Rabu, 31 Maret 2010

Puisi: Persahabatan kita

Puisi: Persahabatan kita
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 31 Maret 2010


Semangat hidupmu amat kukagumi
semangat belajarmu terus memantul dalam diri indahmu
membuat daku makin menggeliat terpesona
oleh daya pikir dan tata lakumu

Mungkin...persahabatan ini hanya ada di sini saja
dalam dunia maya yang mengambang
yang tersusun dari kata mutiara dan kata bijak
yang anggun dan mempesona pembacanya....

Tak perlu kita bertaut impian lagi...
karena kau telah mendapatkan impianmu
yang lama kau cari dalam keheningan semangatmu
yang tak kuperoleh dalam diri ini ...yang tersendirikan...

Aku mengagumi akan pesona kata bijakmu
namun...kekagumanku kuharap hanya 'kan terukir di sini saja...
dalam dunia maya yang melingkar tercermin...
yang tanpa dapat kita pertautkan di dunia nyata...
dunia yang penuh dengan gelora yang membara....

Persahabatan kita....tetaplah seperti daun pisang
yang segar dan bermanfaat bagi semua hati
tanpa perlu ada rasa sang Pelangi yang kemilau
yang 'kan memudarkan dan mengaburkan makna persahabatan....

Biarlah rasa sendiri ini menyelimuti diri ini
biarlah daku tersendiri dalam rasa sepi...
karena ini memang duniaku yang kuimpikan...
dalam keheningan yang membahagiakan....

Mungkin...kau kan berpikir lain tentang diri ini...
tapi...itu tak perlu kau risaukan lagi...
karena ini yang terbaik menurutku....
dalam persahabatan yang tanpa ujung pangkal....
tercenung dalam pusaran kata ....tanpa kata yang merindu....

Memang hati ini kadang terusap oleh dinginnya embun pagi
namun ...rasa ini segera kubuang jauh dari mata hati ku
yang tak lagi bisa memilih jarak pandang hati
maka...kubiarkan rasa ini lepas dari hati indahmu...

Saat terindah dalam hidupku....
adalah saat daku dapat menulis kata indah dalam tuts komputer
yang menampakkan senyum indahmu di pelupuk semangatku
yang terus bergayut mesra dalam peluk hangatku yang membara
meski ku sendiri dalam kesenyapan yang melingkup diri...
namun...aku bahagia...seperti rasa bahagiamu saat kau dapatkan impianmu....
yang tak kan dapat kugadaikan dalam rasa rinduku....selamanya....

Puisi: Di Pantai yang tak bertepi

Puisi: Di Pantai yang tak bertepi
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 31 Maret 2010


Mentari pagi telah melangkah hadir
menghampiri embun pagi yang dingin
mengusap lembut dedaunan hijau yang segar
membelai hangatnya rerumputan yang tumbuh ceria

Hati ini telah merajuk asa
tersipu dan manja memeluk diri
meraih keindahan yang mempesona
terurai dalam keheningan yang mengggapai

Senyum cantikmu telah mengibarkan bendera semangatku kembali
meraih semua khayal dan anganku yang terbang melayang
menyatu dalam kelembutan yang menawan
mengkristal dan membeku ...merajut kerinduan diri

Untaian mutiara kata telah kuperolah darimu
semangat 'tuk terus melangkah ke arahmu telah kudapatkan
meski samar kudapatkan rasa sentuhan darimu
namun...itu sudah cukup bagiku untuk terus melangkah maju...

Memang ....khayal ini semakin berputar dalam lingkaran diri
membuat diriku semakin bergelora dalam rasa ini
rasa yang semakin membungkus kalbuku
menepis rasa sepi yang lama kutorehkan di dada
hilang tanpa rasa sunyi yang menghimpit lagi...

Kenapa diri ini terpasung dalam asmara yang membara
mengapa hati ini terus berpijar dalam pusaran merindu
yang dulu selalu kuabaikan dan kujauhi ....
agar tak tersentuh oleh rasa yang kupendam erat-erat....

Kini ...kubiarkan rasa itu berlari sendiri
terbang melayang dalam angan yang lepas
tanpa sandaran hati yang meluap riuh
kubiarkan terlena dalam kesendirian yang tersampirkan....

Seandainya diri ini masih seperti Pelangi yang berpendar
yang kemilau dalam cahaya yang temaram...
mungkin... daku kan meraih jemari impianmu
namun...Pelangi itu kini tak berpijar lagi....dalam sepi...

Rasa ini sudah lelah untuk berlari lagi
seperti saat rerumputan masih menghijau
yang ceria dan bersemangat melaju
namun...rasa ini telah luruh dalam pasungan diri....

Tetaplah dirimu bersemangat...
biarkan daku tersendiri dalam sepi
agar senyum indahmu bisa kutatap dalam kebanggaan diri
yang tak kan pernah hilang dalam relung kalbuku....

Biarkan daku jauh dari dirimu...
mungkin...ini yang terbaik bagiku ...juga bagimu...
agar Pelangi dan mentari tetap bersinar ceria
seperti saat burung Camar terbang melayang tinggi...di pantai yang tak bertepi...

Jumat, 26 Maret 2010

Puisi: Debur Ombak

Puisi: Debur Ombak
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 26 Maret 2010


Debur ombak terus mengayun lirih
menebarkan buih-buih putih yang berlari kencang
mengejar sang waktu yang menghempas batu karang
dalam kesendirian yang berdiri tegar menantang....

kekokohan batu karang telah membuat sang laut terkagum
tanpa pernah mengeluh dan berputus asa
terus berdiri kokoh menatap sang laut yang berharap
agar sang batu karang bergeser dari terpaannya...

Warna biru air laut telah meluruhkan sang ikan kecil
yang berenang dalam keceriaan yang terukir
menari dan menyanyi bersama sang kura-kura laut
yang saling berlari dan berkejaran riang gembira

Terumbu karang meniupkan terompet airnya
agar sang air terus menari bersamanya
saling bersentuhan dalam kemesraan alam
saling berjanji untuk sehati bersama hingga akhir nanti

Semilir sang bayu di atas permukaan air terus menggayut perlahan
menggoda rumput air dan buih ombak untuk tersenyum lepas
melepas rasa penat dalam lelahnya
yang menghempas diri dalam kesejukan yang menerpanya....

Keheningan di atas air laut terasa syahdu...
mengalunkan kesenyapan yang menggelora
menuangkan rasa rindu pada sang pantai yang menanti
dalam kerinduan yang mengharap kehadiran buih ombak di tepiannya
'tuk saling berbagi rasa kerinduan yang menggelora....
'tuk saling bersentuhan dalam debur ombak yang menghempas lirih...

Puisi: Paku Waktu

Puisi: Paku Waktu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com/
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 26 Maret 2010


Sahabatku.....
Lama sudah kita tak bersua dalam cerianya angin pagi
lama kita tak menemui sang mentari siang nan cerah
dan lama pula kita tidak saling memandang sang dewi malam
yang menanti kehadiran kabut putih yang membayang...

Terasa keterdiaman ini menjadi paku waktu yang membisu
hening tanpa nyanyian sang burung Murai di pelepah dedaunan
yang bersenandung nyaring tanpa rasa ragu ...
menatap sang awan yang tersenyum manis padanya....

Kehampaan udara terasa menyengat dalam dada
membasahi rongga kalbu yang tercenung diri
menguatkan nada-nada irama yang bercermin sutera
menautkan bait-bait lagu yang bersolek indah
dalam keharmonisan suara yang mengalun merdu...

Irama nada langkah kehadiranmu telah mulai kurasakan
menyentuh perlahan dalam relung hatiku yang mengagumimu
meniti buih ombak laut yang tergerai buyar
menghentikan langkah lamunanku dalam melangkah ke arahmu

Kehadiranmu telah membangunkan mimpi indahku pada bayangmu
menorehkan senyum manis yang lama tak terpatri dalam dadaku
membuat nuansaku sejenak menghilang ...berlalu...
menembus ujung jemari hatiku yang terhanyut karenamu...

Rambutmu yang tergerai indah telah melemahkan sendi jantungku
meluruhkan keegoisanku yang memupuk kasmaran yang terpana lirih
menantikan sejenak pesona dirimu yang terabaikan
merengkuh jiwa kerinduan yang menghampar di pelupuk mataku
dalam keindahan rona wajah yang menawan hati ku...
yang dilanda rasa sayang saat memandang dirimu...

Sahabatku....
Hati ini sudah terpaut erat dalam dirimu
tak lagi tergapai rasa asa yang merajut
tak lagi ada luka di dada yang mengalir...
yang ada rasa bahagia bisa memandangmu...
dalam rasa indah yang membayang mimpi-mimpi elokku...

Kamis, 25 Maret 2010

Puisi: Berharap

Puisi: Berharap
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 25 Maret 2010


Kenangan lama kembali mengusik kalbuku
saat kau menyentuh rasa hati ini
yang lama terdiam dalam keterpekuran
yang lama tak bersuara lirih lagi...
hening sesaat....

Memang diri ini telah berubah...
merubah wajah pelangi menjadi wajah mentari
yang kadang tersedu...kadang terhanyut lara...
menyusuri liku-liku air yang mengalir dalam keheningan

Mungkin kau telah salah memahami arti makna ini
atau mungkin pula ...kau telah melupakan diriku
karena lama daku tak bersua dengan sang mentari pagi
lama tak mendengar sang bayu berlari semilir dalam senyap

Debur ombak telah lama hilang dari ingatanku
lambaian pucuk pinus pun telah lama tak kupandangi lagi
semuanya terasa asing dalam keterpasungan yang sepi
melenggak lenggok dalam keterdiaman yang panjang...

Kuharap kau mau menatap sang Pelangi yang berpendar
menengok lerang persawahan yang mulai menguning
atau memandang rerumputan hijau yang mulai segar kembali
diterpa sang embun pagi yang turun rintik dalam kesejukannya...

Hati ini telah lama memendam rasa diam yang luruh
hati ini telah membeku dalam dinginnya warna dedaunan
kubiarkan terlena dalam kepulasan yang menjemukan
agar kudapatkan rasa bahagia dalam diri yang terdiam sepi...

Tak ada lagi senandung rindu di dada ini
karena dirimu telah lama tak menyentuh kalbuku
karena rengkuhanmu telah lama terlepas dari jemariku
kau biarkan daku terdiam dalam penantian sepi yang tanpa ujung pangkal...
dan ...aku hanya bisa pasrah dalam ketermenungan ...lirih...

Satu yang tak dapat kuraih dari dirimu
rasa indahnya awan putih yang berarak...
lembutnya belaian sang bayu yang menari di lengan kokohku
juga senyum mentari pagi yang menghangatkan diri
kini ...semuanya telah lenyap dari bayang mimpiku
mungkin...tak ada lagi kesempatan kedua ....bagiku....

namun..., aku tetap berharap...masih ada kesempatan kedua ...bagiku...
untuk membuktikan rasa rinduku padamu....
agar kau mau mengerti...betapa hati ini telah menjadi milikmu
meski jauh di mata...namun...terasa dekat di hati....

Rabu, 24 Maret 2010

Puisi: Rasa ini ...

Puisi: Rasa ini...
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 24 Maret 2010


Kegamangan terus merajut dalam resah
memikirkan rasa yang tak pernah pupus
memendam rindu dalam terpaan sang bayu
memanggil namamu dalam bisik lirih...

Entah mengapa rasa ini kembali berputar
mengelilingi relung hati nan tak tergapai
mencari asa yang hilang entah kemana
memutar dan menghilang...tanpa kesan...

Redup hati ini bila mengingatmu
melaju jauh dalam jangkauan rengkuhanku
menyentuh dedaunan ranting yang menghijau
diterpa sang mentari pagi nan berkerut asa

Jauh sudah ku melangkah menggapai asa
namun...tak kutemukan jua rasa itu
entah kemana rasa itu pergi dariku
apakah sejak rasa ini lelah untuk melangkah lagi...

Rasa ini terus bergelayut dalam sepi
menari-nari di pelupuk mata
merenda dalam keheningan yang menjalar
merengkuh relung hati yang terpasung rindu

Adakah rasa ini juga kau rasakan...
adakah rasa ini pernah hinggap di jemari hatimu
ataukah ...hanya rasa kangenku padamu saja...
atau kah rasa yang tak pernah menggores di hatiku...

Biarlah rasa ini mengalir sendiri tanpa ada tepinya
biarlah rasa ini bersenandung sendiri ...tanpa perlu dirigent lagi
karena itu, aku tak perlu lagi memikirkan rasa ini lagi...
karena.... rasa ini tumbuh dan lahir sendiri ....saat kau ada di sampingku...

Selasa, 23 Maret 2010

Puisi: Keheningan makin merajuk

Puisi: Keheningan makin merajuk
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 23 Maret 2010


Malam semakin larut...
keheningan makin merajuk
kesepian kian melanda...
namun...hati ini semakin mantap memilihmu...

Tak kuhiraukan lagi ...malam nan sepi
tak kupedulikan lagi ...dingin yang mendera
asal aku bisa bertemu denganmu
bagiku ...itu sudah obat mujarab bagiku...

Bagiku...dirimu bukanlah dewi dari khayangan...
juga bukan bidadari dari awan yang putih berarak...
namun...dirimu adalah tetap dirimu...
yang selalu kudamba dan kusayang sepenuh hati...

Tak kupedulikan hati ku yang merintih mengingatmu
tak kuhiraukan bunga lain yang menolakku...
aku hanya untuk dirimu....tiada lain lagi...
namun...aku tak tahu...apakah dirimu juga demikian...

Mungkin...ini hanyalah anganku belaka
mungkin ...ini hanya sekedar ilusiku yang melayang...
tanpa arah angin yang dapat kupegang di jemari hatiku
karena dirimu selalu menggoda dalam bayang indahmu...

Kubiarkan dirimu terus berilusi tanpa tepi
kubiarkan dirimu berdansa tanpa rasa sepi lagi...
kubiarkan semuanya berlalu tanpa perlu kubisikkan namamu lagi...
karena dirimu sudah tahu...betapa aku ada di hatimu...

Memang pernah ....kuabaikan dirimu...
memang pernah ...kutak pedulikan rona wajahmu
memang pernah ...ku tak pernah menyentuh rasa itu lagi
namun...itu dulu....saat daku merasa tak kau hiraukan...
kini...rasa itu terasa indah dalam lubuk hatiku yang terdalam...

Biarkanlah rasa ini melayang terbang ke mana dia suka...
biarkanlah sentuhan ini menyentuh relung hatimu yang terindah...
agar semuanya terasa membias dan menyentuh rasa indahmu...
saat kau kenang diriku...sebagai orang yang pernah kau kenal...
meski terasa samar dan redup dalam sanubari yang menggelora...

Ada kalanya rasa itu menyelimuti hati ini...
namun...ada kalanya pula...rasa itu hilang dari hatiku ...
entah kenapa...aku sendiri tak tahu...
yang kutahu...rasa itu kadang melayang sendiri...tanpa aku rasa lagi...
semuanya redup dan hening....dalam temaramnya jiwa yang tersendirikan...

Minggu, 21 Maret 2010

Puisi: Malam semakin larut

Puisi: Malam semakin larut
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Yogyakarta, 22 Maret 2010


Malam semakin larut berputar
menyusuri keheningan malam yang semakin pekat
menerawang kegelapan yang terasa dingin menyepi
menembus batas kehidupan yang terasa sunyi

Sepoi angin malam berhembus lirih
meneduhkan dedaunan yang berbisik perlahan
bergesek perlahan dalam tarian yang merenda biru
bersama gemirisiknya dahan dan ranting yang saling merindu

Serangga malam mulai menarikan kehidupan rutinnya
mencari sesuap nilai kehidupan yang dinantikannya
'tuk bertahan dari gemuruhnya ombak di laut
'tuk berdiri kokoh dalam gemetarnya kaki yang terunjuk lara

Batas kehidupan nyaris pudar dalam lingkaran asa
menembus nuansa alam yang berputar lirih ...mendesah
menggapai harapan nan tak kunjung datang
menyongsong sinar mentari pagi yang tak kunjung padam

Apakah hati ini masih tersentuh olehmu
apakah kerinduan ini masih kau abaikan jua
adakah jiwa yang dirasuk asmara masih menantiku
ataukah rasa ini telah terabaikan oleh sang waktu yang berlari perlahan...
hanya dirimulah yang bisa menjawabnya...lewat nyanyian kecil sang bayu...

Aku hanya bisa menunggu dalam penantian yang berharap
berharap cahaya mentari pagi kan menghangatkanku
berharap cintamu hanya untukku semata...
namun....apakah rasa optimis ini hanya ada pada diriku
tanpa bisa kau rasakan dalam keheningan malam yang semakin melarut....?

Aku tak bisa berharap banyak....
aku tak kuasa memandang sang rembulan yang tersenyum indah padaku
yang kubisa hanyalah...memandang hati dirimu yang bergetar lirih
saat kau tersenyum indah padaku....saat ku pandang dirimu tanpa berkedip...
itulah kebahagianku yang dapat kuraih saat ini...saat kau tiada disampingku...

Sabtu, 20 Maret 2010

A Time For Us

This one of our favourite songs, A Time for Us by Engelbert Humperdinck.

Puisi: Gelora Semangatku

Puisi: Gelora Semangatku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Yogyakarta, 21 Maret 2010


Gelora Semangatku ada di dadaku
langkah semangatku ada di pikiran ku...
debur semangatku ada di sorot mata indahmu
temali semangatku ada di relung hatiku yang tersenyum

Kala kudengar bisik merdumu
kala kau sapa diri yang merindukanmu
aku terperangah dan tersipu
berdegup jantungku serasa terbang melayang

Hentakan untuk terus melangkah maju ...membangunkanku
langkah beratku kian terasa ringan
saat kau rengkuh jemari hatiku di dadamu
saat kau berikan daku semangat untuk bangkit dari rasa lelahku
yang kadang terlena dan terpulaskan oleh rasa malasku yang menari...

Waktu untuk kita berdua terasa makin cepat berlalu
bayang-bayang indahmu terasa samar menghampiriku
memberiku sekutum bunga mawar yang indah menawan
memberiku seulas senyum yang membangkitkan rasa sayangku padamu...

Kini ....rasa itu makin mengkristal dalam diriku
untuk bangkit berdiri dan berlari bersamamu
melewati masa-masa terlenaku
melewati deburan ombak yang menggapai karang yang terjal di laut

Masa kini...adalah masa bersamamu
masa yang indah saat kau memandang diriku
masa yang kunanti saat ku dalam sepi yang terpasung
masa yang bertabur kerlip bintang di angkasa
yang tersenyum...untuk kuraih dan kupersembahkan buatmu ...seorang...

Selasa, 16 Maret 2010

Puisi: Getar Kerinduan

Puisi: Getar Kerinduan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 16 Maret 2010

Kasih,
jangan kau tinggalkan daku dalam kesendirian
jangan pernah berkata ...pergi ...dariku
jangan pernah berlalu dari hati yang merindukanmu
meski kau memintaku ....jangan, kasih...

Aku telah berusaha meraih hatimu
aku telah mengorbankan semuanya untuk dirimu
meski kutahu...kau mungkin tak ingin itu
namun...aku tak bisa hidup tanpa dirimu di sampingku

Sudah kucoba untuk menepi diri ini
sudah ku berusaha untuk menyendiri tanpa dirimu
namun...semuanya sia-sia belaka
bayang indahmu ....selalu mengikuti langkah asaku

Kini...kusadari...
bahwa tanpa dirimu...aku bagai tongkat tanpa pegangan
bagai lidi tanpa tangkai sapunya...
lemah dan tak berdaya
tanpa asa yang berpendar kemilau dalam pijarnya...

Dirimulah...semangatku
dirimulah asa yang kan kuraih di bintang elokku
yang tak kan pernah pudar dalam pendarnya
mengikuti daku ...kemana pun daku berpijak...

Mungkin...dirimu tak menyadarinya...
namun...bila kau rasakan dengan sepenuh hatimu
kan kau rasa ...langkah ini mulai goyah...
tanpa dirimu sebagai tongkat hidupku di sini...

Bila kau telah merasakan rasa ini di hatimu
cobalah untuk mengerti dan memahaminya...
karena ...dikaulah satu-satunya harapan hidupku
tanpa dirimu...aku bukanlah siapa-siapa lagi...

Raih dan peganglah erat jemari tanganku...
jangan lepaskan lagi...
dekap eratlah di dadamu...di hatimu yang terindah
kan kau rasakan...getar-getar kerinduanku ...padamu...

Puisi : Langkah Lirihmu

Puisi: Langkah Lirihmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogpspot.com/
Palangka Raya, 16 Maret 2010

Langkah lirihmu telah membangunkan mimpiku yang terkulai
meraba asa yang terlepas dari relung hati
menguak rasa yang tertatih merintih
meniup jemari hati yang tersedu lelah

Desah nafas menari-nari dalam peluk hangatku
yang tersendiri dalam kesepian yang meradang
menatap binar sang Rembulan yang tersipu
melambai pada sang Pelangi yang terpasung...

Hari-hari berlalu tanpa rintik hujan
detik-detik sang waktu terus berlari kencang
melaju dalam kehampaan yang tak pasti
menggamit ujung pantai yang tak bertepi...

Dinginnya malam terus merasuk dalam jiwa
membekukan mata hati yang terusik letih
terasa sunyi dan senyap
tanpa kepastian yang merasuk sukma

Adakah perasaan ini juga menyelimuti dirimu
adakah rasa yang hilang ini ...tertelan dalam selimut hatimu
mengggugah hati yang tertatih lirih
mengumbar rasa yang pernah lenyap dari asa
menebar kata mesra dalam palung jiwa yang terlena

Dirimu telah menguburkan rasa indahku padamu
telah menutup semua pori rasa asaku yang berlari
mengejar bayang asa yang tak teraih oleh harapan
mengaburkan sang Pelangi dalam kemilau pendarnya...

Jumat, 12 Maret 2010

Puisi: Sepoi angin malam

Puisi: Sepoi angin malam
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 12 Maret 2010


Derai rintik hujan terus mengalir ke bumi
menginjak relung hati yang terpuruk lara
mengintai dalam remangnya pagi yang samar
menyingkap tabir kerinduan yang tergoda

Adakah rintik tangis hati indahmu menggapaiku ?
adakah kata sapamu memanggil namaku...?
yang kudengar hanyalah nafas harum mu yang menghela
memanjakan hari-hari indahku bersamamu...

Sepoi angin malam terus mangalir mengikuti suara merdumu
berhembus lirih dalam kesenyapan nan nyata
dalam bilik dinding yang menguntit rasa sepi
dalam temaramnya sang lilin kecil yang redup bersendi

Inikah rasa yang ingin kau ungkapkan di hatiku ?
inikah perasaan mu padaku ...yang tergapaikan oleh asamu...?
Aku tak mengerti ....
aku juga tak memahamimya....

Biarkanlah sang waktu bercerita sendiri
biarkanlah detak jantung ini berdenyut sendiri
karena hatimu ...untuk siapa...aku sendiri tidak tahu...
entah ...apakah untuk ku ...atau untuk siapa...aku tak tahu...

Jalan ini masih panjang untuk dilalui...
persimpangan ini masih membingungkan untuk dilewati...
biarkanlah sang bayu yang kan menitinya...
biarkanlah rintik hujan terus merintih dalam dinginnya malam...
asalkan dirimu tetap merindu padaku ....yang menunggumu...

Puisi: Mentari pagi kembali berseri

Puisi: Mentari pagi kembali berseri
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 12 Maret 2010


Mentari pagi kembali berseri menatap sang embun pagi
menyeruak di antara dedaunan yang menggeliat risih
membuka nuansa keceriaan yang tergamang
melepas peluh rasa indah yang tersanjung....

Rerumputan kering mulai menguning termakan usia
menyeringai dalam senandung rindu yang terkenang
memacu jemari hati yang tersipu rasa
menorehkan kata kasmaran dalam hati yang terpaut

Bilakah rasa ini terus ada di hatimu
yang kadang meragukan sentuhan lirih dariku
yang terasa lembut saat di sapa
terasa tiada namun...ada...

Benarkan dirimu memang mengharapkanku...
mengharapkan bisik lembutku yang pernah ada di sisimu
yang pernah kau talikan dalam tautan rasa mesramu
yang luruh dalam rasa rindu yang tak bergeming...

Semburat langit yang berwarna jingga telah merayumu
menggoda rasa di hatimu yang tersipu malu
mengenang akan keindahan yang pernah kita raih bersama
dalam keheningan rintik hujan yang mengguyur basah....

Kerinduan ini semakin lama...semakin membuyarkan lamunanku
menguat dan menekan relung dinding hatiku yang merintih
meniadakan rasa luruh dan gundah yang pernah ada
mengubah menjadi rasa indah yang tergapaikan oleh asa yang membias....

Kamis, 11 Maret 2010

Puisi: Dalam dekap asaku

Puisi: Dalam dekap asaku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 12 Maret 2010


Sapa ramahmu telah menghentikan gejolak jiwaku
sapa senyummu telah meruntuhkan keegoisanku yang menderu
luluh lantak dalam deburan ombak yang berlari ke pantai
menghentikan jejak langkahku yang berjalan ke arahmu

Dulu...kupikir dirimu tak peduli padaku
dulu ...kurasakan ...tak ada sentuhan lembut di jemarimu
dulu...aku hanya merasakan keegoisanmu semata
tanpa rasa kasih dan tanpa rasa sayang ...kepadaku...

Kini...rasa itu telah punah dan tak terjejak lagi
kini...rasa itu menyentuh kalbu keinginanku ...padamu...
rasa yang belum pernah menyentuh relung dinding hatiku
yang selalu menggoreskan pena di hati indahmu...

Mengapa baru sekarang ...kusadari semua itu...
tak kala daku mulai menjauh dari dirimu
tak kala daku mulai melupakan dirimu
yang kini...lahir kembali rasa itu ....terhadapmu...

Apakah ...rasa ini kan abadi selamanya...
ataukah ..hanya sepintas lalu saja...
saat sang bayu berhembus lirih di senja temaram...
saat sang mentari pagi melangkah perlahan ke rerumputan hijau yang mengering...

Mungkinkah...dirimu memang merindukan daku...
atau kah hanya merupakan permainan hatimu kepadaku saja...
yang mendambamu...
yang mengharapmu ...tuk ada disisiku...

Aku tak tahu...
mengapa baru kini kurasakan rasa itu kembali
setelah sekian lama daku menantimu
setelah sekian lama ku berjuang untuk meraih hatimu
yang pernah ada di hatiku yang memujamu...

Baiklah...
biarkanlah sang rembulan terus berpendar dalam keinginan hatinya
biarlah sang bayu terus berlari dalam hembusan lirihnya...
asalkah dirimu masih berharap padaku....ku kan menantimu ...
dalam dekap asaku...yang tersemaikan...

Puisi: Yang merindukanmu

Puisi: Yang merindukanmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 11 Maret 2010


Keheningan hati ini telah merajuk kasih
membelai dalam sinarmu yang kemilau
yang memancarkan kasih dalam rasa sayang
membalut luka hatiku yang terpendam

Rintik hujan di atas rerumputan hijau
telah menggelisahkan rasa rinduku padamu
yang terkejap dalam penantian yang tak bertepi
yang mengharapkan kehadiranmu di relung hatiku
meski sesaat...namun...telah membuat daku tersanjung...

Akankah mendung kan terang kembali
akankah sang rintik hujan kan membias kembali
hanya terpaan sang bayu saja yang kan menjawabnya
dalam gerimisnya penantian yang membara di kalbu

Sepoi-sepoi udara pagi telah membangunkan rasa letihku
membangkitkan kerinduan yang berkelana di peraduan mimpi
mengunci sendi-sendi kehampaan yang tersamar
menguak rasa kangen dihati yang tersemaikan

Mungkinkah dirimu saat ini memandang foto indahku
ataukah sedang menarikan pena yang mengalun sendu
ataukah sedang menyanyikan senandung kerinduan di hati
aku tak tahu....yang kutahu...
hemm....kau tertarik pada gantengnya sang awan di langit

Keindahan yang terpancar dari rona wajahmu
telah melenakan mimpi indahku yang tergapai
yang tak kan dapat kulepaskan dalam diri ini
yang mengharap sentuhan lembut jemarimu yang lentik

Kicau burung di pepohonan rindang ....telah mengusik kesunyian jiwa
menggelitik nuansa alam yang tertawa renyah
menggandeng lengan sang Gunung yang tinggi terjuntai
merengkuh ikan-ikan kecil di laut yang tak bertepi
menyejukkan mata yang terlelap dalam buaian mimpi...

Kerinduan hati ini kan terobati ...
saat kau hadir kembali dalam rengkuhan jiwaku
yang menantimu ....
yang mengharapmu ...
dalam semilirnya sang bayu yang tertawa lirih...

Bilakah kita kan dapat berjumpa lagi, kasih
bilakah kita dapat merengkuh kembali saat bahagia bersama itu
saat kita pernah berdua dalam hangatnya rasa kasmaran yang membalut rindu
saat kita merasakan sentuhan indah yang tersemaikan...

hanya..sang bintang di angkasa yang 'kan menjawabnya...
saat cahayanya yang berkilau ...berpendar bangga...
saat kerlap kerlipnya ...terasa menyentuh di hati indahmu
saat kau bisikkan kata ...aku cinta padamu, kasih...

daku tersanjung...
kan ku bawa rasa ini dalam mimpi indahku tentangmu...
tentang rasa cintamu padaku...
juga tentang canda riamu padaku ....yang merindukanmu....

Puisi: Dikau selalu menghilang

Puisi: Dikau selalu menghilang
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 11 Maret 2010


Langkah perlahan ku terhenti sejenak
saat ku rangkai kata hati yang tak tertaut
terdiam dalam sejuta tatap
terkecap saat jemari hati terkejap lirih

Sejuntai pucuk pinus terus bergoyang pelan
melambai pada pucuk cemara yang tersenyum simpul
berhembus dalam semilirnya sang bayu yang terlena
merunduk pada kidung lelap yang melenakan diri

Mengapa hati ini terus berbisik mesra saat kau ada di depanku
meski ku ragu untuk menyapamu...
namun...hati ini terus berseru memanggil namamu
nama yang indah ...nama yang selalu kurindu saat terlelapku tiba

Rambutmu yang terjurai luruh sebahu
telah merontokkan jantung hatiku yang terpaut
meluruhkan hati yang tegar menantang
membelokkan asa yang nyaris tak tergapai....

Binar bola matamu telah membuatku tak berdaya memandangmu
saat rekah senyummu meluncurkan bisik mesra ke telingaku
memendam rindu yang tersemaikan dalam lara
menggoyangkan rasa 'tuk selalu menatap lembut dirimu

Apakah rasa ini hanya ada pada diriku semata
ataukah ...rasa ini juga ada pada dirimu
yang selalu kupandang dengan harap mesra
yang selalu kunanti dalam temaramnya sang rembulan malam...

Pijar-pijar cahaya sang surya telah menautkan kata hati
'tuk selalu ingin berjumpa dengan mu
namun...waktu seakan tak mau bersahabat denganku...
dikau selalu menghilang...disaat ku merindu padamu...

Rabu, 10 Maret 2010

Puisi: Hati ini kembali bergetar lagi

Puisi: Hati ini kembali bergetar lagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 10 Maret 2010


Senyum mu telah menggoda hatiku...
candamu telah mempesona kalbuku
bisik kata mu telah membias rasa bijak ku
membuat daku merasa tersanjung olehmu...

Janganlah kau puji diriku ini
janganlah kau sanjung jemari hatiku
karena itu kan membuatku terlena ...
dan ....sulit 'tuk bisa berlari lincah lagi...

Biarlah diri ini seperti apa adanya...
tanpa kata lirih atau tanpa angka yang rumit...
karena semua itu 'kan membuatku makin jauh
dari angan dan mimpi indahku yang membayang...

Lihatlah Kupu-kupu yang terbang di taman hatiku ini
bebas melayang kemana dia suka
hinggap di ranting dedaunan yang menghijau
atau pada bunga yang sedang bermekaran....
semua itu ...terasa indah dan menyejukkan hati

Lalu mengapa dikau mendekati rasa ini ....
rasa yang pernah luluh dalam asa yang terabaikan
rasa yang pernah pudar dalam warna yang kemilau
hanya karena ....asa yang tak tergapai...

Mungkinkah...dikau kan dapat mengobatinya...
menyembuhkan luka di hati yang pernah pupus...?
yang tanpa gairah dan angan yang melayang...?
yang terasa terhenti dalam langkah yang membuyar...

Entahlah...diri ini terasa sepi dan hening...
terasa lirih dalam canda...
terasa diam dalam tawa....
menepi ...dan tak berujung langkah lagi...

Namun...semua itu ...kini sirna dalam sorot tajam bola matamu yang indah
bagaikan embun pagi yang pudar saat sang mentari pagi terbit merayap
saat kau hadir dalam diri yang membias ini
membuat daku bangkit dan tersenyum indah kembali...bersamamu...

Hati ini kembali bergetar lagi...
saat kau lirik senyum elok ku ...
yang pernah hilang dalam remangnya cahaya hati
yang pernah tergadai dalam langkah lariku yang tertatih...

Kini...senyum itu kembali berpendar...
kembali bercahaya...
seperti saat sang Pelangi tersenyum kemilau
dengan aneka warnanya yang menyilaukan hati yang mendamba belaianmu...

Puisi: Dalam kebahagiaan yang menerpa

Puisi: Dalam kebahagiaan yang menerpa
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 10 Maret 2010

Salam rindumu telah kuterima dengan suka cita
salam kangenmu telah kuabadikan di hati indahku
salam jumpa mu telah kusentuhkan dengan senyum ceriaku
semuanya telah kuterima dengan hati yang tersemai...

Aku tak tahu kalau kau ada di ujung jalan ini
aku juga tak mengerti ...mengapa daku ada di persimpangan hati
apakah karena daku pernah bertemu dengan mu....
ataukah ...karena sang waktu yang memberiku kesempatan kedua....

Malam semakin larut terbenam dalam redupnya sang lilin kecil
membayang asa yang pernah tersentuh dalam kerinduan yang merapuh
menenggelamkan rasa indah yang pernah ada di hati yang terelok
mempesona sang dewi malam yang terlelap dalam singgasananya yang menebar

Apakah diri ini masih ada di hatimu yang merenda...
apakah rasa rindu ini masih tersimpan erat dalam peluk hangatmu
yang merengkuh dalam titian yang tergelar asa yang lirih
yang kadang tersamar dan tak terlihat dalam redupnya sang lilin kemilau...

Memang daku merasakan sentuhan mu yang membias rasa
namun...sentuhan yang berulang itu masih terasa getir di dada
belum terasa hangat dalam relung hatiku...
masih hampa dan tertutup kabut yang menebar senyum ragu....

Senandung irama yang kudengar amat merdu di telingaku
telah membangkitkan rasa rinduku ...kepadamu...
yang terasa makin menghimpit dalam kesenduan yang menepi
menepis rasa ingin untuk melangkah ke arahmu ...yang menantiku
dalam gerimisnya sang hujan yang menebar senyum dingin di kalbu...

Jamariku terus bermain goresan tuts komputer dalam ranah jiwa yang menggebu
menorehkan kata indah untuk dirimu yang jauh di sana
melukiskan senandung cinta yang tercermin asa di hati
yang memeluk rasa ingin ....'tuk bertemu pujaan hati di tambatan kasmaran...
yang merasuk jiwa ...dalam kebahagiaan yang menerpa....

Senin, 08 Maret 2010

Puisi: Terus berpijar kemilau untukmu

Puisi: Terus berpijar kemilau untukmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 09 Maret 2010

Langkah-langkah kecilmu telah menarik hatiku
langkah-langkah ringanmu telah mempesona diriku
merajut tali kasmaran yang terbangun karenamu
mempesona jiwa dan ragaku tuk selalu bermimpi tentangmu

Tutur katamu terasa amat menyentuh hatiku...
sopan dan penuh kehormatan
menghargai diriku dalam pesonamu
yang merengkuhku dalam peluk hangatmu yang tersemai...

Baru kali ini kusadari
betapa kau amat mencintaiku
betapa kau amat peduli padaku
membisikkan kata mesra dalam setiap mimpiku yang tergerai...

Pesona mata hatimu telah menghapuskan lukaku
telah mengobati rasa lelahku yang terdera
membangkitkan rasa rinduku kepadamu...
yang kini berada jauh dariku...
namun...tetap dekat di hati dan gaungku...

Semua keinginanmu akan kuresapkan dalam kalbuku
akan kubuktikan ...bahwa aku bisa memenuhinya
tunggulah, kasihku...
nantikanlah daku dalam relung detak jantungmu
bahwa aku telah berteman dengan sang waktu yang berpendar...

Hanya satu pintaku...kepadamu...
kenanglah daku selamanya...
peliharalah sang bintang yang berkelip di langit
agar terus berpijar kemilau untukmu... yang selalu kusayang...

Puisi: Aku bermimpi tentangmu

Puisi: Aku bermimpi tentangmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 09 Maret 2010

Semalam aku bermimpi tentangmu
bermimpi bahwa kau kan meninggalkanku
aku terbangun karenanya
dan aku jadi termangu menatap sang dewi malam...

janganlah mimpi ini jadi kenyataan, kasih
aku tak ingin kau pergi dariku
meski sekejap pun
aku tak ingin ini terjadi pada kita...

Kuingin kau selalu disampingku
merengkuhku...
memelukku...
membelai rasa indah hatiku

Kuingin mimpi yang indah darimu
mimpi tentang kecintaanmu padaku
mimpi tentang kebanggaanmu padaku
tentang rasa indahmu...saat memandangku...

Biarkanlah...angin berlalu darimu...meski perlahan...
biarkanlah sang awan tersenyum indah padamu...
namun...jangan pedulikan mereka semuanya...
tetapi... pedulikanlah hanya padaku saja...hanya diriku seorang...

Ku tak ingin ada ranting dan dahan yang menyentuhmu
ku tak ingin ada kumbang lain yang ingin merengkuh kuntum mu...
kau adalah milikku seorang...
yang kan menjaga dan menyayangimu ...selamanya...

Tersenyumlah padaku, kasih...
biar daku merasa... bahwa senyum indahmu hanya untuk ku seorang...
bukan untuk yang lainnya...yang mendambamu...
karena ...aku ada...hanya untukmu...bungaku yang kucinta...

Puisi: Hapuslah air matamu

Puisi: Hapuslah air matamu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 09 Maret 2010

Hapuslah air matamu yang menetes di pipimu
janganlah kau bersedih lagi
tataplah mataku yang memancar dalam relung hatimu
dekaplah daku...erat-erat...agar kau merasakan hangatnya hatiku

aku tak kan pernah meninggalkanmu, kasih
aku tak kan pernah melupakanmu
aku berjanji ...padamu
ku tak kan pernah menduakan dirimu

Usaplah semua rasa sedih di hatimu
mekarkanlah bungamu yang indah di hatimu
agar daku bisa menyirami dengan air mata kerinduanku
dan kan ku pupuk dengan segala prestasi dan kebanggaanku ...padamu

Remaslah jemari tanganku ini....
agar dapat kau rasakan ...getar nada asmaraku
agar dapat kau sentuh jiwa kalbuku yang mencintaimu
semua itu hanya kuperuntukkan untukmu seorang, kasihku...

Lihatlah sang Pelangi yang berpendar di angkasa
warnanya beraneka warna...
memancarkan kemilau yang mempesona hati
seperti diriku yang akan selalu mempesona dirimu
di hatimu yang kan bangga padaku...karena kemilauku...

Lihatlah burung Camar yang terbang di pantai yang luas
terbang melayang mencari asa diri yang tergapaikan
mencari rasa cita yang ingin direngkuhnya
dalam diri hati yang merindukan kasihnya...

Diri ini pun...amat menyayangimu...
amat mengharapkanmu
agar dirimu selalu setia padaku
selalu merengkuh dan memeluk erat hatiku yang hanya untukmu
hingga akhir waktu yang kan datang....

Minggu, 07 Maret 2010

Puisi: Lelah hati ini

Puisi: Lelah hati ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogpspot.com/
Palangka Raya, 08 Maret 2010


Lelah hati ini mengikuti keinginanmu….
Letih langkah ini dalam mengikuti larimu
Terlalu pening daku memikirkan semua ini
Terasa berputar roda dunia ini ….saat kumengenangmu….

Entah mengapa kau nampak egois dalam mengatur langkah hidupku
Entah mengapa kau begitu khawatir akan kehilangan diriku
Padahal aku tak sekhawatir dirimu
Yang selalu merindukan ku ….

Hilangkanlah langkah tergesamu
Istirahatlah sejenak dari rasa kerinduanmu…
Tataplah bola mataku dengan tulus
Kan kau temukan rasa cintaku padamu….

Aku sudah terlalu lama menunggu dalam diam
Aku sudah merasa letih untuk berlari mengejarmu
Biarkanlah daku sejenak istirahat dari rasa perihku
Memikirkan bebatuan yang berlobang dan tumpul di depanku

Mungkin…ini adalah sesuatu yang pernah terabaikan dalam diri
Pernah terlupakan dalam mimpi indahmu
Yang kini terkuak dalam bayang kehampaan yang membias
Menerpa relung hati yang tersemaikan diri….

Biarkan lah daku merenungi diri
Biarkan lah daku berlalu dari sang angin yang semilir
Namun…jangan lupakan daku
Yang pernah menyentuhmu dalam sejuta rasa indahku….

Sabtu, 06 Maret 2010

Puisi: Keharmonisan Cinta

Puisi: Keharmonisan Cinta
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogpspot.com/
Palangka Raya, 07 Maret 2010

Sejenak ku rebahkan badanku di peraduanku
memangku badan yang terasa letih dan lelah
menatap langit atap yang diam membisu
menembus batas asa yang terus berlari

Bayang indahmu terus menggelitik relung kalbuku
mengajakku 'tuk menari bersama
menggandeng lenganku yang kekar bersamamu
melantai bersama dalam irama yang sentimentil

Senandung lagu kasmaran telah menyelimuti ruang hatiku
memeluk hangat rinduku padamu
yang menatapku dengan kelembutan yang merona
membuatku semakin sayang padamu....

Detak-detak denting jarum jam terus bersahutan
turut menari mengikuti alur nada yang berayun
saling bergandengan tangan ...'tuk melantai bersama
dalam nuansa syahdu yang harmonis lestari....

Senyummu menggodaku untuk terus mengikuti langkah ringanmu
mengajak seisi ruang turut bergembira bersama
merengkuh sang pena dan tuts komputer bersenandung riang
menikmati nuansa irama indah yang mengalun merdu di hatiku

Alangkah eloknya rasa ini ...bila selalu bersamamu
memandang sang Pelangi yang terus melambung tinggi
mengujungi sang Gunung dan sang Bukit yang tersenyum ceria
menggapai lembah ngarai dan sungai yang mengalir berkelok
indah dan sangat indah untuk diimpikan....

Kegembiraan ini ...kuharapkan tak kan pudar dalam langkah sang waktu
tetap bersemangat untuk terus mendampingimu bermimpi
mimpi tentang keindahan kita....
tentang keharmonisan cinta kita ....yang berpadu...
dalam keceriaan yang menggelayut mesra di sisiku...

Puisi: Ku 'kan menunggu dirimu

Puisi: Ku 'kan menunggu dirimu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogpspot.com/
Palangka Raya, 07 Maret 2010


Ku 'kan menunggu dirimu ...
di sela sang angin yang bertiup lembut
menatap binar sang Pelangi dalam kemilaunya
merengkuh kebebasan untuk memandang wajahmu yang ayu

Tersirat wajah elok dalam relung hatiku yang menepi
mencari ujung asa yang berpendar di lengan sang awan
menanti di hamparan rerumputan yang menghijau lumut
menerawang jauh ke depan...ke dinding hatimu yang tersipu

Jangan kau padamkan nyala lilin yang redup ini, kasih
meski ku harus menunggu dalam keheningan yang mendera
aku tak kan pergi meninggalkanmu dalam kesendirian
ku kan tetap menjaga mu ...agar nyala lilin tetap berpijar

Meski ku harus mengorbankan sang waktu yang menggodaku
meski ku harus meratap pilu dalam kesenyapan yang menggelora
namun...nyala hatiku tetap lah untukmu seorang...
yang selalu kunanti dalam penantianku yang berharap...

Entah sudah berapa jauh ku melangkah ke arahmu
entah sudah berapa kali ku sebut namamu...
namun...keheningan tetap menemaniku dalam sepi
memancarkan cahaya kemilau yang menggores pena hatiku

Ku kan menunggumu...
meski usia terus bertambah menerpaku
meratap dalam kebekuan yang menggebu
namun...aku kan tetap menantimu....

Aku percaya dan yakin...
suatu ketika ...kau kan mengerti tentang aku
memahami tentang pendirianku
tentang rasa sayang ku yang menggelora untuk mu ...
hingga akhir waktu...yang kan tergapai...

Puisi: Mungkin esok atau lusa

Puisi: Mungkin esok atau lusa
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 06 Maret 2010


Sayang....
aku menyukai saat-saat seperti ini ...
duduk berdua denganmu....
berbincang dan bercanda bersama
saling menggoda dan saling memandang ...mempesona...

Adakah waktu untuk kita berdua ...
waktu yang hanya diperuntukkan buat kita...
waktu yang indah dan tak ingin kupercepat
waktu yang kuingin lambat berjalan...agar daku dapat memandangmu...

Seringkali ku ingin mengatakan kepadamu...
bahwa aku cinta padamu...
namun...aku tak kuasa untuk mengungkapkannya...
karena ada rasa yang anggun di rona wajahmu...
aku takut...kau tak menerima cintaku...

Kubiarkan saja ...waktu terus berlalu...
menghilang dan lenyap begitu saja...
tanpa ada kesan darimu tentangku...
padahal di binar matamu...kulihat suatu keinginan darimu untuk ku...
namun...aku tak mempedulikannya....

Terus terang kuakui sejujurnya...
telah lama kupendam rasa rindu ini padamu ...
namun... aku takut...kau tak merindukanku...
sehingga daku hanya bisa berdiam diri dalam heningnya malam....

Mungkin sang waktu belum berpihak padaku...
masih ada kabut yang menutup pilar-pilar hatiku
yang tak tercurahkan dalam kosa kataku yang rapuh...
yang menggenggam jemari hatiku yang membeku...

Kapankah sang waktu dapat menjadi sahabatku...
yang kan kuungkap rasa hati ini kepadamu...
yang kuharapkan kau mau menerima cintaku....
meski ...mungkin ...kau tak mengharapkanku...
namun...kan kukatakan jua...meski pedih di hati...

hanya sang waktu yang kan membimbingku ....
kapan daku dapat mengutarakannya padamu...
dalam nuansa kedamaian yang menyejukkan hati...
aku belum tahu...mungkin esok atau lusa...
saat dikau terpana memandangku yang berbinar ....

Jumat, 05 Maret 2010

Puisi: Sang waktu yang 'kan menjawabnya

Puisi: Sang waktu yang 'kan menjawabnya
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 06 Maret 2010


Seuntai harapan terus menyala dalam lentera hatiku
menggapai setitik nyala api kerinduan yang membara
mengusap kelembutan rona wajah yang rupawan
menyentuh hati indah yang tertutup kabut keanggunan

Kisi-kisi lubang kerinduan terus membuka hatiku
menerobos pori-pori asa yang memanggil namaku
melangkah perlahan dalam perjalanan panjang sang waktu
melantunkan senandung kasmaran yang indah mempesona...

Kehadiranmu dalam bayang mimpiku telah merenggut keterpanaanku
membuatku terdiam...hening dalam kesenyapan...
memandangmu tanpa bisik lembut sang awan putih
yang terbawa perasaan 'tuk tetap mendampingimu....

Bunga-bunga bermekaran ....mewangi dalam taman hati
merengkuh jemari yang kokoh untuk memetiknya
membawanya dalam pangkuan rasa indah
yang menyayangi dan melindunginya ...dalam segala cuaca...

Sesosok bayang bidadari turun dari atas awan yang berarak...
bernyanyi sendu dalam temaramnya sang rembulan yang berkabut
menantikan sang kekasih dalam perantauan yang terlelap
berharap...kapankah dia dapat bersatu kembali dalam peluk hangatnya....

Suara senandung alam mengalun lirih dan membahana...
menggema dalam puncak-puncak bukit dan gunung yang tinggi
terbawa arus sungai dan ngarai yang terbentang luas...
memancarkan cahaya mentari pagi yang menyilaukan...
menatap sang kekasih dalam bayang cermin air di kolam yang tergenang...

Hati terasa beku saat kedinginan sang rintik hujan mulai menggeser alam...
menandai hati yang terasa berat ditinggal sang kekasih...
dalam pencarian makna kehidupan yang tak kenal lelah...
menggugah semangat untuk terus bertahan dalam kesenyapan diri...
yang terus menggantung dalam peluk hangat sang bidadari yang menawan...

Akankah sang hujan yang dingin 'kan berganti baju kesejukan...
agar sang bidadari dapat tersenyum kembali pada sang kekasih...
yang melambai dan tersenyum indah padanya...
dalam penantian yang merindu lelah...

Hanya sang waktu lah yang 'kan menjawabnya
dengan senyum indahnya yang mempesona....

Puisi: Kepenatan tak terasa lagi

Puisi: Kepenatan tak terasa lagi
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 06 Maret 2010


Angin malam telah lelah berpijar
letih dalam mengejar sang udara yang membias
yang tak kan pernah usai dalam berlari
mengejar sang waktu yang terus melaju....

Keheningan terasa indah saat dirasa
kesenyapan terasa syahdu saat di nikmati
sunyi dan sepi...
melahirkan karya-karya ku yang terindah....

Kepenatan tak terasa lagi
kelelahan tak kupedulikan lagi
yang ada hanyalah berkarya
dan menggoreskan pena ku yang terbaik...

Kunikmati rasa sepi ini...
kunikmati rasa indah ini...
tanpa ada rasa sesal di hati
tanpa ada rasa ingin berdiam diri...

Angin berhembus sepoi membasahi rongga dadaku
mengusap jemariku 'tuk menulis lagi...
menghasilkan karya indahku
meski sesaat terasa hampa....

Kutorehkan garis-garis mendatar...
kadang-kadang melengkung....
kadang-kadang membulat ...
kadang pula lurus... mengalir ....mencair...

Indah dan sangat indah...
menatap sang Pelangi dan sang Bintang di langit
bagaikan mimpi di siang hari
tanpa ada rasa terkejap di hati...
berpendar dalam pijaran sang Mentari pagi yang tersenyum indah...

Puisi: Aku cinta padamu

Puisi: Aku cinta padamu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogpspot.com/
Palangka Raya, 06 Maret 2010


Kunikmati rasa perih ini ...
kurasakan rasa pedih ini ...
betapa aku telah mengabaikan dirimu
yang ternyata kau adalah belahan hatiku...
yang merinduku tanpa kuketahui....

Kupikir dirimu telah melupakan daku
kukira dirimu tak lagi menyentuh kalbuku
ternyata ....selama ini...kau hanya diam membisu
menikmati rasa indahku yang kau rasakan...

Seandainya ada kesempatan kedua bagiku...
kan kurengkuh rasa inginku untuk mu...
kan kuraih rasa harapku untuk mu di sini...
namun...apakah masih ada kesempatan kedua untuk ku....

Angan dan khayalku adalah mimpi indahku...
yang tak kan mungkin kugadaikan dalam hidupku
terasa harapan makin menjauh dariku
tanpa dirimu di sisiku yang mendambamu....

Mungkin...ini adalah rasa kangenku padamu...
yang tak kupungkiri ada di relung hatiku
yang saat ini bergejolak dalam diri
menggapai dan membias dalam rasa indahku...

Mungkin suatu saat kau kan tahu...
betapa aku amat mengharapmu 'tuk kembali lagi
bersamaku...merajut tali asmara di sini
yang pernah ada dalam bingkai kanvas penaku
yang terurai indah di pelupuk mataku....

Tarian penaku seakan mengajakku 'tuk menemuimu
dalam bayang awan dan langit kemilau yang indah
yang mempesona dalam goresan penaku yang berlari
membentuk kalimat indah untukmu....aku cinta padamu...

Puisi: C i n t a

Puisi: Cinta
oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 06 Maret 2010


Kutuliskan cerita indah tentang cinta
cinta yang tak pernah mengenal kata menyerah
pada sang waktu dan pada sang keadaan
yang menjadikan cinta sesuatu yang indah

Cinta ada pada situasi yang tepat
terdapat di hati yang dilanda kerinduan
rindu akan seseorang yang diimpikannya
yang jauh di mata ....dekat di hati....

Cinta akan tetap berpendar
dan tak kan pernah pudar oleh sang waktu
saat cinta terpelihara dengan damai
di pupuk dengan air mata dan jiwa yang suci

Cinta suci hanya ada satu kali saja
dan tak kan pernah terjadi dua kali
pada satu orang
pada satu hati

Kalau pun ada dua kali...
itu bukan cinta sejati
namun bayang cinta sejati
yang lahir kembali saat teringat cinta sejatinya

Cinta tak kan kenal batas usia
tua ...muda...kanak-kanak...
semua pernah merasakannya...
cinta adalah sesuatu yang indah...
yang bisa dirasakan...namun tak bisa disentuh...

Cinta terkait dengan rasa ingin memiliki
karena cinta berkaitan dengan rasa ingin merengkuh
rasa yang dimiliki oleh setiap hati yang elok
yang memiliki rasa sentimentil dan kecemburuan
namun cemburu yang penuh dengan kehormatan dan bermartabat

Cinta ada ...tak kala mata berpadu ...
cinta ada ...tak kala kekaguman terkuak...
cinta ada ...tak kala bayang mimpi terlahir ....
cinta ada...saat kau dan aku saling tersentuh rasa ingin...

Cinta ...janganlah lari dari hati
karena cinta merupakan belahan jiwa
yang memberi semangat tinggi
yang memberi rasa kasih dan sayang
yang tak kan pudar oleh sang waktu yang berpendar...

Puisi: Burung Pipiet beterbangan

Puisi: Burung Pipiet beterbangan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 05 Maret 2010


Burung Pipiet beterbangan dengan lincahnya...
menapak satu dua langkah dalam gerak kecilnya...
mencari aneka makanan dan mainan yang kemilau
menapak langkah anggun....mencari asa yang beterbaran di bumi...

Kicau merdunya telah menepis rasa ragu yang mendera
melantunkan senandung kehidupan yang ceria
menggapai relung-relung semangatnya yang menyala
'tuk anak istrinya yang menanti di rumah....

Kepak-kepak sayap telah menghantarkan semangat hidupnya
mencari kelangsungan hidup yang tergores rasa
mencari asa yang tak kan pernah lenyap dari sisinya...
'tuk masa depan anak cucunya yang bercicit di kehampaan udara...

Lambaian sang bayu mengantar rasa letih dalam nafasnya...
untuk sejenak melepas lelah di dahan yang tergapai
memandang sang rerumputan hijau yang tersenyum padanya...
dan mendengarkan nyanyian merdu sang bunga Mawar di kejauhan...

Hidup terasa indah dan nikmat...
apabila didasari oleh rasa yang indah...
yang tak kan pernah pudar dari rasa semangat hidup yang berkobar
berkawan dengan sang awan dan udara yang terbentang di langit...

Sang burung Pipiet terbang menerawang di angkasa raya...
berkawan dengan sang kumbang dan burung Sriti yang bahagia...
yang tersenyum ceria pada sang Pelangi yang berpendar...memukau
menapak langkah-langkah kelembutan yang tersentuh rasa elok...
Puisi: Hanya kau dan aku yang tahu
Oleh : Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 05 Maret 2010


Senandung rindu mu telah kudengarkan ...
senandung canda tawamu telah kau lantunkan...
aku senang mendengarnya...
aku bahagia bisa merasakannya....

Angin yang berhembus telah mengantarmu kemari...
menyentuh rasa kangenku padamu...
telah merengkuh rasa kalbuku yang menggelora...
merasakan kehadiranmu yang lembut dalam dekap peluk ku....

Sentuhan rasa yang kau taburkan ke hatiku...
telah menghapus rasa kangenku yang bertahun kudera...
telah melenyapkan rasa sepi yang menghantuiku selama ini...
berganti menjadi rasa bahagia yang berkepanjangan....

Hari demi hari kulalui dengan rasa kejenuhan yang mengipas...
kabut-kabut aneka warna telah menutup rongga-rongga kerinduanku
menepis rasa sayangku padamu yang jauh di sana...
kini ...kabut itu telah lenyap ....bersama kedatanganmu di hatiku...

Desah suaramu yang merdu dan mendayu...
telah melanglang buana ku untuk selalu bersandar ke bahumu
menatap lembut rona wajahmu yang adem ayem...
yang tersenyum dalam binarnya sang rembulan yang berpijar...

Rambutmu yang terurai sebahu ...
telah meluluhlantakan sepoi angin yang bergegas pergi...
meninggalkan kenangan lama yang pernah terabaikan...
melahirkan rasa baru yang membuatku makin sayang padamu....

Entah sampai kapan aku bisa berharap darimu lagi...
untuk kembali ke pangkuanku ...
untuk bercanda ria bersamamu lagi...
seperti hari kemarin...yang terindah dalam hidupku...
hanya kau dan aku yang tahu...

Kamis, 04 Maret 2010

Puisi: Butir-butir air hujan

Puisi: Butir-butir air hujan
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 04 Maret 2010

Butir-butir air hujan melepas lelah di pundakku
menggeliat dan merengkuh kepenatanku
memandang sang embun yang tersiram hangatnya mentari pagi
yang terbit untuk tersenyum indah padaku...yang berdiri terpana...

Pucuk pohon Pinus terus bergoyang lembut...
melambai pada sang awan yang mengangguk pelan
perlahan namun pasti...sang Mentari berpijar luruh
melewati sang bayu yang berdesir lirih di lengannya....

Burung Bangau hinggap di petak sawah yang menguning...
mencari sang ikan dan katak yang bercanda ria
menanti sang hujan turun ke bumi....
melepas lelah dalam perjalanan panjang yang menderu...

Kumohon kepadamu....
ingatlah daku selalu...seutuhnya...
dalam tidur dan bangunmu...
dalam denting-denting nada kerinduan yang mengusap lembut kalbumu

Malam terasa panjang tanpa bayang indahmu...
terasa menyiksa di dinding hatiku yang mengukir namamu
tergores rasa ingin bertemu dengan dirimu lagi...
meski telah kutahan rasa ini...menantimu dalam redupnya sang angin malam...

Aku tak tahu...
bagaimana dirimu kini...
apakah juga merindukan diriku
atau ...malah melupakan diriku yang jauh darimu...

Yang kutahu...
hatiku selalu memanggil namamu
saat daku lelah...
saat daku termenung...lirih...

Puisi: Tiada Mawar lain

Puisi: Tiada Mawar lain
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 04 Maret 2010

Setiap kali kita bertemu...
mengapa harus selalu ada pertengkaran
mengapa harus selalu ada tangis di dada
mengapa harus ada kesedihan di relung hati
Bilakah semua itu bisa dihindari....

Sadarlah kasih...
diri ini tak kan menduakan dirimu
diri ini selalu tersenyum hanya untukmu...
mengapa dikau selalu berkata yang tidak ada....

Janganlah berita angin yang mendesir kau tanggapi...
janganlah segala sesuatu harus diselesaikan dengan hati yang tertutup...
bukalah wacanamu dan pandanglah langit yang biru di atas sana...
kan kau lihat...betapa sang Pelangi indah tersenyum mesra padamu....

Buatlah rasa diri ini nyaman bersamamu
buatlah daku selalu merindukan hatimu yang indah
janganlah membuat noda yang membuatku berkerut
tataplah bola mataku ini ...adakah Mawar lain di hati elok ku...?

Aku hanya memintamu untuk selalu bersabar
selalu tenang dan tenang...
jangan semua nada merdu diterima dengan hati yang bergejolak
lihatlah burung Camar yang terbang di awan...begitu indah...

Sudah berpuluh kali ...telah kukatan kepadamu...
bahwa aku ada ...hanya untuk dirimu saja...
tiada lagi Mawar lain yang kan mendampingiku
selain Mawar dari hatimu yang terindah untuk ku
yang selalu kusiram dengan air kerinduanku ...untuk mu...

Rabu, 03 Maret 2010

Puisi: Memendam rasa rindu padamu

Puisi: Memendam rasa rindu padamu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 04 Maret 2010


Dalam temaramnya lampu lilin yang menyala redup ini...
kutorehkan tekadku untuk mendapatkan cintamu yang elok...
sebuah keinginan yang luhur dan tulus dari hatiku
yang tak kan tersampirkan dalam angan bayang mimpiku...

Sudah lama daku memendam rasa rindu ini ....padamu...
yang tak kan kau sangka dalam remangnya hatiku yang luruh
yang tak kau duga dalam sifatku yang selalu mengalah padamu
tersimpan rasa ingin memilikimu yang terindah di kalbuku...

Kan kubuktikan kepadamu...
bahwa aku tak kan mengalah pada keadaan ku yang lirih
tak kan menyerah pada suara angin yang menggoyang luluh...
yang akhirnya...'kan membuatmu tersenyum bangga padaku ...

Bagiku...kau adalah emas permataku yang tersimpan di hati indahku
yang kan kupelihara dan kujaga dengan segala kehormatanku
agar daun dan rantingmu tetap terlihat segar menghijau...
sehingga bungamu tetap mekar dan mewangi di hatiku yang mendambamu...

Keinginanku ini...tidaklah terlalu muluk...
keinginan yang wajar dari seorang lelaki yang ingin mendampingimu
yang selalu bersedia bersamamu selamanya...
tanpa pamrih ...hanya untuk satu kata indah saja...aku cinta padamu...

Aku tak tahu...
apakah kau mencintaiku atau ...tidak...
namun...daku bertekad untuk selalu menjagamu...
meski kau hanya ada dalam bayang mimpiku yang tersemaikan...

Puisi: Hanya satu pintaku

Puisi: Hanya satu pintaku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 03 Maret 2010


Sayangku...
hapuslah airmata mu yang mengalir di pipimu...
air mata yang membuat diriku tertekan...
air mata yang membuatku makin sayang padamu...
sudahlah...jangan menangis lagi...

Kau adalah satu jiwaku yang ada di hatiku
yang tak kan mungkin kutinggalkan dalam langkahku
langkah yang membuat daku makin bangga...
langkah yang menyertaimu ...kemana pun dikau melangkah...

Rasa sayangku mengalahkan rasa rinduku padamu...
yang tak kan pernah ada rasa ragu lagi...
yang tak kan pernah tergadaikan...
karena rasa cintaku sudah bulat...hanya kepadamu...seorang...

Janganlah kau ragu dan khawatir lagi...
hati ini sudah kuikat di langit tertinggi
yang tak kan mungkin terlepas atau terjatuh...
karena sudah kuikat dengan tali dan benang asmara yang membara....

Biarlah angin terus bertiup hingga lelah...
biarlah sang hujan turun ke tanah yang tandus yang gersang...
namun...jangan lah ...awan cinta ini pudar dari relung hatimu...
yang selalu kudamba dalam angan dan mimpiku yang indah...

Aku ada...adalah untuk dirimu...
dan kau pun ada...hanya untuk cintaku ...
jadi...pautkan hati yang indah ini ke rajutan cintamu...
yang abadi selamanya....

Hanya satu pintaku...
siramilah hati indah ini di taman bungamu...
dan pupuklah dengan rasa kasih sayangmu yang elok
agar hati ini selalu mewangi di lubuk hatimu yang anggun...

Puisi: Simpanlah rasa indah ini

Puisi: Simpanlah rasa indah ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 03 Maret 2010

Kasih....
aku sudah mengerti akan isi hatimu
akan perasaanmu padaku...
yang tak kan mungkin aku hiraukan...
karena dirimu adalah cermin sosok hidupku....

Dulu...
aku tak mengenalmu
aku tak mengetahui siapa dirimu...
yang kutahu...kau adalah wanita yang kukenal...

Kini...
aku semakin mengetahui dirimu...
dan aku merasa ....aku belum terlambat untuk lebih mengenalmu
meski sang waktu telah berlari terlebih dahulu....
namun...aku tak menyesali...karena sang waktu kan terkejar jua olehku...

Saat kini...
aku makin sayang padamu...
makin mencintai dirimu...
meski kita saling berjauhan adanya...

Mungkin...
suatu saat kita kan bertemu lagi...
dalam nuansa yang lebih merdu dan romantis...
seperti yang kita harapkan bersama....

Yang kuinginkan darimu...
ingatlah selalu diriku...
pegang eratlah rasa setiaku padamu...
karena kau ...adalah belahan hatiku...

Jangan sia-siakan cintaku padamu...
karena ....tak kan terulang lagi kata ini padamu...
pahamilah diriku....
pedulikanlah daku....

Kasih...
bagiku...kau adalah berlian ku
yang tak kan kuperolah dengan mudah...
yang kuraih dengan air mata dan pengorbanan...
yang tak kan pernah ternilai harganya...

Simpanlah rasa indah di hatiku ini dalam rasa rindumu...
sebagai ungkapan hatiku yang terdalam...
yang lahir dari relung hatiku yang terindah...
yang tercermin dari rasa sayangku padamu....

Selasa, 02 Maret 2010

Puisi: Pintaku

Puisi: Pintaku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 01 Maret 2010

Kepadamu ku meminta....
dekatlah padaku...
jangan jauh dariku...
karena aku membutuhkanmu....

hanya kepadamu aku ingin menyandarkan hati yang lelah ini
karenamu...aku selalu ingin memberikan yang terbaik
memberikan seluruh jiwa ragaku untukmu...
yang selalu merindukanmu ...mendambamu....

Bagiku...kau adalah semangatku
cahaya kemilau ku
yang selalu berpendar di hatiku
yang selalu memberikan warna indah di hidupku yang elok...

Kaulah angin semilirku yang selalu merengkuhku...
yang selalu peduli dan memperhatikan diriku...
yang selalu menatap wajah ceriaku...
Pintaku.... aku ingin kau selalu berpijar untuk ku...

Hidupku semakin indah dengan kehadiranmu
selalu penuh dengan aneka bunga yang mekar
penuh dengan harapan dan angan yang melayang
membuatku makin sayang padamu....

Aku selalu bahagia bila bersamamu...
yang tak kan pernah kuperoleh sebelumnya...
hanya satu pintaku ...padamu...
jangan tinggalkan daku...belahan hatimu...

Senin, 01 Maret 2010

Puisi: Cinta yang berpendar

Puisi: Cinta yang berpendar
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Palangka Raya, 01 Maret 2010


Sejak kubertemu denganmu....
saat itu sontak mata hatiku tertuju kearahmu
mata batinku hanya terfocus pada sorot matamu
yang lembut dan menawan hatiku

Engkau lebih muda dariku
namun sikap dan kepribadianmu sudah dewasa
membuat aku terpesona olehmu
yang membuat pintu hatiku terketuk membukanya....

Sosok dirimu yang ramah dan cantik
membuat hatiku tak tenang dalam diam
membuka jendela kerinduanku yang pernah tertutup kabut putih
kini mulai bergetar ...membuka...meski perlahan

Entah mengapa...sejak kehadiranmu kemarin....
aku tak bisa terlelap dalam mimpi indahku
meski sang mentari pagi tersenyum indah padaku
membuat sang rembulan cemburu pada sang awan putih

Kini...angin kasmaran mulai menghinggapi relung hatiku
yang lama tertutup oleh kabut salju yang putih merona
mulai melangkah perlahan...membuka diri...
merengkuh hangatnya mentari pagi yang memancar kemilau

Aku hanya berharap...
dirimu mau mengerti akan isi hatiku yang mulai tercurah
menanti rintik hujan kerinduan yang memendam
yang laam membias dalam sepi dan hening....

Aku hanya terpana sejenak...menatapmu...
dan berharap padamu...kuharap engkau mau peduli padaku
mau merajut tali asmara ...bersamaku...
merangkai bunga melati dalam keharuman yang mewangi....

Semoga cintaku ini...merupakan cinta yang anggun...
yang abadi ...dalam kemilau cahaya sinar Pelangi yang berpendar....
yang tak kan pudar oleh senyuman sang waktu...
dan tak kan tergores oleh rintik hujan yang turun mendesir....