkan dariku ....yang menantimu

Akankah sang waktu memang telah mempertemukan rasa rindu kita...
akankah jalan di persimpangan telah kembali lurus dan tak berkelok-kelok lagi
seperti yang kuangankan.... dari langkah irama kehidupanku yang membias...
namun... yang jelas....
aku tak ingin...kau pergi dariku ....yang mendambamu....

Mungkin....
ini jalan menuju kebahagiaan ....yang selama ini selalu kuimpikan
yang 'kan menorehkan garis-garis rasa kangen yang ada pada kita
yang saling mengasihi dan mencintai
seperti yang kita harapkan bersama....
selamanya...
sepanjang hidup kita....

Puisi: R e d u p

Puisi: R e d u p
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 19 Pebruari 2010


Kemarin...
saat kubersamamu ...kurasakan rasa yang bahagia ...
saat kau bisikkan nada indahmu...aku merasa tersanjung...
semuanya terasa indah dan mempesona hatiku

Namun.....tadi sore....
kau telah melukai hatiku
membuatku kecewa yang amat
membuatku terhenyak ....tertegun tanpa bisa mencegahmu...

Kau telah membuatku menghentikan langkahku ke arahmu
engkau telah membuatku tak bisa berkata lagi
daku terdiam....dan kau semakin membahana
membuatku semakin tak terlihat oleh mu yang menjauh

Ibarat Lentera lilin ....maka nyala ini ...yang semula redup...
kini semakin bertambah redup cahayanya
nyaris tak terlihat lagi sinar cahayanya....
mungkinkah....nyala lilin yang redup ini...'kan padam....?

Tak terasa...
lama sudah kita menjaga lilin ini agar tetap redup nyalanya
namun....kau telah membuatnya semakin redup lagi
aku tak kuasa lagi untuk menjaganya....
aku hanya bisa berkata....aku tak mampu menjaganya lagi...

Kini...
akan kita apakan lilin yang redup ini...
yang semakin menipis cahaya kemilaunya...
akan kah kita tambah nyalanya ....
atau kita padamkan saja.....tanpa cahaya lagi ...?

Aku tak tahu ...
harus bagaimana lagi mengatakannya padamu....
usahaku sudah maksimal ...dan tak mungkin lagi kumenjaganya sendiri
kalau dirimu pun tidak mau menjaganya....
lalu ....buat siapakah lilin yang redup ini ...berpijar ...?

Baiklah....
mari kita introspeksi diri lagi
adakah jalan terbaik untuk solusi ini
kurasa...selalu ada jalan tengah yang terbaik ....
apabila dikau selalu mau menurunkan egomu sedikit
agar daku bisa mengimbangi rasa egomu yang menyala....

Tapi....
aku sendiri juga tak bisa menjanjikan apa pun padamu
biarlah....
lilin ini menyala redup saja....
atau....kalau tidak... biarlah padam dengan sendirinya....
karena daku sudah tak kuasa berbuat apa pun lagi untuk itu...

Semangatku sudah mulai luntur dan pupus....
mungkin..sang waktulah yang akan menjawab semua ini
selalu ada jalan terbaik untuk semua masalah yang ada....
kini ....tinggal ada tidaknya kemauan untuk itu...
semuanya kuserahkan padamu....aku menurut saja...

Puisi: Relung hatiku yang damai

Puisi: Relung hatiku yang damai
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 19 Pebruari 2010


Langkah-langkah kecilku terus berlari ....
menapaki jejak-jejak kerinduan yang terbentang
menggapai angan nan lengah dalam perjalanan
merengkuh rasa kangen yang menumpuk di dada

Kutetap berlari mengejar angin nan semilir
menguak tabir kabut yang putih menerpa
membuka selubung cinta yang tergadaikan
melepas lelah dalam kepenatan yang mendalam

Kerinduan ini telah mencapai langkah terakhirku
kujejak kan rasa inginku berjumpa denganmu
melebihi rasa letihku mengejar bayang indahmu
agar kudapat senyummu yang mempesona diriku

Kadang pengorbananku tak terasa lagi dalam kalbuku
kadang perasaan terluka terobati dengan kehadiranmu di mimpiku
namun...kadang kau membuatku benar-benar terluka
sehingga daku merasa kecewa denganmu yang tersipu

Entah mengapa...kau sering mempermainkan hatiku
membuatku merasa tak mampu lagi bersanding denganmu
karena dirimu selalu mengikuti egomu yang tinggi....
sehingga membuatku tak bisa mengikuti alur langkahmu
akhirnya...daku tertinggal ...dan tak nampak lagi di sampingmu

Tautan asmara nampaknya tak lagi dapat kupertahankan
kau telah memiliki segalanya yang kau inginkan
sedangkan daku...masih tertatih dalam mencari jati diri
menerawang dalam kegelapan agar terlihat cahaya lentera kehidupan
yang dapat membuatku semakin bersemangat dalam meniti langkahku

Menurutku ....
aku tak bisa melangkah lagi bersamamu
meski kau mencoba memberiku jalan di sampingmu
namun...hatiku sudah terlalu lelah untuk melangkah bersamamu
terlalu banyak persimpangan yang harus kupilih.....
untuk mencapai jalan terbaik dalam kehidupanku ....

Mungkin...sang waktu telah menungguku di seberang sana
menantikan kedatanganku dalam rasa bahagia
atau malah sebaliknya....membuatku semakin terluka...
namun...aku berharap...jalan yang kutempuh adalah jalan yang terbaik untuk ku
jalan yang akan membuatku bahagia...selamanya....

Sang mentari pagi mulai memancarkan sinarnya yang hangat
menyambut kehadiranku dalam senyumnya yang menawan kalbu
membuka jalan bahagia yang diperuntuk kan buatku
jalan yang diterangi cahaya lilin yang berpendar dalam pijarannya...
meski redup...namun tetap menyala abadi...
dalam relung hatiku yang damai dan bahagia....

Puisi: P a d a m

Puisi: P a d a m
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 18 Pebruari 2010


Hari-hari ini kulalui dalam keterdiaman
waktu-waktu kini...kujalani ...seperti hari-hari kemarin....
biasa saja...
seperti mentari pagi yang terbit setiap harinya....

Aku sudah tak ada lagi rasa itu padamu
rasa itu sudah semakin pupus dariku
luluh dan tak berpendar lagi ....
terasa hening ...dan ....penuh kedamaian....

Rasa rindu ini sekarang bisa kuredam
bisa kupendam erat dalam sanubariku yang terdalam
tak lagi menggelora dalam dada
kutenangkan dalam rasa yang membias....

Sejak kau memadamkannya....
aku merasakan hal yang sama padamu
terasa senyap ....
terasa sepi ...menatapku dalam rasa tertegun...

Entah siapa yang memulainya....
aku ...atau ...dirimu...
namun.... kini terasa lebih redup lagi...
tak lagi berpijar bagai lilin yang redup....
mungkin...ini jalan yang terbaik bagi kita....

Kutinggalkan semua rasa itu darimu
kualihkan pandanganku dari rasa itu di diriku
semuanya ...telah kuredam dan kupendam dalam-dalam
hanya keheningan sang malam saja yang menggantung....
membisik lirih dalam kesenyapan yang tersentuh

Walau diri ini sudah tak lagi melangkah ke arahmu
namun....aku masih tak bisa melupakan dirimu
karena kau adalah bunga melatiku yang harum mewangi
yang wanginya tak kan bisa hilang ...hingga kini...

Mengapa sang waktu akhirnya melangkah melewatiku
melewati rasa rindu yang terabaikan

rasa sunyi kembali merindukan diriku
kembali bercanda tawa denganku yang dalam kesendirian...

Puisi: Sang waktu yang 'kan menjawabnya

Puisi: Sang waktu yang 'kan menjawabnya
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 18 Pebruari 2010


Perjalanan ini telah jauh kutempuh...
langkah tegar ini telah letih 'tuk melangkah
apakah aku masih harus terus berjalan
mencari sinar mentari pagi yang kan menghangatkan ku....

Lelah daku 'tuk meraih hatimu
sedih kalbuku ....karena kau tak peduli lagi padaku
sudah kucoba untuk menceritakannya kepadamu
apa yang telah terjadi padaku....
namun... kau tak jua mau mengerti....
aku harus bagaimana lagi....kepadamu....

Kusadari...aku memang tak pandai bercerita
ku katakan kepadamu....aku tak bisa lagi seperti ini
kau diamkan...dan tak peduli lagi.....
aku sedih dan merasa ...tak ada lagi aku di hatimu....

Biarlah....
mungkin ini sudah jadi tulisan tanganku ....tentangmu
bahwa aku tak bisa lagi bersanding dengan bungaku lagi
bunga yang selalu mengharumkan dinding hatiku yang hening...

harus bagaimana lagi aku kepadamu....
kau tetap diam membisu....
kau tetap menjauh dariku ....
kau biarkan aku ...pergi ...tanpa kau pedulikan lagi....

Angin terasa semilir di lenganku yang tegar
nafas kehidupanku masih terasa menggelora di dada
akankah aku tetap seperti ini ....terkunci dalam pintu rongga hatimu....
ah...biarlah sang waktu yang 'kan menjawabnya....

Mungkin kau amat marah kepadaku...
mungkin...kau terluka dalam di relung hatimu
karena...aku pergi tanpa pesan kepadamu....
meski ...sejenak...'tuk mengikuti kemana sang Pelangi berpendar....

Kini...kusadari....
apakah kau memang marah dan tak mau menerimaku selamanya....
atau hanya...sementara waktu saja....
aku tak tahu....
biarlah... aku berdiam diri saja...dan menunggu...
menantikan cahaya lentera hatimu yang tersandarkan....
dalam palung jiwamu yang tersampirkan....

Puisi: Jangan ada perpisahan

Puisi: Jangan ada perpisahan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 18 Pebruari 2010


Mengapa harus ada perpisahan dalam diri ini
dalam hati ini ...yang tak ingin berpisah dengan mu
yang telah lama kita jalin bersama
dalam suka dan duka bersama...selamanya....

namun....akhirnya...sang waktulah yang telah memisahkan kita
tiada yang abadi dalam kesejukan alam ini
tiada yang kekal dalam lamunan yang membias diri
yang ada adalah penantian yang berlanjut .....berkesinambungan

Dikau pergi ...karena tiada keakuran lagi dalam rajutan cinta kita
tiada lagi kerinduan yang memancarkan pesona di hati kita
yang ada adalah pertengkaran yang menyala-nyala
yang ada adalah kegundahan dan kegelisahan yang mendera

Mungkin ini lebih baik kita akhiri saja....
aku sudah tak bisa lagi menyapa lembut kepadamu
aku sudah tak bisa lagi mendengarkan nada rindumu padaku lagi...
yang ada adalah keheningan yang menepi asa....

Apakah diri ini sudah tak lagi layak untuk bersanding dengan dirimu
apakah diri ini sudah tak lagi bertaut asmara dengan dirimu
aku tak tahu.... yang kutahu...kau mulai menjauhi diriku
meski aku telah berlari mengejar dan mengharap kasihmu....
namun ...engkau tetap tak peduli pada rengek dan permohonanku..

Bisakah kita akhiri rasa ini menjadi warna yang lebih baru lagi
bisakah aku diterima di hatimu kembali ....yang pernah terluka karenaku
di hati indahmu yang pernah mencintaiku....
di hati bungamu ....yang pernah merindukan diriku....

Daku memang pernah meninggalkanmu sejenak dalam perantauan
tanpa pesan kepadamu meski telah kubisikan pada sang angin yang berlalu
namun....pesan ini tak kan sampai ke hatimu yang dirundung duka dalam penantian
ya....aku merasa bersalah...dan kini...kesalahan itu kan kutebus dengan permohonanku
kembalilah kepadaku lagi....daku selalu menantikanmu....kini....

Meski sang kura-kura telah berenang di laut yang membiru
dan sang burung camar telah terbang mengitari sang ikan di samudra
namun...hatiku tak kan bisa melepas rasa rinduku padamu
karena itu....maafkanlah diriku....

Bisik lembut sang bayu telah menyiramkan secuil asa kepadaku
bahwa kau ingin bertemu lagi dengan ku di sini...
dalam taman bunga yang penuh rerumputan hijau yang segar
dalam rintik hujan yang terasa sejuk di hati yang terpinggirkan....

Raih dan genggamlah kembali jemari tanganku yang pernah menyentuh dirimu
genggam erat dan lebih erat lah .....sekali lagi....
jangan kau tinggalkan diriku lagi....
daku amat merindukanmu....selalu....
jangan ada perpisahan lagi diantara kita....

Rabu, 17 Februari 2010

Puisi: Daku hanya berharap

Puisi: Daku hanya berharap
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 17 Pebruari 2010


Terasa ujung alisku mulai bergerak perlahan
terangkat sedikit demi sedikit
mengikuti langkah gemulaimu yang menawan
menarikan tarian yang lembut dan anggun

Goyangan kepalaku mulai terhibur menatapmu
mengikuti senandung bunyi gamelan jawa yang merdu
seharmonis dengan gerak tarianmu yang mempesona
membuatku merasa ikut menari bersamamu

Engkau adalah penari tradisional jawa yang ayu
yang luwes dan seirama dengan kendang dan saron
yang menggema dalam relung jiwaku yang mematut diri
mengalir mengikuti langkah tarianmu yang membahana

Aku amat terpesona dengan kelembutan tarianmu
juga wajah ayu mu serta gemulai gerakan tarimu
mengundangku untuk bertepuk tangan kagum padamu
yang lincah dan mahir dalam membawakan tarian tradisionil jawa....

Pernahkah kita bertemu saat itu
pernahkah kita berjabat tangan erat saat ku perkenalkan diriku padamu
semua itu terasa indah di dadaku
terasa berdesir gejolak darah adrenalinku saat memandangmu
yang tersenyum mempesona .....

Adakah di hatimu tersimpan segenggam ruang rindu ....untuk ku
yang kan kuberikan rasa rinduku ini ....kepadamu ....
'kan kujaga agar tetap tersimpan erat dalam palung hatimu
yang selalu menyala dalam cahaya lilin yang redup berpijar....

Adakah hati rindu ini bisa kuserahkan padamu
hati yang selalu ingin dekat denganmu
hati yang selalu menyebut indah namamu dalam ukiran tinta emasku
yang kan kupersembahkan untukmu....selamanya....

daku hanya berharap....
berilah daku tempat di sisi hatimu yang tulus dan suci
guna kusimpankan hati rindu ini di sana
di hatimu yang selalu kurindukan ....hingga akhir waktu...

Puisi: Tak kan mungkin

Puisi: Tak kan mungkin
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 17 Pebruari 2010


Banyak bunga yang harum mewangi di taman ini ....
banyak dedauan yang segar menghijau di kebun ini....
banyak ranting yang lentik dan indah di halaman ini....
namun...hanya satu yang terbaik di hatiku... dirimu ...saja...

Angin terus berdesir lembut menerpa dedaunan yang berbisik lirih
memanggil sang bayu yang tertegun menatap sang bunga di sampingnya
yang terpana dalam buaian asmara yang membias diri
merajut tali kasih yang pernah ada di hati kecilnya yang terukir indah

Kenangan lama seakan menguak kembali ke hamparan rinduku yang membiru
yang mewarnai khasanah kelembutan dirimu yang pernah kurindu
meski angan ini hanyalah semacam fatamorgana yang berjalan ke arahmu
namun...tak kan pernah ku gapai dirimu dalam temaramnya sinar sayumu yang menggelisahkanku

aku tak mengerti...mengapa kau tak pernah pedulikan diriku lagi
meski ...aku tahu...kau memang tak peduli padaku
saat dulu...hingga kini...bahkan di masa mendatang....
mungkin...aku tak kan pernah meraih hati indahmu yang kudamba selalu....

Seadainya aku bisa terbang bersamamu ke awan putih yang indah itu
kan kusampaikan kabar gembira padamu...bahwa aku suka padamu...
namun...karena aku tak punya sayap ...maka aku tak berani membawamu terbang ke langit
dan aku pun juga tak berani mengungkap semua isi hatiku padamu.... yang memujamu....

Biarlah angan dan isi hatiku kan terpendam dalam-dalam di hati ku yang terjauh
di relung dinding jiwaku yang menepi dalam sayup bayang indahmu
yang kan kubuka jika daku dapat meraih hatimu
atau ...setidak-tidaknya...bila kau mau memberiku ....kesempatan untuk mencintaimu....

Mungkin...ini tak kan terjadi dalam jadwal hidupku
mungkin ...ini hanya kan jadi kenangan indahku saja...tentangmu
atau ...mungkin pula...suatu ketika...kau mengerti tentang isi hatiku...
namun...apakah mungkin... kau mau peduli padaku yang jauh darimu....

Ah...desah nafas beratku mulai terkulai lemah
aku tak kan mungkin menggapaimu ...tak kan mungkin...
karena kau adalah bayang indah bungaku yang tersampirkan dalam mimpi indahku
yang tak kan mungkin tersentuh oleh tarian penaku yang mengagumimu....selalu....

Puisi: Mungkin...esok kan berubah...

Puisi: Mungkin...esok kan berubah...
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 17 Pebruari 2010


Sejak kau pergi dari hatiku yang pernah menyapamu
terasa ada yang hilang dari api semangat hidupku yang menyala
ada yang terasa janggal dalam kesendirianku
terasa sepi dalam perjalanan sang waktu yang berlari pelan....

Sejak kau tiada lagi di sisi hatiku yang hening...
ada kerinduan yang kadang menjalar di sekujur jiwaku
ada rasa indah yang kini tergadaikan dalam anganku
rasa yang pernah menjadikanku bergairah memandang mentari pagi yang bersinar...

Kini...rasa itu perlahan mulai terbias oleh semilirnya sang bayu
saat kau hadir dalam senyum indahmu padaku
saat kau mencoba menggantikan sang rembulan yang tak lagi berpijar di ujung langit
saat kau mencoba mencairkan hatiku yang pernah dingin membeku dalam kesenyapan

Kau mencoba mengajak ku bercanda tawa ria bersama
namun...kuakui....aku belum bisa....
kau mencobaku untuk bersemangat lagi menatap sang mentari pagi yang hangat....
namun...terus terang....kedinginan hatiku masih terasa menyelimutiku....

Akankah kubuka hati ini untuk dirimu yang mendambaku...
apakah aku kan menyisihkan sisi ruang hatiku yang pernah terhempaskan oleh sang bayu....
yang pernah hilang dari lubuk hatiku...untuk mu...yang mencoba mengagapai hati ku....
akan kah daku sanggup menerima mu...yang mengharapku.....
aku tak tahu....entahlah....aku belum mencoba membuka hatiku ...untuk mu...

Hari-hariku masih kulalui seperti hari-hariku yang kemarin....
yang terbiaskan dalam kesendirian yang mematung ...terdiam...
terselimuti kedinginan ego yang menemaniku dalam sepi
menutup pori-pori rasa cinta yang mencoba melepas kan diri dari jiwaku....

Adakah aku kan bertahan seperti ini seterusnya....
adakah daku kan kuat untuk berdiam diri dalam kesendirian....
apakah daku harus menerima lentik jemarimu yang berusaha menyentuh hatiku
hanya sang waktulah yang dapat menerka dan menjawabnya....

Untuk saat ini.... rasa kesendirianku masih kurasakan indah dan menawan....
ada semilirnya sang bayu yang menemaniku dalam setiap langkah nafasku
ada sang Pelangi yang berpijar dalam redupnya sang lilin yang menyala di hatiku
semuanya ....masih terasa indah dalam keheninganku yang menderu....

Mungkin...esok hari...kan ada sinar mentari pagi yang menghangatkan jiwaku
yang kan merubah semua rasa egoku untuk berdua dengan bunga melati di hati
yang pernah ada di dadaku ...yang kini hilang tertelan sang waktu yang berpijar
yang tak kan pernah ada lagi...di hatiku yang merindukan saat-saat indah itu kembali lagi
saat kau pernah ada di hatiku ....meski ...kutahu....itu tak kan mungkin terjadi lagi....
karena kini ...kau ...telah pergi.....membawa sebagian jiwaku yang kupersembahkan untukmu...
meski kurasa...bulir-bulir cintamu masih melekat di jiwaku yang tersemaikan...

Puisi: Api asmara mulai menyala kembali

Puisi: Api asmara mulai menyala kembali
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 16 Pebruari 2010


Kenapa api asmara ini tidak juga padam dari relung hatiku
mengapa nyala kerinduan ini masih terus berkobar di dada
meski daku telah berlari kencang dan menjauh darimu
namun bayang senyum indahmu masih terus membuntuti daku kemana pun ku melangkah....
berjalan seiring dengan langkah ringanku yang tercenggang....

Daku ternyata kalah dengan hati rinduku padamu
egoku telah takluk dengan rasa indahmu yang menggelora di bola mataku
aku tak bisa lagi menyembunyikan rasa ini padamu
rasa yang jauh kupendam dalam hati terhalusku

Apakah yang menyebabkan daku seperti ini
menyebabkan daku lemah dan tak berdaya terhadapmu
meski daku berusaha menghindar darimu yang menggapaiku
meski daku menjauh dari kerlingan matamu yang menghipnotisku....
namun....aku tak bisa menghindar dari hati indahku yang terdalam
bahwa aku menyukaimu....tertarik padamu....

Bumi yang kupijak pun tersenyum pada rasa takutku
rasa yang khawatir bahwa ...aku 'kan jatuh cinta lagi....
rasa yang telah lama kututup dan kupendam jauh-jauh...
agar tak muncul lagi dari dalam jiwaku yang meradang....

Aku tak kuasa lagi untuk berlari menjauh darimu yang mempesonaku
daku tak bisa lagi meratapi kepergian sang bunga melati yang pernah singgah di hatiku
yang dulu kupuja...namun ...tak bisa kuraih dalam hati indahku
kini...kau hadir ...sebagai pengganti bunga melati yang pernah hilang dari hidupku
meraih dan membelai rasa angan dan khayalku dalam mimpiku yang tersampirkan....

Apakah aku masih harus berkata ...tidak mau ...padamu....
masihkah aku bertahan dengan kesendirianku yang mulai tergoyahkan....
masih adakah keegoanku yang melambung tinggi saat kusendiri dalam sepi....
semuanya hancur berantakan...saat kau hadir dalam sisi-sisi hatiku yang membeku....
semuanya musnah...karena...senyummu yang menggetarkan pori-pori jiwaku yang terpasung...

Kini...keceriaanku telah mulai mekar dan bersemi kembali
menapak jalan-jalan panjang yang harus kulalui dalam nada-nada senandung rinduku padamu
dalam langkah tegakku yang menapak jelas dalam keteguhan jiwa....
'tuk meraih asa dalam rasa cintaku padamu yang kembali hadir di jiwaku yang tertegun....

Puisi: Hatimu bukan untuk ku

Puisi: Hatimu bukan untuk ku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 15 Pebruari 2010


Jika kau mencintainya...jemputlah dia...
jika kau merindukannya.... raihlah dirinya....
jika kau menyukainya....pegang lah hatinya....
namun...jika kau ingin bersamanya....janganlah...karena...bagaimana dengan diriku....

Aku tak bisa mengatakannya padamu....
bahwa daku benar-benar merindukanmu
benar-benar mencintaimu setulus hatiku....
tapi...jangan kau buat daku kecewa dan terluka...

Memang benar...aku belum mengungkapkan semua isi hatiku padamu
karena aku takut...aku takut terluka ....karena kau kan menolak rasa cintaku
daku takut gagal dalam mengarungi samudra asmara bersamamu
namun...aku berani menjamin...bila kau bersamaku...kau kan kubuat bahagia selalu....

Meski kutahu...hatimu bukan untuk ku....
hatimu adalah untuk dirinya yang ada di sebelah diriku
teman baikku yang kuperkenalkan padamu
namun....aku juga berhak menyayangimu...berhak merindukanmu....
meski...aku tahu...risiko dari penolakanmu terhadap diriku ini....

Saat pertama kumelihatmu...aku telah jatuh hati padamu
namun...aku tak mempunyai keberanian untuk mengatakannya padamu
maka ...kuajak temanku ...sahabatku ...untuk menemaniku ke tempatmu....
namun...apa daya...kerlingan dan sorot matamu ...hanya tertuju ke sahabat ku yang terbaik....

Aku tak kuasa menahan rasa tangis dan kecewa di hati
aku tak berdaya dalam lingkaran rasa rindu yang menggelora di kalbu
namun...apakah aku tak berhak untuk mencintaimu ....setulus hatiku...
aku juga berhak untuk merindukanmu...meski diriku mungkin tak pantas untuk mu....
aku mengerti ...dan memahaminya....

Biarlah sang kumbang terbang ke angkasa dalam luka di dada...
biarlah sang bunga melati bersentuhan dengan kumbang pilihannya....
aku tak kan menangis dan tak kan terluka lagi...
mungkin ...daku bukanlah pilihan hatimu....
cinta memang tak harus memiliki....
cinta adalah keindahan...dan aku hanya memandangmu dengan rasa getir
daku hanya bisa menatapmu ...tanpa aku bisa meraih hatimu yang terelok di dunia....

Seandainya ....kau mau menjadi kekasih hatiku...
betapa bahagianya diriku....
betapa akan kubuatkan dirimu istana yang gemerlap di angkasa
dan ....kupersembahkan seluruh jiwa dan ragaku hanya untukmu ...seorang...bungaku...

Puisi: Salahkan daku....

Puisi: Salahkan daku....
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 15 Pebruari 2010


Sudah kusadari sejak lama...kalau kita bakal berpisah...
karena ...entahlah...siapa yang memulai nya...aku tak tahu...
namun... mungkin ini jalan yang terbaik yang bisa kita lalui
mungkin pula....sebaiknya kita jangan berpisah....
coba kita colling down dulu...untuk menenangkan diri masing-masing....

Tak usah lagi kita bahas masa lalu kita....
tak perlu lagi kita bicarakan hal yang membuat kita terluka
biarlah sang waktu yang akan memulai warna baru untuk kita
tak perlu kau risaukan lagi....sementara waktu ini....

Telah kita lalui bersama ...jalan yang curam....
telah kita telusuri bersama...taman bunga yang indah mewangi...
lalu ....mengapa kita harus berada dipersimpangan jalan ini....
bila masih ada jalan terang yang gemerlap di sisi jalan ini....
ambilah jalan itu....agar semua kegelapan dapat tersingkap semuanya...

Bukalah pintu hatimu untuk ku....jangan kau menutup diri
bukalah jendela bola matamu....agar kau dapat melihat keindahan senyumku
dekaplah anganku yang terbang melayang...agar kau dapat merasakan sentuhan kalbuku
kita adalah pasangan yang ideal...yang dapat mengatasi semua masalah...berdua saja....

tak perlu lagi kau menyalahkan sang waktu
yang telah berlari kencang dan berjalan lamban dalam kehidupanmu
biarlah sang mentari yang kan merangkul relung hatimu yang sepi
agar terasa hangat di kedua sisi hatimu yang terluka....

Daku dapat menyelesaikan semuanya masalah itu....
biarlah kau salahkan daku sepuas hatimu....
asal ...dikau jangan pergi dari ku yang memujamu
yang selalu menginginkan kau ada di sampingku....selamanya...

Minggu, 14 Februari 2010

Puisi: Merindumu

Puisi: Merindumu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 14 Pebruari 2010


Kala senja mulai temaram di relung langit yang jingga
terasa kesepian hati melanda diri yang tersendirikan
tergores oleh sinar mentari senja yang mulai redup
membuka cakrawala baru untuk sang rembulan malam...

Hati ini semakin terasa hening....sepi...
saat itulah kerindukan ku padamu mulai terbuka lebar....
merindukanmu adalah hobiku yang terbaru ....
yang dapat membuatku bertahan hidup hingga kini....

Rasa asa padamu telah membangkitkan angan dan khayalku
telah menerpa kembali sang bayu dari lelap tidurnya
telah menghentakkan degup jantungku yang dulu melemah
kini telah berlari kencang bersama sang bayu yang bertiup lirih

Perasaan merindu kepadamu semakin membuatku tercenung dalam hening
merindu yang tanpa asal dan tanpa kata tapi lagi...
merindu yang sesungguhnya ...yang ada di benak ku yang berkilau
yang jujur kukatakan kepadamu.... tanpa harus kututupi rasa ini lagi ....

Apakah merindu ku ini telah sampai ke hatimu yang tertutup bunga melati
apakah rasa rinduku ini tak kau hempaskan dalam keremangan malam...
apakah rasa rinduku ini ....hemmm....engkau terima dengan suka cita....
aku tak tahu.... yang kutahu...aku merindukanmu....titik.

Kuharap rasa rinduku ini sampai di alamat yang tepat
di hatimu yang kurindu
di taman bungamu yang indah mempesona
yang hanya kuperuntukkan buatmu seorang...dirimu...
hingga akhir waktu....

Puisi: Rindu yang hilang

Puisi: Rindu yang hilang
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 14 Pebruari 2010


Terasa getar nada-nada denting gitarku dalam nuansa pagi
terselimuti oleh dinginnya embun pagi yang menyapaku
dalam rerumputan pagi yang membias
menyegarkan kalbu yang terlelap dalam keutuhan diri

Bayang-bayang wajahmu masih jelas kuingat
saat senyum mu merekah ...mempesonaku
saat binar matamu ...menjerit menerpa degup jantungku
saat rindumu menyapaku dalam tapak hati yang mengelilingiku

Bisik lirih sang mentari pagi membangunkanku dalam lelapku
mengulas keindahan alam yang terbangun di pagi hari
menghentak dedaunan kering yang terjatuh karenanya
menghempas debur ombak di pantai yang berlomba menari

Kesenjangan alam terasa makin menggigit dalam tulung rusuk ku
menggapai selimut pasir di pantai yang menepi tanpa ujung
menghamparkan para kepiting yang berlomba menari ke laut
untuk berkawan dengan para ikan kecil di laut yang tersipu....

Kerang laut pun turut bersuka cita
menyanyikan lagu irama pantai yang berpasir putih
mengalunkan nada-nada keindahan alam yang terpancarkan
menggapai sang mentari pagi yang tersumbarat warna jingga di langit
menidurkan sang batu karang dalam kesendiriannya yang termenung...

Dedaunan nyiur di pantai melambai kan tangannya untuk sang burung Camar
agar segera kembali dalam peluk hangat sang Camar betina
yang menanti dalam kerinduan yang menghujam relung hati
berharap pada sang awan untuk menyapa lembut kekasih hatinya...

Dalam keceriaan alam yang tersentuhkan oleh jemari penaku
kutorehkan garis-garis bunga melati di hati putihmu yang membias
yang mengharapku untuk meraih hatimu yang tersendirikan
namun...daku masih terus menarikan penaku di atas kertas yang membeku
yang dingin tanpa sapa ...tanpa jawab....untuk hatimu yang membias...

Daku tak ingin kenangan lama ...yang pahit kembali hadir dalam mimpiku
daku tak ingin melukai hatimu yang tercurahkan untuk ku ..seorang...
daku saat ini hanya ingin sendiri ...dalam keterpanaan diri
yang menyelimuti mimpi-mimpi indahku bersama sang awan yang putih berarak...

Tak kan mungkin hati ini kembali bersemi lagi...
karena hati ini telah layu dalam ketermenungan diri
yang hanya akan berdiam diri ....dalam bayang indah mimpiku
yang tak kan mungkin tergapaikan oleh rasa rindu yang pernah ada...
rindu yang kini ...hilang..entah kemana perginya....

Puisi: Mengharapmu

Puisi: Mengharapmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 14 Pebruari 2010


Saat sang Pelangi tengah berpendar dalam kemilaunya
dan saat sang awan tengah berteduh dari terik sang mentari yang panas...
kau hadir dalam gemulainya senandung kerinduan di hatiku
yang tergolek pasrah dalam penantian yang menggebu....

Saat sang hati kecilku bertanya kepadamu...
apakah kau datang untuk hati ku atau untuk meninggalkan ku
kau hanya tersenyum ceria sambil menatapku dengan sorot kelembutan
yang membuat hatiku menjadi semakin bertanya-tanya....

Kau sapa diriku dalam nada-nada indah di kerling matamu
kau tautkan bunga dan dedaunan yang berserak ke jemariku
kau abaikan rasa rindu dalam benak yang terkulai sayu menatapmu
kau memandangku bagai sang rembulan yang tersenyum pada sang bintang di angkasa

Adakah hati rindumu yang pernah hilang dalam peredaranmu hanya ....untuk ku....
adakah rasa inginmu yang pernah kau torehkan pada sang batu karang ...hanya untuk ku
adakah semua itu ...hanya untuk ku...seorang....
hanya dirimu lah yang mengerti dan mengetahuinya....

Daku hanya bisa menatapmu dengan sorot yang ber angan indah
daku hanya bisa memandangmu dengan hati yang tersentuh asa padamu
namun.... adakah hati rinduku ini dapat kau mengerti semuanya....
yang hanya kupersembahkan buatmu ..seorang...?

Hanya kerlap kerlip lampu di taman bunga yang dapat memahami rinduku
hanya cahaya bintang di angkasa yang mempu mendalami isi hatiku
tetapi...apakah dirimu pun juga mampu menyelami arti rinduku padamu...?
aku tak tahu....entahlah...

Kini...hanya kepasrahan yang menerpa diri ini dalam keheningan malam
dalam keterpanaan yang mendera
yang hanya akan bangkit...bila senyum mu yang mengembang ....hanya untuk ku saja...
bukan untuk yang lainnya....yang juga mendamba mu....

Adakah malam ini ...cerita mimpi bayangmu akan terlahir kembali
adakah sang rintik hujan akan turun bersama bayang indahmu di pelupuk hatiku
entahlah...
kuharap kau dapat mengerti isi hatiku yang mengharapmu ....hingga kini....

Puisi: Seindah cinta kita berdua

Puisi: Seindah cinta kita berdua
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 14 Pebruari 2010


Hari ini adalah hari yang terindah buatku
karena kau telah menerima rasa indahku
karena kau telah menerima cintaku
cinta yang telah kupendam sekian lama dalam redupnya hati ini

Aku serasa bergetar...saat kuutarakan isi hatiku padamu
daku serasa terbang melayang ...saat kukatakan...aku cinta padamu...
dan daku serasa terbang melayang lebih tinggi lagi....saat kau memandang tajam ke arahku
dan ...bibirmu bergerak...menjawab isi hatiku...., kau cinta padaku....

Horeee....!!
hatiku berdegub semakin keras dan makin nyaring...
saat kugenggam jemari tanganmu dalam dekap dadaku
yang juga terasa bergetar dalam kelembutan senyummu yang menawan
membuat hatiku serasa mimpi dalam bayang-bayang indah ceriamu....

Kau tersenyum bahagia...saat kukecup keningmu
saat kubelai rambut hitam mu yang lembut dan halus
saat ku katakan ....aku ingin membahagiakan dirimu
kau nampak tersenyum lagi....lebih bahagia lagi...aku tersanjung....

Kasih....
isilah hatimu dengan seluruh jiwa ragaku yang tulus ini
yang selalu menjaga dan melindungimu
yang selalu mendampingimu dalam suka maupun duka
dalam menempuh perjalanan hidup yang panjang dan penuh liku

Kasih...
isilah hatiku dengan siraman kelembutan dan kemurnian cintamu
hanya dirimulah yang aku pedulikan selama ini
hanya dirimulah yang aku impikan dalam setiap mimpi indahku
tiada yang lainnya....

Kasih....
tetaplah kau berada di sisiku dalam setiap waktu nafasku
dalam setiap debar jantungku yang berjalan melewatimu
dalam setiap langkah hidupku yang terbiaskan dalam batu karang yang kokoh
yang kesemuanya hanya....kuperuntukkan buatmu seorang...hanya dirimu....

Kasih...
genggamlah jemari tanganku erat-erat....
jangan lepaskan ....
jangan kau tinggalkan diri ini
dan jagalah hati kita...agar selalu tersirami dengan air cinta yang tulus dan murni
seindah bunga melati yang harum mewangi di taman hati kita ....
seindah cinta kita berdua....selamanya....

Puisi: Jangan menduakan diriku

Puisi: Jangan menduakan diriku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 14 Pebruari 2010


Aku benar-benar sudah tak tahu lagi...
harus berbuat apa lagi kepadamu
aku sudah utarakan semuanya padamu
seluruh isi hatiku sudah kuungkapkan kepadamu

Namun...
kau masih juga tetap tidak mempercayaiku
tetap mengganggapku sebagai seorang lelaki yang tidak jujur
seorang yang tak mau berterus terang kepadamu
aku hanya bisa tertunduk ...luruh....

Aku sudah berusaha sebisanya mengatakan kepadamu
bahwa aku benar-benar merindukanmu
daku benar-benar menginginkanmu untuk selalu bersamaku
namun....kau selalu berkata yang sebaliknya....
membuat diriku terluka dan kecewa ...padamu...

Apakah aku harus memohon kepadamu...
meminta kepadamu untuk tidak meninggalkanku
untuk tidak pergi dariku yang mencintaimu
yang mendambamu....hingga kini...dan selamanya....

Engkau masih juga belum mengerti isi hatiku yang sebenarnya...
cobalah renungkan dan pikirkan....
apakah daku pernah menduakan dirimu
pernahkan daku meninggalkan kesetiaanku ....padamu....

Engkaulah yang selalu bersikap mendua denganku
namun...aku selalu berusaha bersabar dan menanti ketulusan hatimu
untuk kau persembahkan rasa rindumu padaku...hanya kepadaku
namun...kau selalu menghindar dariku...menjauhi daku....

Baiklah....kalau itu memang maumu..., kasih...
aku hanya bisa menyerahkan semuanya kepadamu
hanya dirimulah yang bisa memutuskan....
apakah engkau memilih diriku atau....dirinya....

Hatiku masih terbuka lebar untukmu
hatiku hanyalah untukmu...seorang...tiada yang lain ....
dirimulah yang dapat mengisi relung hatiku yang terdalam
yang hanya berisi satu ruang saja...untuk dirimu....

Apakah masih kurang rasa rinduku padamu...
apakah perlu pula kupersembahkan seluruh jiwaku untukmu
agar kau puas dan mempercayaiku seutuhnya....
daku benar-benar sayang padamu...., kasih....
jangan menduakan diriku.....

Puisi: Menanti bayang-bayang indahmu

Puisi: Menanti bayang-bayang indahmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 14 Pebruari 2010


Aku tidak tahu kapan kita pernah berjumpa
aku sudah tak pernah mengingatnya lagi....
karena aku sudah melupakannya
tapi...aku tak tahu...mengapa kau masih mengingatnya...

Aku juga tak pernah lagi menanyakan mengapa kau bisa berjumpa denganku
aku juga tak pernah tahu...mengapa ada dirimu di hatiku
aku benar-benar tidak pernah mengingatnya lagi...
yang kuingat...kau adalah seorang bidadari dari sorga...untuk diriku...

Aku memang melupakan awal perkenalan dan perjumpaan kita
namun...yang aku ingat..., kau saat itu tersenyum padaku
kau menatap diriku dengan pandangan yang indah dan mempesonaku...
sehingga aku tertarik untuk berkenalan dengan dirimu....

Entah apa pun itu...siapa pun dirimu....
yang kutahu...aku tertarik pada hati dan senyum indahmu
itulah yang membuatku merindukan dirimu seutuhnya
tanpa ada kata tapi lagi...untukmu....

Untuk itu semua...
aku rela menempuh perjalanan jauh untuk meraih hatimu
menggapai asa ku yang terukir di jiwamu yang tersentuh
menyentuh relung hatimu ...untuk kulukis dalam sinar mataku
yang bersinar dalam cahaya kemilau sang Pelangi yang berpendar....

Tataplah bola mataku dengan sorot jiwamu yang berbunga
yang bermekaran bagai bunga melati yang sedang mengembang
mewangi dalam nada-nada kerinduan yang bergelora
yang menanti bayang-bayang indahmu dalam peluk hangatku yang tersandarkan....

Sabtu, 13 Februari 2010

Puisi: Senja di Pantai

Puisi: Senja di Pantai
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 13 Pebruari 2010


Senja di pantai yang berpasir putih ...
telah mengigatkan diriku pada mu ...puluhan tahun yang silam
saat kita pernah bersama....
saat kita saling merindu di masa remaja bersama....

Kau berlarian dan memanggil namaku berulang-ulang....
debur ombak tak menghiraukan bisik lembut panggilanmu
hingga kau menangis dan pasrah pada sang alam
yang menggapai mu bersama sang bayu yang bertiup sendu

Engkau ingin memberiku sekuntum bunga mawar dari hatimu
yang kau peruntukkan buatku ...seorang...
namun...bunga itu kini telah tiada...
kau telah dipersunting oleh sang kumbang yang rupawan....

Entah mengapa...saat itu ...aku tak menghiraukan dirimu
aku yang yang tak mengerti....aku yang bersalah padamu....
aku tak bisa membaca perasaan hatimu yang bergejolak padaku
perasaan ingin bersama diriku ...selamanya....

Kini...rasa itu kembali membuka lembaran lama di hadapanku
bersama debur ombak yang kemarin menggelisahkan ku
bersama sang Camar yang mengepakkan sayapnya lebar-lebar
mencari nada suaramu yang hilang tertelan sang waktu yang berpijar...

Dimanakah dirimu kini ...., kasih...
waktu itu ...kau terus berlari meninggalkanku dalam kesendirian
dalam keterpanaan yang mendalam
dalam kehampaan yang mengheningkan diri....
aku tak berdaya pada sang waktu yang terus memanggilku dalam diam...

Kini ...kusadari...aku lah yang telah membuatmu terluka
luka yang amat sangat...sehingga kau tak peduli lagi padaku
luka rasa rindu yang tergadaikan di dinding hatimu
yang tak kan dapat kuobati dalam perjalanan sang waktu....

Kini ...aku dalam kesendirian yang sepi
menanti sang bayu yang berlarian bersama sang Camar yang terbang ke angkasa
melepaskan rasa bangga dan kagumku yang pernah ada di diriku
yang kini ...tak kan dapat lagi kutemukan dalam relung jiwaku yang tersemaikan...

Puisi: Tak kan tergapai

Puisi: Tak kan tergapai
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 13 Pebruari 2010


Malam semakin tenggelam dalam kesuntukan diri
menyepi dalam keheningan yang merasuk sukma
melelapkan rasa rindu yang semakin menggelora di dada
menepuk nada-nada rasa indah dalam bayang rona wajahmu

Rintik hujan yang menembus relung hatiku kian menusuk
mendinginkan hati yang mulai terpana dalam gelapnya malam
menidurkan rasa ingin bertemu denganmu yang melenakan
merajut keikhlasan hati untuk bersabar dalam penantianku...

Lampu lilin ini sudah mulai pudar berpendar
setetes demi setetes mulai mencair dari kebekuan jiwa
perlahan namun pasti...telah mulai redup berpijar
akankah ...hati ini juga kan seperti lilin kecil itu....?

Daku hanya terpana menatap sang lilin kecil yang makin redup berpijar
mengingatkan akan diriku yang telah sabar menantimu dalam ketermenungan
menanti hari-hari bahagia bersamamu ....yang tak kan pernah teraih...
yang tak kan tergapai oleh angan dan khayal indahku ....

Dirimu telah jauh melangkah ke hamparan rerumputan yang menghijau
yang tak kan lagi melihat dengan jelas ...rumput yang kering dan menguning...
yang telah layu terhempas oleh usia yang makin memupuskan asa ku
yang mulai luruh dalam tiupan sang bayu yang makin terkesima....

Daku bukanlah pilihan hidupmu yang kau idamkan
biarlah daku menanti asa yang tak tergapaikan dalam sepi
dalam remangnya lilin yang redup di hatiku
yang tak kan lagi bersinar bersama sang mentari pagi yang menghangatkan jemariku

Dikau adalah bayangan indahku
yang selalu abadi dalam lubuk hatiku yang terdalam
yang tak kan pernah tergoreskan oleh tinta yang memudar
yang selalu ada ....dan selalu hadir dalam relung hatiku yang merindukan mu....
selalu... selamanya..., belahan hatiku....

Puisi: Merajut tali kasih

Puisi: Merajut tali kasih
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 13 Pebruari 2010


Kasih...
sejak kau pergi dari diriku
sejak kau meninggalkanku untuk melangkah ke depan
meraih asa yang pernah kau idamkan di seberang pulau
perasaanku seperti terbang melayang entah kemana
tanpa tujuan...tanpa arah yang pasti....hambar terasa

Kasih...
apakah kau juga merasakan perasaan yang sama seperti ku ini...
perasaan rindu yang menguat seperti apa yang kurasakan ini
perasaan yang tertelan rasa takut....
rasa khawatir akan kehilangan dikau ...kekasihku...

Kasih....
janganlah kau pergi terlalu lama dalam sepi
segeralah kembali lagi kepadaku
segeralah raih hatiku...
dan impikan lah... diriku dalam heningnya malam...

Kasih....
terasa waktu terus berjalan lamban
terasa dingin dan membeku rasa hatiku
saat ini...sejak kau tiada lagi disampingku...
yang selalu menghibur dan merasakan denyut nadi rinduku...

Kasih....
kapankah kau kan kembali lagi kepadaku
apakah masih menunggu sang purnama kan tersenyum
ataukah...kau telah melupakan diriku....
kekasihmu....yang setia menunggumu ...hingga kini....

Kasih....
kurasakan getir nada rinduku semakin memuncak
kurasakan hembusan nafasmu terasa menggelitik jiwaku
akankah kau kan segera kembali lagi....
bersama benang-benang cintamu yang kurindu....
merajut tali kasih yang pernah terabaikan dalam kesenjangan malam nan redup...

Puisi: Mekar Mewangi

Puisi: Mekar mewangi
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 12 Pebruari 2010


Semilirnya angin malam ini....
membawaku dalam lamunan tentang dirimu
tentang keindahanmu yang kau peruntuk kan buatku
yang selalu mendambamu ...selamanya....

Andaikan kau jadi milik ku yang kusayang
andaikan sang bayu dapat mengantarku ke sana
ke tempatmu berada....kini...
'kan ku ungkapkan rasa rindu ini kepadamu...

Namun... angan ku hanyalah perasaan ku semata saja
yang tiada berdaya dalam bayang indahmu
yang tiada terlaksana tanpa rasa inginmu padaku
ini hanyalah angan yang hanya menyejukkan jiwaku saja...

Andaikan saja.... kau tahu isi hatiku yang merindukanmu
andaikan saja...kau mau mengerti tentang diriku yang jauh di sini
betapa aku sangat merindukanmu....merindukan kasih sayangmu
yang kan kugapai dalam temarammya lilin yang redup berpijar....

Kutahu...dirimu tak mengenal diriku yang sesungguhnya
ku sadar ...dirimu tak mau mengerti tentang perasaan terdalamku
kala kulihat di sudut matamu...yang menatapku dengan sayu dan lembut
tak kutemukan ada rasa rindu itu ...yang kuinginkan darimu....

Engkau adalah pujaan hatiku ....pujaan rasa rinduku yang masih ada
rasa rindu yang masih tersisa di relung hatiku
rasa yang tak kan pernah habis di makan usia
yang selalu abadi dalam siraman rasa sayangku padamu

Kurasa...kini...tak ada lagi rasa rindu yang menggejolak di dadaku selain dirimu
rasa yang seakan-akan mau melompat keluar dari lubuk hatiku
rasa yang ingin melekat erat dalam sisi jiwamu yang terhamparkan
rasa yang kan terus membayangi diriku dalam langkah hidupku ...kini...

Apakah kau bisa merasakan rasa ini di hatimu yang elok
apakah kau dapat memahami perasaanku yang bergemuruh untukmu...
kuharapkan...kau mau mengerti dan memahamiku ...apa pun itu...tentangku...
aku hanya berharap...siramilah daku dengan rasa rindumu ...padaku...

Saat ini....
hanya dirimu lah yang dapat memberiku semangat hidup lagi...
semangat hidup yang dulu pernah pudar dari asaku
namun...setelah ku berjumpa denganmu....
rasa hidup itu kembali bermekaran dan mengembang....
bersama langkah gemulaimu yang menyandarkanku pada sisi hatimu....
yang ayu dan anggun ...bagai bunga melati yang mekar harum mewangi....

Kamis, 11 Februari 2010

Puisi: Entah sampai kapan

Puisi: Entah sampai kapan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andin adyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 12 Pebruari 2010


Terasa kerinduan ini semakin menggejolak di dadaku
yang semakin lama kurasa semakin menggelora
ingin lepas terbang bebas dari angan dan khayalku
yang melambung tinggi untuk menggapai hatimu yang ada di seberang pulau

Daku berusaha memendam rasa rindu ini dalam-dalam
namun...kini...aku mungkin sudah tak kuat lagi untuk menutupinya
daku ...ingin bertemu dengan dirimu, kasih....
meski hanya seulas senyum yang kan menenangkan diriku ....yang merindu padamu

Semilir sang bayu makin menguatkan diriku untuk bertemu denganmu
meski ...hanya waktu sesaat saja yang kan ...kuterima
namun...itu akan membuatku semakin sayang padamu
semakin membuat hidupku menjadi lebih hidup lagi....

Namun...sang waktu ternyata masih menyimpan misteri
sang waktu masih belum menginginkan diriku berjumpa denganmu
seribu satu macam alasan bisik sang alam telah memupuskan nadi-nadi kerinduanku padamu
sang kapal tak kunjung jua menghampiri ke pelabuhan hatiku yang menantinya....

Entah sampai kapan kerinduan ini 'kan dapat kupertahankan dalam-dalam
entah sampai berapa lama lagi ...ku 'kan sabar menanti sang kapal berlayar kembali
karena air laut dan ombak di samudra ...masih bercanda dengan sang bayu yang tersipu
sehingga alam pun semakin tak dapat diharapkan untuk tersenyum damai sementara waktu...

Penantianku masih juga tersandarkan pada hati rinduku
yang harus kupendam erat-erat di relung hatiku
agar tidak terlepas bebas mengudara ...yang 'kan membuatku sakit
yang kan melukai hatiku....karena tak dapat bertemu dengan dirimu
meski sesaat....meski hanya sedetik saja....yang kan mengobati rasa rinduku padamu....

Entah sampai kapan...ku kan bisa berjumpa dengan dirimu....
hanya sang waktulah ....yang kan menjawabnya...., kasih...

Puisi: Mentari pagi terasa hangat

Puisi: Mentari pagi terasa hangat
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelengipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 12 Pebruari 2010


Mentari pagi terasa hangat menyapaku dengan lembut
membisikkan kata kerinduan pada sang alam
menyentuh pori-pori kulitku yang menggigil kedinginan
setelah rintik hujan membelai semilirnya sang bayu semalam

Fotomu masih jua kutatap dengan mesra
senyum indahmu terus menggulir di lesung pipitmu
senyum yang membuatku jatuh cinta padamu
senyum yang kan kusimpan abadi di hatiku yang terdalam

Terasa sudah lama kita saling menyapa dalam kekaguman bersama
terasa sudah jenuh daku menunggu waktu yang bahagia
waktu yang 'kan membuat kita merasakan suka dan duka bersama
saat yang indah ....saat yang mendebarkan hati kita berdua....

******

Kini... waktu itu telah berlalu....
waktu yang mendebarkan rasa ini di hatiku padamu
rasa yang ternyata membuatku semakin merasakan kebahagiaan bersamamu
rasa yang terindah dalam hidupku....

Langkah hidup ini terus berputar kembali
kadang di atas ...., kadang di bawah...., bagai roda motor yang berjalan
kadang ada susah...., kadang pula kebahagiaan terpancar di wajah...
rasa letih dan gembira ...silih berganti menaungi langkah hidupku yang berjalan

Pagi ini....kurasakan sentuhan lembut jemari lentikmu membuyarkan lamunanku
bayang indahmu semakin kurasakan mengusap di pelupuk mataku
memancarkan senyum kebahagian saat kau menatapku lembut
rasa yang selalu kau rindukan ....yang selalu kau semaikan....bersamaku...selamanya...

Puisi: Sejuknya udara pagi ini

Puisi: Sejuknya udara pagi ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 12 Pebruari 2010


Kasih....
jangan pernah kau mengatakan tidak rindu padaku
bila rasa rindu itu menggejolak di hatimu
yang tersemaikan dalam remangnya rembulan malam
yang terhampar dalam gemulainya sang rintik hujan.....

Kasih....
apakah dirimu masih memendam rindu padaku
yang kini jauh di mata
yang kini tiada berdaya untuk memelukmu
karena daku jauh di rantau....

Kasih...
teruslah tatap mataku dengan binar bola matamu yang bersinar
yang memberiku semangat untuk terus merindukanmu
semangat untuk terus menatap sang mentari pagi yang hangat
yang kan membawaku pulang ke rumah hatimu yang indah....

Kasih...
belailah jemari tanganku dalam bayang mimpimu
yang ku ingin ...dikau selalu merindukan diriku
selalu mendoakan diriku ...agar ku tetap sehat dan ceria
'tuk meraih masa depan yang tinggal selangkah lagi kugapai....

kasih....
kekar badan ini kupersembahkan untukmu
ceria hati ini...juga kuperuntukkan buatmu
semuanya buatmu seorang....
agar dikau bahagia selalu di sini....

Kasih....
sejuknya udara pagi ini di hembusan nafasku
membuat daku selalu mengingat bayang indahmu
selalu menyempatkan diri membelai fotomu
untuk selalu bersamamu ....selamanya....

Rabu, 10 Februari 2010

Puisi: Terpana dalam ketertegunan diri

Puisi: Terpana dalam ketertegunan diri
Oleh: Andin ADyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 11 Pebruari 2010


Kucoba untuk melangkah mendekati hatimu
kucoba untuk menyusuri tapak tarik nafasmu
kucoba meraih dinding-dinding kerinduanmu
namun...tak kudapat jua rasa itu di diriku

Entah mengapa...rasa ini manja padaku
rasa yang tak dapat kuajak kompromi
rasa yang ku ingin kau bersanding di hatiku
namun...semakin kucoba...semakin hilang rasa itu...

Ya ..sudah...tak usah dipikirkan berlebihan...
biarlah rasa ini bermekaran atau menguncup dengan sendirinya
tak perlu ada bumbu-bumbu yang kau semaikan di panci hatiku
tak perlu ada bantuan rasa rindumu padaku...

Hati kecilku memanglah amat peka untuk rasa itu
meski sebelumnya ...pertemuanku dengan mu terasa biasa saja
pertemuan yang wajar tanpa rasa itu di hatiku ....
namun...pertemuan itu membuatku gelisah dan gundah
memikirkan bayang-bayang indahmu di pelupuk mataku

Kucoba untuk memahami diriku sendiri
kucoba untuk berbicara dengan hati kecilku
ternyata...hati kecilku tak setuju dengan bayang indahmu
aku hanya terpana dan tertegun saja....

Kini...bayang indahmu terus mengikuti kemana pun ku melangkah
kucoba untuk berlari agar bayang indahmu lenyap dari pandanganku
namun...semakin kucoba...semakin menguat di diriku
aku harus bagaimana lagi...

Kini...setelah kurenungkan dalam-dalam....
itu hanyalah fatamorgana yang tersemaikan
yang kan hilang ditelan sang waktu
yang berlari membayangiku.... mengajakku untuk terus melangkah pergi
meninggalkan bayang indahmu yang semakin pupus di terpa sang bayu...
terpana dalam ketertegunan diri.....

Puisi: Senandung Rindu Yang Tergapaikan

Puisi: Senandung rindu yang tergapaikan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 11 Pebruari 2010


Dalam perjalanan kerinduan yang pernah tersentuh oleh bayang mimpimu
tergerai rasa indah yang menawan relung hatiku
yang pernah ada di sisiku
yang kini telah menjadi bintang kecil di angkasa

Rasa ini membuatku semakin sayang padamu
semakin ingin bertemu dan bertemu ...
meski itu hanya dalam sekelumit mimpi indah saja
bagiku ...cukuplah sebagai penawar rinduku

Meski kita pernah bertemu dalam hitungan mata
namun....bayang ini tak kan pernah pudar dari hatiku
tak kan pernah pupus dari kalbuku
yang menggelora ...saat kubisik lembut namamu

Jangan pernah ada lagi rasa yang menggebu di hatimu
karena aku takut ...aku tak kan dapat meraihnya
aku khawatir...kalau rasa ini bisa menjadi bumerang bagiku
rasa yang tak kuharapkan...rasa rindu yang berlebihan....

Biarlah rasa ini hanya terdengar lirih di dinding hati ini saja
jangan lebih...dan jangan kurang...
cukup redup saja...jangan berkobar-kobar
karena itu bukan keinginanku...

Keinginanku ...hanyalah bisa memandang rona wajahmu
bisa mendengar alunan bisik merdumu
bisa menatap sayu tarian penamu
dan bisa ceria ...saat kau bercanda ria denganku

Itu bagiku sudah cukup mengesankan
cukup membuatku tidak melupakanmu
dan ...cukup bagiku untuk menerima mu apa adanya...
tanpa itu...kurasa aku tak kan mengenal dirimu ...kini....

Kucoba untuk memahami dan mengerti tentangmu
tentang keinginanmu yang menggema
tentang cita-citamu yang tesampirkan di langit yang tinggi
tentang rasa rindumu pada alam yang mempesona....

Kuharap kau terus menatap lembut sang Pelangi
yang tersemai dalam kemilaunya sejuta warna
yang terus melambung di langit yang tinggi
yang tergerai dalam senandung rindu yang tergapaikan....