Kamis, 08 April 2010

Puisi: Kehangatan pagi yang menyanjung

Puisi: Kehangatan pagi yang menyanjung
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 09 April 2010

Angin yang bertiup di temaram malam....
Sandarkanlah dirimu dalam keheningan malam...
resapi semua keindahan yang ada
nikmatilah malam yang indah ini
agar kau dapat merasakan sejuknya rengkuhan malam yang berhembus

Sang dewi malam telah tersenyum kembali untukmu
menyapamu ...dan membelai rambutmu yang tergerai indah
memeluk hangat keindahan kata bijakmu
dalam keheningan malam yang sepi senyap....

Kadang merdunya suara burung Camar terasa asing di relung hati
namun...kadang merdunya suara burung Kaka tua terasa indah di kalbu
mengapa suara hati terasa lain di hati yang menerpa....?
itu semua tergantung persepsi masing-masing hati yang mendengarkannya...

Biarkanlah bunga Mawar mekar di taman hati yang terpesona
biarkanlah sang Pelangi terus berlabuh di hati yang memikatnya
agar keindahan alam ini terus berkilau dalam sanubari hati
berkibar dan melambai bersama dengan sang Bintang di angkasa

Meski terasa getar dalam desah yang menggelora
namun...rasa itu tak perlu ditambahi dengan rasa yang lain
biarkanlah berjalan dan melangkah bersama
dalam peluk sang bayu yang semilir di pagi yang indah....

Aku mengerti kata bijak yang terurai
aku mengerti bahasa indahmu yang merunai
bahwa di atas awan masih ada awan yang putih berarak...
biarkanlah awan yang di bawah tersenyum indah bersama mentari pagi yang menerpanya...
yang memberinya kehangatan pagi yang menyanjung....

Rabu, 07 April 2010

Puisi : Seulas Senyum Untukmu

Puisi: Seulas Senyum Untukmu
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 08 April 2010


Seulas senyum untukmu telah kutorehkan di bibirku
untukmu yang jauh di sana
yang selalu memberiku semangat
yang selalu menantiku dalam penantian yang tersipu

Tergelitik aku untuk menyapamu di sini
dalam dunia maya yang menggapai diri
merengkuh dalam relung jiwa yang anggun
yang tersampirkan dalam rasa rindu yang menggelora

Pernahkah dirimu menyapaku dalam sentuhan bibirmu nan lembut
pernahkan dirimu mengenangku saat ku tersendiri dalam hening...
kuharap engkau selalu menantiku ...meski membias diri
namun...semangatmu selalu kugandeng dalam benak hatiku...

Memang terasa sepi saat kau tiada disampingku...
terasa ada yang hilang saat sang awan putih menyapa ku saat ku terlena
tapi..tak mengapa...mungkin waktu lain kan datang menyapaku
memberiku semangat lagi...meski kurasa masih jauh dari sapamu yang indah...

Sepoi angin nan lalu telah menyentuh ku...
mengajakku untuk memeluk anganku tentang bayang dirimu
yang tak pernah kusampirkan dalam relung hati yang menanti
bersama deburnya ombak di laut yang berkejaran dengan ikan-ikan kecil yang manis...

Senyum indahmu telah menghiasi seluruh sendi jiwaku
yang tak kan mungkin tergadaikan oleh sang waktu
yang mencolekku saat ku terlena dalam senyap...
menatap wajah cantik...bunga mawarku yang terindah...

Jagalah jemari hati ini dalam peluk hangatmu...
jangan kau gantikan dengan yang lain...
yang mungkin juga menantimu ...saat kau terlena dalam lelap...
karena...hatimu ...hanyalah untukku...yang ada di sini...di kejap matamu...

Puisi: Rasa untukmu

Puisi: Rasa untukmu...
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 08 April 2010


Sudah lama aku memperhatikanmu...
sudah lama ku pendam rasa ini ...untukmu...
namun ..tak jua terucap kata untuk itu...
meski kau ada di hadapanku...di depanku...

Aku sudah lelah untuk menyimpannya...
aku sudah letih untuk merasakannya...
akankah kubuka rasa itu untukmu...
saat kau ada di depanku...menyapaku...?

Tak ada keberanianku untuk itu...
aku terlalu takut untuk melangkah lagi...
rasa yang pernah menyentuh relungku
rasa yang pernah melukai hatiku....

Mungkinkah ...dikau mau mendengarkanku...
mau merasakan rasa itu yang kutujukan untukmu...
aku tak mau berspekulasi jauh...
spekulasi yang membuat diriku makin jauh dari asa ku...

Biarlah rasa ini kupendam dalam-dalam...
jauh dari rasa egoku yang menghiasiku...
jauh dari relungku yang terdalam...
kukubur dalam sepinya rasa diri ini...

Jauh sudah ku melangkah mendekatimu...
namun...rasa ini tak pernah kau tanyakan padaku...
rasa yang seharusnya aku utarakan padamu...
namun...aku tak berani ...daku takut melangkah lagi...

Ah...sudahlah...
biarlah rasa ini jadi kenangan terindahku ...
rasa yang tak perlu aku ungkapkan padamu...
biarlah daku mengalah..dan pergi dari jauh darimu...
dari rasa inginku padamu yang kudamba selalu....

Puisi: 08 April 2010

Puisi: 08 April 2010
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 08 April 2010


Terima kasih ya Tuhanku...
Engkau telah memberi kami kebahagiaan
kebahagiaan yang tiada terkira
yang kini...makin kurasa keindahan itu...

Gunung, Lembah dan Ngarai telah kami lalui bersama
semuanya telah memberikan kami rasa syukur kepada-Mu
betapa Engkau telah memberikan kami Anugerah yang terindah
untuk kami ...yang selalu berdoa untuk-Mu...

Ganasnya Laut, derasnya sungai dan gemuruhnya ombak telah kami hadapi bersama
semuanya memberikan rasa hikmah yang luar biasa
yang membuat kami merasa kecil dihadapan-Mu...
kami bersyukur dapat melalui semuanya ....karena pertolongan-Mu...

Kami menangis bersama ...saat kami tak mampu mengatasinya...
kami berdoa bersama...saat kami telah lelah dalam ketiada berdayaan diri...
namun.. karena pertolongan-Mu jualah...
akhirnya ...kami dapat bernafas lega...
Pertolongan-Mu telah menyelesaikan semuanya itu...

Kini...dengan rasa syukur kami mengucapkan terima kasih kepada-Mu...
rasa yang teramat bergetar saat kami panjatkan kepada-Mu...
rasa yang kami ungkapkan dalam bait kata yang terindah untuk-Mu...

Terima kasih ..untuk-Mu...Tuhanku...
karena kehendak-Mu...,kami dapat mengarungi bahtera angkasa kami
dengan layar yang terkembang lebar...
yang semua ini ...karena bantuan dan pertolongan-Mu ....kepada kami...

08 April 2010 ...waktu yang terindah...
genap 17 tahun kami mengarungi angkasa....terbang melayang bersama
merengkuh asa ...menggapai asa...nan jauh di angkasa...
meraih bintang dan memeluk Pelangi yang berpendar...

Hingga kini... kami dapat merengkuh kebahagiaan bersama
tersenyum bersama...dan berdoa bersama....
melangkah dan berlari bersama...dalam keceriaan yang menawan hati...
dalam naungan perlindungan-Mu... yang Maha Kuasa..., amien...

Puisi: Kemilau Langit

Puisi: Kemilau Langit
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 07 April 2010


Kemilau langit telah mematahkan rasa asaku
rasa yang pernah kupendam dalam diri ini
rasa untuk selalu bersamamu selalu...
namun...kini tak lagi terkuak dalam diri...

Terus kucoba untuk melangkah bersamamu
namun...ada rasa kelu yang terhampar di dada ini
yang menutup semua pori-pori rasa ini
yang tak kan bisa kuungkap dalam dunia maya

Entah kenapa rasa ini terus membayangiku
padahal daku berusaha untuk melupakan semua ini
namun...semakin kutinggalkan...rasa itu makin menghiasi diri
menyentuh dan meresap dalam relung dada yang terkuak ini

Aku hanya bisa mendesah...saat senja mulai mendekatiku
merengkuh dan merangkul diri yang termenung diri
menutup semua rasa indahku yang pernah menyentuhmu
yang kini...tinggal kenangan dalam keterpasungan diri

Sudahlah...biarlah rasa ini berlalu dariku
agar daku tak mengenangmu lagi...
agar dirimu bebas terbang seperti dulu lagi...
saat daku mengenalmu pertama kali....

Tak usah dikenang lagi diriku ini...
semuanya telah kembali pulih seperti sedia kala...
seperti yang kau inginkan ...
seperti yang kau harapkan...

Lepaskanlah beban diri ini bersama semilirnya sang bayu...
diri yang pernah bersama mu...
berlari dan saling berkejaran dalam cerianya langit yang membiru
saling menyapa dan saling merengkuh kata....

Daku kini tak bisa lagi tersenyum ceria bersama dirimu
yang kini...telah bersama sang bintang di angkasa
yang saling mengasihi ....
yang saling menyayangi....

Biarkanlah rasa ini berlalu dari tatap sorot matamu yang indah
yang selalu memandang keindahan dari rasa diri
yang pergi mencari asa dalam kemandirian
mencari cahaya keindahan yang pernah hilang dari diri ini
yang 'kan kutemukan...dalam kehangatan mentari pagi yang menjelang....

Senin, 05 April 2010

Puisi: Temaramnya lilin yang redup

Puisi : Temaramnya lilin yang redup
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 06 April 2010


Keinginanku sudah jelas kuutarakan padamu
yang sudah memendam rasa rindu yang bertahun
yang tak kan pudar oleh kuas sang Pelukis
dan tak kan hilang tertelan kabut putih yang mengikis

Apakah aku harus kembali mengutarakannya kepadamu...
kalau itu hanya akan membuat luka di hatiku
yang pernah kunyatakan kepadamu...saat kau memandangku
saat kau memberiku waktu untuk membuka hatiku....

Sudah...sudahilah rasa sesal ini...
rasa yang tak kan mungkin kembali berpijar lagi...
rasa yang pernah kemilau dalam angan diri ini
rasa yang akhirnya tak kan dapat membias dalam dirimu...

Mungkin...aku harus mundur dari asaku yang melelahkan...
mungkin...aku harus merelakan asaku pergi ...bersamamu...
yang tak kan kembali lagi ...bersamaku...
yang kini...menjauh dari rasa itu lagi....

Kusadari....
semuanya adalah permainan kata hati ini...
hati yang terlalu ingin menggapaimu...
yang ternyata...hanya angan yang melayang pergi...
entah kemana....

Aku tak tahu...
kemana daku harus melangkah lagi...
karena dirimu kini...telah pergi...
bersama sang bayu yang menggandeng keinginan hatiku...
untuk selalu bersamamu....

Kutatap sang Mentari yang tersenyum indah padaku...
sinarnya telah menghangatkan kembali rasa percaya diriku
meski ...aku tak bisa bersamamu lagi...
namun...ku tetap mengenangmu selalu....
sebagai bunga mawar yang pernah menyentuh relung hati ini...
hati yang pernah ada di hatimu....saat itu...

Debu pasir terus berayun lirih
menguap rasa yang pernah ada di diri ini
melangkah pergi menjauh dari sanubari hati
yang pernah menatap lembut keindahan kata darimu...di sini...
di peraduan hati yang tersandar lirih dalam temaramnya lilin yang redup...

Puisi: Malam mulai rintik

Puisi: Malam mulai rintik
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 06 April 2010


Malam mulai rintik turun dari singgasananya
memadu janji dengan sang rembulan di pucuk Pinus
menggapai asa yang terukir indah di hati harapan
menatap lembut pada sang kabut malam yang tersipu malu...

Keheningan malam terasa bagai senandung lagu yang harmonis
merindu dan melelapkan bagi sang Pelangi yang terlena
membuai angan yang melayang terbang menepi
menyejukkan hati yang dilanda kegundahan rasa

Nada irama kata yang kau sampirkan di relung hati
makin mempesona rasa hatiku yang dilanda kepasrahan
pasrah akan ketulusan sikapmu yang lugu...
pasrah akan keinginanmu yang menggebu ...padaku...

Waktu terus menapak jejak yang tak terhapuskan
menatap sang Mentari pagi yang turun menyapa lembut
pada sang embun pagi yang ingin kehangatan rasa
rasa akan tegarnya hati dan kokohnya jiwa yang simpatik
membuai angan dalam semilirnya rerumputan pagi yang ceria...

Tatapan lembut sang Awan meruntuhkan relung hati ini
membuyarkan lamunan sendu yang tertutup kelabu
membangunkan asa yang tersemai lirih dalam getar merindu
mengangkat jejak asa yang tersentuh keinginan hati
untuk selalu bersama ...denganmu....selamanya...

Hati ini tak kan bisa membohongi diri
rasa ini tak kan bisa melupakan kerinduan diri
terus merayap perlahan namun ...pasti...
menelingkupi keinginan untuk selalu dekat denganmu...

Mengapa rasa ini selalu mengikuti diriku...
kemana pun daku pergi...melangkah...
membayang rasa yang tak tergapai...
meski luruh...namun..ketegaran hati selalu kusanjung...
agar tidak terputus dengan asa yang menghentak ku...

Tak kan kubiarkan anganku melayang ...terbang..
tak kan kubiarkan asa ku luruh dalam semai rerumputan pagi...
kan kuraih rasa citaku yang tertinggal
kan kudapatkan kembali rasa bahagia ku ...bersamamu...
yang pernah hilang tertelan oleh sang waktu yang melenakan ku....

Puisi: Lentera hatiku

Puisi: Lentera hatiku
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 5 April 2010


Belahan jiwaku....
bagiku...kau adalah lentera hatiku yang terindah..
yang tak kan pudar karena tiupan sang bayu..
yang tak kan padam karena hempasan rasa letih ku...
semuanya menyala indah dalam temaramnya pelita hatiku...

Saat ku lara...kau sembuhkan luka hatiku...
saat ku sedih...kau nyalakan api kegembiraanku...
saat ku letih...kau kobarkan semangat nan tak kunjung padam
yang semuanya ...membuatku merasa semakin sayang padamu...

Belahan hatiku....
mengapa kita baru berjumpa saat siang sudah menjelang
saat sang mentari sedang teriknya di hamparan hatiku
tapi....itu tak memadamkan rasa sayang ku padamu...
yang selalu menerimamu ...apa adanya...

Separuh jiwaku....
semakin hari ...rasa sayang ini semakin berkobar dalam jiwaku...
kini...semakin kurasakan api kasmaran menyala dalam sepinya hatiku
yang jauh dari rasa sentuhan bunga mawar jemarimu
yang kini...kurasakan ...makin membara dalam peluk hangatmu yang erat...

Kemilau hatiku...
bukalah pintu hatimu lebih lebar lagi...
agar daku dapat memasuki relung hatimu yang terdalam...
agar kutahu...apakah dirimu pun ...sayang padaku...
atau..hanya anganku saja yang membara di pelupuk mataku...

Mungkin...pertemuan ini membawaku ke danau sepimu
yang lama tak tersentuh oleh derai air hujan yang rintik
yang tersemaikan dalam rasa penantianmu yang tak bertepi
yang kini...pudar karena kehadiranku di hatimu...

Permata hatiku....
Apakah di hatimu...masih ada cinta untuk ku...
apakah di dirimu masih mengharapku untuk bersanding denganmu...
yang dulu ...tak pernah ada di dalam hatimu yang tersendiri...
yang kini...kucoba untuk membuka pintu hatimu ...untuk ku...

Aku merasa...kau adalah pilihan jiwaku...
yang tak pernah kuimpikan dalam bayang mimpiku...
namun...dalam alam kehidupanku...kau hadir dalam sesaat...
saat sang Pelangi tersenyum kemilau untukmu...menggapaimu...

Berilah daku ..sentuhan cintamu yang tulus...
agar daku dapat memandang dunia ini bagaikan sorga untuk ku...
yang akan selalu kujaga kehormatan dan kesantunan ini...
untuk kita berdua...kini..hingga akhir nanti...selamanya...

Puisi: Kubiarkan rasa ini

Puisi: Kubiarkan rasa ini
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Jakarta, 5 April 2010

Kubiarkan khayal dan anganku berlari kesana kemari
terlepas dari raga yang terbujur pasrah
bergandeng tangan dengan sang impian
yang tersenyum mempesona hati indah

Kubiarkan anganku meraih jemari hatimu
yang tersendiri dalam sepi
yang terkulai dalam lelahnya hati yang membisu
mengusap tangis dalam relung yang merindu

Kubiarkan impian ini terus berlari mengikuti bayang indahmu
mengikutimu ...kemana dikau pergi...
menggandengmu saat kau hendak jatuh di peraduan
dan memeluk hangat jemarimu yang mendamba sentuhanku...

Kubiarkan daku terlena dalam kepasrahan hati
yang mengetuk pintu hati yang tertutup rapat dan membisu
memendam rasa sunyi dalam diri yang tergadaikan
memacu semangat untuk terus melangkah berderap...

Ini kah rasa yang kau inginkan dariku...?
inikah kehangatan jiwa yang ingin kau sentuhkan padaku...?
agar daku terlelap dalam impian yang menyilaukan ku...?

aku tak ingin ini membungkus perisai jiwaku dalam-dalam...
maka ...kubiarkan daku luruh dalam dekap angin yang menderu
yang bersenandung irama lagu .....a time for us...
yang selalu kudengarkan saat kubuat puisi untuk mu ...seorang...

Kubiarkan dirimu bernyanyi untuk ku...
kubiarkan daku ...terlelap dalam peluk erat kehangatanmu...
kubiarkan dirimu menatap lembut sorot mataku yang sayu...
agar daku bisa merasakan sentuhan indahmu di kalbuku...

Kubiarkan semuanya berlalu bagaikan semilirnya sang bayu...
dan aku..tak ingin...ini hilang dari ingatanku...
yang hanya sekejap mata saja kurasakan rasa itu...
saat kau meremas jemariku dengan sentuhan rasa yang terindah bagiku...
rasa yang kan kukenang dalam impian yang terindah untuk ku....

Puisi: L e l a h

Puisi: L e l a h
Oleh: Andin Adyaksantoro
andinadyaksantoro@ymail.com
http://pelangipelangiku.blogspot.com/
Yogyakarta, 4 April 2010

Saat senja mulai temaram dalam cahayanya...
saat itulah diriku mulai menidurkan diri
terlelap dalam letihnya hati yang pasrah
terkulai lelah menanti hari esok nan ceria...

Saat kudengar alunan suara merdumu...
aku tak bisa tergerak lagi 'tuk melangkah
tak bisa lagi lari dalam cerianya hati
semuanya telah pudar dalam kemilaunya lentera hati....

Debur ombak telah lelah bergemuruh di dada
hempasan batu karang telah luluh dalam keheningan hati
terasa sunyi saat kuberhening diri
dalam redupnya lilin hati yang mendinginkan sukma

Alam terasa menangis saat mentari lelah berpijar
kicau burung berhenti merajuk saat sang awan tertunduk luruh
menepi dalam keheningan senyap...
memisah kata dalam beragam kalimat yang tak terjawab....

Gemericik suara air yang mengalir di danau
telah mengusik keheningan jiwaku
yang lelah menatap diri dalam bercermin
meniti lembah kesunyian yang merasuk sendi relungku
memimpikan bayang indahmu yang terbang lepas ....bebas... dariku...

Himpitan di dada ini mulai terurai ...terlepas
satu persatu melangkah pergi menjauh
satu persatu berlari mengikuti arah angin
mencari pesona diri yang tergadaikan asa yang berpaling....