Puisi:
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Batu-batu mulai membuka pori-porinya
melangkah hati-hati dalam batas nafas yang mendesah
menjulur akar rindu yang tertawan dalam rongga dada
menguak antara harapan dan kenyataan
Jendela dan pintu hati sudah tertutup untukmu
meski harus berlomba dengan sang waktu yang terus bergulir
adakah cahaya kerinduan datang menjelang?
hanya angan dan khayal saja yang menjawabnya
Dinding tembok kerinduan sudah menutup untuk digerogoti
oleh serangga pemakan rumput ilalang yang pernah datang menjenguk
terhalang oleh dedauan teh yang datang menjelang
mengibas ekor unta dalam keramaian suara tak terdengar
Mengapa harus bertemu lagi denganmu
kalau itu akan membuka luka lama yang pernah tersayat
saat kau tak peduli lagi padaku
saat kau lebih peduli dengan temanku
Burung kenari bernyanyi merdu
hinggap di pohon nangka yang tegap dan gagah
memeluk dahan dan ranting dalam dekapan erat
menjauh pergi dari hati yang mendamba sentuhan lembut
lari dan menghilang dalam kabut putih yang menutup asaku
Tak ada lagi rasa sedih dan rasa duka di hatiku
meski kau datang membawa bunga melati dan bunga mawar kepadaku
aku tak lagi peduli dan tak lagi resah tanpa senyummu
karena kau bukanlah milikku seperti dalam mimpiku semalam
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar